Di depan markas kemiliteran, suara tembakan terdengar bersautan.Gerombolan preman bersenjata melepaskan tembakan melalui balik mobil anti peluru.Letjen Charles yang tengah bersembunyi di balik dinding langsung menghubungi Adam."Selamat Sore Jendral," ucap Letjen Charles."Ya selamat sore, aku akan segera ke sana sekarang!" seru Adam melalui sambungan telepon."Baguslah jika Jendral sudah mengetahuinya. Kami dalam keadaan genting dan membutuhkan Jendral sekarang! Jumlah mereka terlampau banyak dibanding pasukan kami," ucap Letjen Charles."Apakah kamu sudah mengumpulkan seluruh pasukan?" tanya Adam."Sudah Jendral. Tapi tetap saja massa mereka terlampau banyak. Seluruh Pasukan di markas Kota Houston sedang dikerahkan untuk melakukan penyerbuan ke Hutan Terlarang hari ini. Di markas ini tersisa pasukan penjaga!""Baik, aku akan segera kesana," ucap Adam, lalu sambungan telepon diakhiri.Kemudian Charles kembali meletakkan ponselnya di saku celana. Lalu menghubungi pasukannya melalui
"Siap Jendral!" jawab pasukannya."Rapat hari ini saya nyatakan selesai. Kalian bisa kembali ke dalam markas!""Siap laksanakan!" Dengan serentak pasukan menjawab.Setelah itu, rapat pun dibubarkan. Dan para pasukan kembali ke dalam markas.Letjen Charles tampak berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Adam."Maaf Jendral,""Ya, ada Apa Letjen Charles?" tanya Adam."Aku mendapat laporan dari seorang prajurit yang melakukan perekrutan tentara cadangan di kota Houston Barat. Saat pelaksanaan ada beberapa orang yang tiba-tiba datang dan membuat kerusuhan. Beruntung para pasukan yang berjaga sudah berhasil menangkap para pelaku. Di antara para pelaku tersebut mengatakan bahwa mereka diperintah oleh orang kuat dari negeri seberang. Yaitu Ricky Julian," ucap Letjen Charles.Mendengar itu, Adam semakin meradang. Dan ia berkata, "Tidak jera juga Ricky mengganggu Negeri kita!""Tolong perketat penjagaan. Jangan sampai ada yang mencoba menghalangi apalagi berupaya menyerang calon Tentara Cadangan ki
Melihat Sang tuannya dipermalukan, para pengawal Ricky langsung naik pitam.Sebuah senjata Revolver tiba-tiba dikeluarkan dari balik baju."Hentikan perbuatanmu!"Daarr!Satu tembakan dilepaskan ke arah langit-langit restoran.Para pengunjung seketika berhamburan dengan begitu ketakutannya. Mendengar suara letupan dari senjata api yang menggelegar.Tindakan arogan yang dilakukan Ricky dan para pengawalnya. Telah menyulut api kemarahan di benak Adam.Adam menunjuk ke arah para pengawal itu."Kalian telah mengusik pengunjung restoran ku! itu sama saja menantangku!"Adam menghampiri para pengawal Ricky yang tengah berdiri itu dengan mengepalkan kedua tangannya.Kali ini Para pengawal Ricky memiliki keberanian untuk menghadapi Adam. Mereka menyambut langkah kedatangannya dengan sebuah todongan senjata ke arah Lusiana."Jika kau bergerak, kami tak segan-segan melepaskan tembakan ke arah istri dan anak mu!" seru salah satu pengawal Ricky, mengancam.Namun Adam tak menggubris ancaman itu. Ri
Nafasnya memacu begitu kencang bersama emosi yang membara dalam dada.Tatapannya begitu tajam mengisyaratkan dendam.Dalam kegelapan hutan, Ricky tak sedikitpun merasa gentar. Ia melangkah memasuki belantara untuk mencari jalan keluar.Rembulan yang tampak bersinar terang. Sedikit membantunya dalam melangkah.Dalam dadanya ia berkata, "Akan ku habisi kau nanti, Adam Rudiant!"Sebuah janji tertanam dalam benak yang menghitam."Aku harus menghubungi anak buahku," Ucap Ricky. Lalu ia merogoh kantungnya untuk mengambil ponsel.Namun saat ia menyalakan ponselnya. Ternyata ponsel telah mati terendam air."Sial!"Prakk!Ricky melempar ponselnya ke tanah. Lalu ia melanjutkan langkahnya untuk mencari jalan keluar dari belantara yang begitu gelap.Di perjalanan, tiba-tiba terdengar suara seret langkah kaki yang menyentuh dedaunan kering.Ricky seketika berhenti lalu menoleh ke suara itu. "Hey, siapa di sana?!"Suara itu pun seketika berhenti. Ricky kembali melanjutkan langkahnya. Dan tiba-tiba,
