Share

DENDAM WANITA PENGHIBUR
DENDAM WANITA PENGHIBUR
Penulis: Keyza Safira

Bab 1

Nadya Wijaya berjalan memasuki lobby hotel setelah turun dari taksi yang mengantarkannya beberapa detik yang lalu.

Dia datang untuk menemui seseorang sesuai perintah Margareta, ibu tirinya, yang berjanji akan membiayai operasi Naimah ibu kandungnya, yang saat ini terbaring di Rumah Sakit

Dengan menggunakan Lift Nadya pun akhirnya tiba di lantai delapan, tempat di mana kamar orang yang menginginkan kegadisannya sedang menunggu. Setibanya di depan pintu kamar hotel, Nadya pun langsung menekan bel, dan tidak berselang lama pintu pun dibuka.

"Jadi, kaulah yang dikirim Margareta untuk menemaniku?”

Nadya tidak menjawab. Dia hanya mengangguk sambil sedikit menyunggingkan senyum hambar untuk memberikan kesan ramah pada pria itu.

"Sungguh luar biasa, Margareta sangat tahu betul selera yang aku inginkan. Seorang gadis muda yang cantik dan masih perawan." Tanpa basa – basi lebih lama lagi, Pria itu pun langsung meraih lengan Nadya dan menariknya masuk ke kamar hotel.

Nadya pun tidak bisa menolak, dia pun hanya menurut apa yang diinginkan oleh Pria paruh baya itu yang terlihat semakin beringas setelah mengetahui dengan jelas kecantikan Nadya Widjaya. Bahkan dia pun terus menarik lengan Nadya dan membawanya mendekati tempat tidur, lalu menariknya agar Nadya duduk dipangkuannya.

Nadya bisa merasakan sekujur tubuhnya gemetar, dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Wajar saja, ini kali pertama bagi Nadya berada begitu dekat dengan pasangan lain jenis di dalam sebuah kamar.

"Kenapa? Kau takut?" pria paruh baya itu menyeringai tipis.

"Tidak,"jawab Nadya sedih.

Walau bagaimana pun juga, hatinya menjerit merasakan sakit yang sangat dalam, karena harus melakukan hal seperti ini. Namun apa daya, Nadya tidak memiliki uang cukup untuk biaya operasi ibunya. 

Makanya, dia pun mau memenuhi permintaan Margareta untuk menemani Bastian, bos perusahaan besar yang akan memberikan proyek besar pada Margareta, dengan imbalan Margareta berjanji akan membiayai operasi Naimah ibunya Nadya sampai sembuh.

‘Maafkan Nadya mah, Nadya terpaksa melanggar janji Nadya yang akan menjaga kesucian ini, karena Nadya butuh biaya buat operasi mamah,’ bisik hati Nadya yang terus menjerit menahan betapa sakitnya perasaan gadis itu.

Sementara Pria Paruh Baya itu sudah semakin tidak sabar. Dia terlihat terus – terusan menelan ludah saat melihat belahan dada Nadya yang sedikit terbuka, setela beberapa saat lalu tangan pria itu aktif melepaskan beberapa kancing kemeja Nadya.

Jujur, ada rasa takut yang menghantui Nadya saat ini, melihat tatapan pria paruh baya yang begitu tajam seperti ingin memakannya. Namun, Nadya mencoba untuk bersikap tenang, karena sudah terlanjur berada di situasi seperti itu.

Tiada ruang bagi Nadya untuk mengelak lagi atau pun menyesalinya, karena saat ini sang ibu sedang menunggu untuk segera dilakukan tindakan operasi, dan tentu saja biayanya dari hasil Nadya melepaskan kesuciannya malam ini, yang katanya akan dibayar oleh Margareta.

Melihat Nadya hanya terdiam, Pria paruh baya itu semakin berani. Tangannya mulai menyasar bagian – bagian tubuh yang paling sensitive milik Nadya. Sementara Nadya hanya memejamkan mata sambil menahan kesedihan. 

