“Terus, apa yang akan abang lakukan untuk menyelamatkan Mba Nadya? Apakah kita juga akan melenyapkan si Abian Abigail?” tanya Yoga penasaran.“Sepertinya untuk kali ini kita biarkan saja si Abian melakukan apa yang dia inginkan. Yang paling penting adalah, Nadya bisa mendapatkan pembaharuan kontrak proyek tersebut.” Niko menarik nafas sebentar, lalu kembali berucap. “Ada tugas buat kalian berdua.”Niko Menyapu pandangan kearah kedua anak buahnya. “Cari tahu tentang semua kekayaan milik Gandi Wijaya yang belum dibalik namakan oleh Margareta. Laporkan setiap perkembangannya padaku setiap waktu. Apa kalian paham?!”“Paham bang!” sahut keduanya dengan sigap.“Bagus! Laksanakan sekarang juga. Aku akan mengawasi setiap Langkah Nadya, agar dia tidak terjebak oleh permainan bisnis kotor Permana Group,” ucap Niko tegas.“Maaf bang.” Niko menoleh kearah Thomas, “Apa abang akan membiarkan kekasih abang kembali tidur dengan pria lain?” tanya Thomas dengan nada ragu – ragu, takut kalau pertanyaany
Nadya terkejut, matanya seketika membulat, Nadya tidak menyangka kalau ternyata Abian Abigail mengenal ibu tirinya.“Pak Abian mengenal Margareta?” tanya Nadya penasaran.Abian tersenyum, dia bisa melihat ada ketakutan dari sorot mata Nadya. Dan tentu saja, situasi ini sangat menguntungkan bagi Abian Abigail untuk semakin menekan Nadya, hingga akhirnya Nadya akan bersedia menemaninya tidur malam ini.“Masalah saya mengenal Margareta atau tidak, itu bukan hal yang penting.” Abian Abigail menyandarkan punggungnya. “Saya tahu bahwa kamu sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan milik Daniel, dan sudah menerima uang darinya. Dan kalau Kontrak itu tidak diperbaharui, atau dilakukan kontrak ulang dengan saya, maka kontrak yang kamu pegang sekarang itu sama sekali tidak memiliki kekuatan. Karena keputusan pembayaran untuk proyek itu ada ditanganku.”Nadya menatap Abian Abigail sambil bertanya dengan tegas. “Langsung saja pak Abian, apa sebenarnya yang bapak inginkan dari saya?”Abian Abigai
“Tidak usah, yang paling saya ingin saat ini menuntaskannya denganmu, Nadya,” jawab Abian sambil menarik tubuh Nadya, namun dengan cepat Nadya menahannya.“Apalagi yang kamu tunggu Nadya!” ucap Abian Abigail terlihat semakin frustasi, karena Nadya terus menolak.“Sabar dulu Om,” ucap Nadya sambil berdiri dan tersenyum puas pada Abian Abigail yang terlihat semakin masam, karena merasa dipermainkan oleh Nadya.Nadya mulai melepas gaunnya memberikan pemandangan yang membuat Abian Abigail terbelalak. Sama halnya dengan Bastian dulu, Abian pun terkesima melihat keindahan tubuh Nadya.“Cantik! Sempurna!” gumamnya sambil menelan ludah.Nadya kembali tersenyum lalu berjalan menghampiri Abian yang sudah terlihat semakin tidak sabar. Dan itu dibuktikan dengan tangannya yang cepat meraih pinggang Nadya dan menariknya. Abian mulai menciumi dua bulatan kembar yang ada didada Nadya.Kali ini Nadya tidak menolak. Gadis itu hanya memejamkan matanya, dan membayangkan kalau laki – laki yang sedang memu
Nadya Wijaya berjalan memasuki lobby hotel setelah turun dari taksi yang mengantarkannya beberapa detik yang lalu.Dia datang untuk menemui seseorang sesuai perintah Margareta, ibu tirinya, yang berjanji akan membiayai operasi Naimah ibu kandungnya, yang saat ini terbaring di Rumah SakitDengan menggunakan Lift Nadya pun akhirnya tiba di lantai delapan, tempat di mana kamar orang yang menginginkan kegadisannya sedang menunggu. Setibanya di depan pintu kamar hotel, Nadya pun langsung menekan bel, dan tidak berselang lama pintu pun dibuka."Jadi, kaulah yang dikirim Margareta untuk menemaniku?”Nadya tidak menjawab. Dia hanya mengangguk sambil sedikit menyunggingkan senyum hambar untuk memberikan kesan ramah pada pria itu."Sungguh luar biasa, Margareta sangat tahu betul selera yang aku inginkan. Seorang gadis muda yang cantik dan masih perawan." Tanpa basa – basi lebih lama lagi, Pria itu pun langsung meraih lengan Nadya dan menariknya masuk ke kamar hotel.Nadya pun tidak bisa menolak,