Sebuah batu melesat cepat ke arah kepala Ricky.Ricky seketika mengelak dari lemparan itu dan saat ia kembali menghadap ke depan. Tiba-tiba sang pembunuh itu telah menghilang di antara kegelapan.Ricky menoleh kesana kemari mencari keberadaannya. Namun, tak juga menemukan batang hidungnya."Hey keluar kau pecundang!" seru Ricky.Ia menghadap ke atas pohon. Namun tak juga mendapati pria berpakaian lusuh penuh darah itu."Akh! Pria sialan!" Ricky menggerutu, seraya memukul batang pohon di hadapannya.Bruuk!Pohon itu hingga bergoyang-goyang terkena pukulan keras Ricky.Lantas Ricky kembali melangkah untuk mencari jalan keluar.Diam-diam, Pria itu terus mengintainya dalam keheningan.***Di kala pagi telah menjelang, di istana Rudiant yang begitu megah dengan suara-suara burung yang bernyanyi di pepohonan.Kali ini, di taman istana Rudiant akan diadakan sparring antara pengawal yang merupakan bentuk dari proses kenaikan tingkat ilmu bela diri yang dipelajari.Adam duduk di sebuah bangku
Adam maju ke hadapan Ricky. Dan melindungi Ducky dari serangannya."Dia bukanlah lawanmu. Akulah lawanmu! Sekarang, mari kita buktikan, siapa yang terkuat!" Adam berdiri tegak menantang.Ricky tersenyum kecut dan berkata, "Tentu saja aku terima tawaran kalian berdua!"Tiba-tiba ia melompat ke hadapan Adam dan menyabetkan sebuah belati yang dikeluarkan dari celananya.Adam dengan cepat menghindari serangan. Lalu menendang perut lawannya dengan keras.Baak!Ricky terhempas tubuhnya terkena tendangan. Dan tampak belati itu terlempar dari tangannya.Ducky langsung berlari untuk mengambil belati itu.Saat Ducky mencoba menghunuskan belati ke arah leher Ricky yang terkapar. Ricky menangkap belati itu dan terjadi tarik menarik di antara mereka.Ricky langsung menendang Ducky hingga terpental.Ducky terhempas tubuhnya terkena tendangan."Pak Ducky! Biar aku yang melawannya!" Adam berteriak kala melihat Ducky terkapar.Dan ia langsung melompat ke hadapan Ricky. Sebuah pukulan seketika mengarah
Berita kematian Ricky telah sampai di telinga Jendral Rio. Melalui kabar burung dari anak buahnya.Di ruangan pribadinya, Rio tengah duduk dengan mengepalkan kedua tangannya. Pandangannya tampak menatap tajam mengisyaratkan dendam."Adam telah menghancurkan semua rencana kita! Jika saja aku bisa membunuhnya. Sudah ku cincang tubuhnya!" ucap Rio, murka."Mungkin kita bisa mencelakainya dengan cara lain Jendral. Jika dia tidak bisa kita taklukkan. Kita bisa alihkan kepada keluarganya," ucap Wolf yang tengah berdiri di sampingnya.Jendral Rio menoleh ke arah Wolf. "Kau pikir mudah untuk melakukan itu? Semua orang sudah melakukan hal itu. Tapi tak mudah untuk melakukannya," ucap Jendral Rio.Dan Wolf pun tampak terdiam seketika setelah Jendral Rio mengatakan itu.***Di depan istana Ricky, seluruh pasukannya menyambut kedatangan Sang Tuan Besarnya dengan duka yang mendalam.Mereka tengah mengadakan upacara kematian. Yang dihadiri oleh seluruh keluarga.Setelah itu, peti jenazah dibawa ke
Tiba-tiba seseorang bertubuh tegap keluar dari sebuah mobil Jeep hitam dengan mengunci leher seorang wanita.Adam terkejut hingga terbelalak matanya memandang wanita itu."Lusiana!"Ternyata, ia adalah istrinya yang tengah terikat kedua tangan. Serta mulutnya tersumpal sebuah kain."Itulah akibatnya jika kau berani membuat masalah. Aku akan membalas kematian ayahku dengan membunuh wanita ini!" Seru seorang pemuda yang bertubuh besar dengan tinggi 195 cm di hadapan Adam.Adam memandang tajam mata Ruly dan berkata. "Jika kau berani menyentuh dia. Maka kepalamu akan ku potong!"Ruly seketika menoleh ke arah pengawalnya yang mengunci leher Lusiana."Bunuh dia!"Tiba-tiba, sebuah pistol revolver dikeluarkan dari balik celananya.Saat pengawal itu hendak mengarahkan pistolnya ke kepala Lusiana. Tiba-tiba seorang penembak jitu berhasil menembak kepala seorang pengawal Ruly hingga tewas di tempat.Lusiana langsung menundukkan kepala. Dan keadaan menjadi semakin kacau.Adam melompat tinggi da