Share

Bab 10

"Tentu saja, aku mendengar dari teman aku yang kerja di Permana Group, kalau perusahaan tersebut sedang merencanakan tiga proyek besar dalam waktu dekat ini. Dan semua itu dilakukan oleh Permana Group untuk mensejajarkan diri dengan Sanjaya Corp," jawab Tommy meyakinkan.

Nadya berpikir sejenak. Dia mulai tertarik untuk bisa mendapatkan salah satu proyek tersebut.

“Aku akan berusaha membujuk Om Bastian agar memberikan salah satu dari ketiga Proyek besar itu,"ucapnya dengan penuh keyakinan.

"Bagus, aku harap juga begitu. Yang penting kuncinya kamu bisa memberikan yang berkesan pada Om Bastian, hingga orang tua itu semakin lengket sama kamu, dan aku yakin, kalau sampai kamu bisa membuat orang tua itu menjadi Budak Cinta kamu, maka semua keinginan kamu akan dikabulkannya, dan kamu akan semakin dekat dengan tujuan kamu yang sebenarnya.”

Vinna terus membakar semangat Nadya agar jangan menyerah untuk menggapai semua cita – citanya menghancurkan Margareta. Dan jalan satu – satunya yang paling mudah adalah melalui Bastian.

"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa menyenangkan Om Bastian. aku akan berusaha untuk membuat Om Bastian tidak bisa lepas dari cengkraman aku. Tapi…" 

Nadya menjeda ucapannya dia seperti memikirkan sesuatu.

"Tapi apa? Apa kamu ragu untuk melakukan semua itu?" tanya Vinna dengan cepat.

"Tidak, aku Cuma tidak mau kalau harus jadi wanita simpanan Om Bastian. aku hanya takut, nantinya aku tidak bisa lepas dari cengkraman Om Bastian. aku juga punya keinginan untuk menjalin hidup normal layaknya orang – orang diluar sana.”

Vinna dan Tommy terdiam. Mereka pun berpikiran sama dengan Nadya. Kalau sampai Bahtiar Permana merasa nyaman dengan Nadya, maka akan sangat sulit bagi Nadya untuk bisa melepaskan diri. Mengingat Bahtiar Pernama tidak akan pernah bisa dengan mudah melepaskan wanita yang masih dia butuhkan dan diinginkan.

"Benar juga sih, tapi, situasinya sudah setengah jalan. Kau sendiri yang sudah mengambil keputusan untuk menjadikan Om Bastian sebagai alat untuk melaksanakan rencana kamu membalas kekejaman Margareta pada kamu selama ini. Kalau toh Om Bastian merasa nyaman ama kamu, itu malah lebih bagus menurutku. kamu bisa dengan leluasa mengendalikan Om Bastian. Tapi semuanya terserah kamu, Nad.”

Nadya terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Vinna barusan. Menurutnya, apa yang dikatakan Vinna ada benarnya. Semuanya sudah terlanjur. 

Dirinya sudah tidak lagi memiliki kehormatan yang harus dipertahankan. Sudah terlambat bagi Nadya untuk mundur, karena semuanya sudah terlanjur. Jalan satu – satunya hanyalah secepatnya bisa membalas semua sakit hati selama ini terhadap Margareta.

Sepertinya sangat masuk akal perkataan Vinna yang mengatakan bahwa, kalau Bastian merasa nyaman dengannya, maka itu jalan terbaik buatnya untuk mempercepat tujuannya menghancurkan Margareta sehancur – hancurnya.

"Kamu benar, Vin. Situasinya sudah terlanjur, tidak ada alasan bagi aku untuk ragu dalam hal ini. aku harus maju terus demi cita – cita aku untuk secepatnya membuat pelakor itu jadi gelandangan. aku siap dengan resiko apapun yang akan aku dapatkan nantinya, walau pun aku harus selamanya menjadi simpanan Om Bastian.”

Vinna tersenyum sambil menepuk bahu Nadya dan berkata. 

"Kamu gak usah khawatir, pria seperti Om Bastian tidak akan mungkin menjadikan kamu simpanan secara resmi. dia lebih suka menjadikan kamu sebagai pelacur tetapnya dia. Jadi, kamu masih bisa bebas menjalin hubungan dengan pria lain selama tidak ketahua oleh Om Bastian," jelas Vinna.