Nadya langsung menghamburkan tubuhnya memeluk tubuh wanita berusia sekitar empat puluh lima tahun, yang kini sudah terbaring tanpa bergerak lagi. Sekujur tubuhnya kaku dan membisu."Ma… Maafkan Nadya, karena tidak bisa menemani mamah disaat – saat terakhir. Nadya tidak bisa menemani mamah saat Operasi tadi," lirihnya sambil tidak berhenti terisak.Hati gadis cantik itu menjerit menyesali karena tidak sempat melihat sang mamah untuk terakhir kali. Beberapa jam yang lalu, Nadya pamit sama mamahnya akan mencari pinjaman uang untuk biaya operasi.Nadya sengaja tidak berkata terus terang, kalau dirinya akan menjalankan keinginan Margareta menemani Bastian Permana, yang berjanji akan membayar semua biaya operasi mamahnya dan juga biaya perawatan lainnya.Namun sangat disayangkan, Naimah tidak bisa bertahan, dan harus menghembuskan Nafas terakhirnya sekitar satu jam yang lalu. Dan tentu saja ini menjadi pukulan berat bagi Nadya, yang sebelumnya merasa yakin kalau mamahnya bisa diselamatkan s
"Aku kehilangan harga diri, tapi aku tidak mendapatkan apapun seperti yang dijanjikan oleh perempuan pelakor itu. Makanya, hari ini aku akan satroni rumah wanita itu, dan aku akan membuat perhitungan dengannya.”"Tapi, Nad. Itu sama saja dengan bunuh diri. kamu kan tahu bagaimana liciknya wanita itu. Justru kehadiran kamu kesana akan membuat wanita itu semakin menindas kamu." Vinna mencoba menghalangi maksud Nadya yang berniat mendatangi kediaman Margareta.Vinna pun kembali menambahkan, "Saran aku, sebaiknya sekarang kita utamakan dulu mengurus Jenazah tante Naimah, masalah balas dendam pada wanita itu, kita akan cari cara nanti.”"Nad…" Vinna meraih tangan Nadya dengan lembut. "Sebaiknya sekarang kita kembali kedalam, kita selesaikan dulu uruan Almarhumah tante Naimah, dan membawanya pulang ke rumah untuk dimakamkan. Aku janji, aku akan bantu kamu mencari cara yang lebih baik untuk menghancurkan Margareta.”***Nadya pun akhirnya luluh, dan berjalan Bersama Vinna untuk kembali ke da
Terdengar bisikan – bisikan negatif dari berapa orang yang berkerumun di lokasi kejadian.Melihat sahabatnya dipermalukan di depan umum, Vinna yang tadinya terdiam pun akhirnya angkat bicara. "Jaga mulutmu Margareta! Nadya bukan tipe cewek seperti itu!" teriak Vinna mencoba menutupi kebenaran tentang Nadya."Aku tidak asal bicara! Aku mengatakan yang sebenarnya, kalau kau tidak percaya, kau tanyakan langsung pada Nadya, di mana dia saat ibunya sekarat!" jawab Margareta sambil mencibir dan menatap Nadya."Apa, yang aku katakan itu, benar ‘kan, Nadya?" ucapnya kembali sambil tersenyum puas, karena sudah berhasil membuat Nadya malu dengan membuka aibnya di depan umum.Sejenak Nadya terdiam. Sementara banyak orang yang semakin memojokan serta mencemooh Nadya, karena diketahui sudah menjual harga dirinya hanya demi uang, sementara sang ibu sedang sekarat di Rumah Sakit.Namun lama – lama Nadya pun sadar, saat ini memang dirinya sedang terjebak dalam situasi yang sulit. Dia pun tidak ada n
Terdengar bisikan – bisikan negatif dari berapa orang yang berkerumun di lokasi kejadian.Melihat sahabatnya dipermalukan di depan umum, Vinna yang tadinya terdiam pun akhirnya angkat bicara. "Jaga mulutmu Margareta! Nadya bukan tipe cewek seperti itu!" teriak Vinna mencoba menutupi kebenaran tentang Nadya."Aku tidak asal bicara! Aku mengatakan yang sebenarnya, kalau kau tidak percaya, kau tanyakan langsung pada Nadya, di mana dia saat ibunya sekarat!" jawab Margareta sambil mencibir dan menatap Nadya."Apa, yang aku katakan itu, benar ‘kan, Nadya?" ucapnya kembali sambil tersenyum puas, karena sudah berhasil membuat Nadya malu dengan membuka aibnya di depan umum.Sejenak Nadya terdiam. Sementara banyak orang yang semakin memojokan serta mencemooh Nadya, karena diketahui sudah menjual harga dirinya hanya demi uang, sementara sang ibu sedang sekarat di Rumah Sakit.Namun lama – lama Nadya pun sadar, saat ini memang dirinya sedang terjebak dalam situasi yang sulit. Dia pun tidak ada n