Share

23. Khilaf

Pukul enam pagi, sarapan sudah siap. Sambil menunggu Panji turun, Selma beberes rumah, dan menyapu halaman dari daun-daun basah sisa hujan semalam. Tetapi hingga pukul tujuh, Panji belum juga turun. Selma curiga, sekaligus khawatir. Ia terpaksa naik ke lantai dua, dan coba membangunkan pria itu.

"Mas, kamu gak ke rumah sakit? Sudah jam tujuh." Selma mengetuk pintu.

Belum ada jawaban.

Selma kembali mengetuk dan memanggil nama sang suami.

Masih juga tidak ada respons.

Selma terpaksa mendorong pintu kamar itu hingga terbuka. Ia terkejut, mendapati Panji meringkuk di ranjangnya, dengan memeluk sebuah foto. Foto Amanda! Wajahnya pucat. Selma menyingkirkan foto itu. Ia menyentuh kening Panji. Astaga, demam! Dokter muda itu masuk angin.

Hari itu, Selma merawat Panji yang sedang sakit. Badannya demam, juga berkeringat dingin. Lemas dan lebih banyak tidur. Bahkan saat disuapi makan, Panji seolah tidak sadar itu dari tangan Selma.

Tiba-tiba, Panji menangis. "Maafin aku ya. Aku sudah membuat kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status