Nadya tersenyum lalu bertanya. "Terus, bagaimana dengan Bos Daniel? Apa dia sudah siap untuk mengerjakan proyek yang akan aku dapat nanti dari Om Bastian?”

"Sudah dong, aku semalam sudah ngobrol dengan Bos Daniel Bersama Tommy. Dan Tommy sendiri ikut meyakinkan bos Daniel, kalau kamu akan berhasil mendapatkan proyek yang diincar bos Daniel tersebut.”

“…Saat mendengar hal itu, Bos Daniel merasa senang. Dia berharap bisa secepatnya proyek tersebut didapatkan. Dan bukan hanya itu saja, Bos Daniel juga masih penasaran sama kamu. Dia berharap, dalam waktu dekat kamu bisa menemaninya makan malam,"jelas Vinna sambil tersenyum.

"Hanya makan malam?" tanya Nadya belum paham.

"Kamu ini gimana, yang tentu saja bukan sekedar makan malam semata. Tapi setelah makan malam, dia juga ingin makan kamu. Bos Daniel tidak bisa nyenyak tidur sebelum bisa merasakan kehangatan tubuh kamu.”

Vinna dan Tommy terkekeh lucu mendengar pertanyaan Nadya barusan yang seolah – olah belum paham dengan tujuan Daniel sebenarnya.

"Oh…," Nadya memajukan mulutnya membentuk huruf O. 

"Nanti aku pikirin dulu kalau masalah itu. Untuk sementara, aku hanya ingin focus pada rencana aku dulu mendapatkan perhatian Om Bastian, agar aku lebih leluasa mendapatkan apa yang aku inginkan. aku gak mau semuanya berantakan, karena aku mencoba mencari uang dari pria lain.”

Vinna mengangguk setuju dengan pemikiran Nadya. Memang benar, Nadya harus lebih focus pada rencananya. Membuat Bastian nyaman bersama Nadya adalah hal yang lebih penting, mengingat banyak sekali keuntungan yang akan didapat oleh Nadya jika bisa membuat Bastian merasa puas setiap kali tidur dengan Nadya.

Tidak ada perbincangan yang berarti diantara mereka bertiga. Yang terdengar hanyalah gossip – gossip ringan serta percakapan – percakapan tentang bagaimana caranya untuk bisa memuaskan seorang pria, mengingat Nadya masih nol pengalaman dalam masalah seperti itu.

Kita kembali pada Margareta yang sangat ini sedang merasa Bahagia, setelah mendengar berita tentang kematian Vicktor Batubara, Notaris yang membuat dan menyimpan Surat Kuasa asli milik Gandi Wijaya.

Selama satu minggu Margareta tidak mendengar kabar dari Marko yang diberi tugas untuk mencuri dan menghabisi Vicktor Batubara, dan beberapa saat yang lalu. Marko pun melaporkan, kalau pekerjaannya sudah selesai, namun surat wasiat yang ditulis Gandi Wijaya tidak berhasil ditemukan.

Perkataan Marko itu diperkuat oleh berita di Televisi dan media sosial yang sedang Viral, dimana Notaris Vicktor Batubara dinyatakan meninggal dunia di kantornya. Dugaang sementara pihak Kepolisian Korban di Bunuh, karena ada beberapa luka memar serta jeratan dileher Korban.

"Bagus, kau memang bisa diandalkan Marko. Walau pun gagal mendapatkan surat wasiat itu, tapi setidaknya, saksi dalam pembuatan surat wasiat itu sudah tidak ada. Dengan demikian, si Nadya selamanya tidak akan mengetahui kalau ayahnya ternyata mewariskan semua kekayaan atas nama dia.”

Margareta tersenyum puas dengan hasil yang dicapai oleh Marko dan anak buahnya. Walau pun Marko tidak berhasil menemukan surat wasiat itu, tapi hilangnya Victor Batubara sudah cukup baginya untuk merasa Bahagia, karena tidak akan ada yang bisa memberi tahu Nadya tentang surat wasiat itu.

"Mulai sekarang dan seterusnya, aku yang berkuasa atas kekayaan peninggalan mas Gandi Wijaya, walau pun tidak bisa dibalik namakan, tapi setidaknya aku masih bisa menikmati hasil dari perusahaan Wijaya Group.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status