Setiap sentuhan lembut pria paruh baya itu dirasakan Nadia bagaikan goresan goresan duri yang melukai kulitnya, sakit perih itulah yang dirasakan Nadya saat ini.

Dia hanya bisa pasrah saat tubuhnya dibaringkan ditempat tidur, dan satu persatu pakaiannya dilepaskan dari tubuhnya. 

Tidak ada kata yang bisa menggambarkan perasaan Nadya saat ini. Yang jelas hati gadis cantik itu menjerit memohon ampunan pada yang maha kuasa, atas dosa yang sedang dilakukannya saat ini.

Nadya hanya mampu memejamkan mata saat Bastian menggaulinya sampai dua kali. Ada butiran bening mengalir dari sudut matanya, air mata Nadya pun meleleh tak tertahankan, meratapi nasibnya yang harus kehilangan kesucian sebelum waktunya.

Hampir tiga jam Nadya berada di kamar hotel tersebut, hingga akhirnya Bastian pun tertidur pulas.

"Sebaiknya aku segera ke Rumah Sakit,”

Setelah mengenakan kembali pakaiannya, Nadya pun segera keluar dari kamar hotel, dan dengan menggunakan taksi. Nadya pergi menuju Rumah Sakit tempat ibunya dirawat saat ini. 

Hatinya merasa sedikit tenang, karena dia yakin kalau mamahnya saat ini sudah selesai melakukan operasi pencangkokan jantung sesuai yang dijanjikan Margareta.

Tidak butuh waktu lama, Nadya pun tiba di Rumah Sakit. Dia segera berlari menuju ruang rawat inap tempat mamanya dirawat saat ini dengan penuh harapan dan keyakinan kalau saat ini mamahnya dalam keadaan baik – baik saja.

Sesampainya di ruangan rawat inap, Nadya dikejutkan dengan kehadiran seluruh keluarga besar Naimah yang sedang menangis mencurahkan kesedihan.

"Tante Lina?!" sapa Nadya sambil menatap wanita berusia sekitar empat puluh dua tahun yang sedang terisak memeluk seorang wanita yang usianya sebaya dan wajahnya sama persis. 

Mereka berdua adalah Darlina dan Darwati adik kandung Naimah, dan mereka berdua memang kembar.

"I – ini, ada apa? Ya?" tanya Nadya kebingungan.

  

"Mamah kamu…" Darlina tidak sanggup untuk meneruskan perkataannya. 

Dan tentu saja hal ini membuat Nadya penasaran dan merasa curiga, sepertinya sudah terjadi sesuatu pada mamanya.

"Tante yang tenang dulu, memangnya mamah kenapa?" tanya Nadya mencoba untuk meyakinkan firasatnya, sementara jantungnya sudah berdetak kencang sejak tadi.

Hatinya mengatakan, sesuatu hal yang buruk sedang terjadi saat ini. Tapi Nadya tidak mau menebak – nebak dan ingin mendengar langsung apa sebenarnya yang sudah menimpa mamahnya.

"Kamu yang sabar, nak. Kamu harus kuat menghadapi cobaan ini, kamu harus ikhlas.”

Bang!

Bagaikan tersambar kilatan petir di siang hari. Perkataan Darwati walau pun tidak secara langsung sudah bisa ditebak oleh Nadya, kalau memang hal buruk baru saja menimpa mamahnya.

"Mamah kamu tidak bisa diselamatkan…mamah kamu…sudah gak ada!”

Brukk!

Lutut Nadya langsung menghantam lantai Rumah Sakit saat mendengar penjelasan Darlina yang mengatakan dengan sangat jelas, kalau mamahnya sudah tiada. 

Nadya masih terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya dia bangkit dan berlari menuju kamar ruangan tempat mamahnya terbaring saat ini.

"Mama!!!”

Keyza Safira

Hallo pembaca yang budiman, perkenalkan saya Keyza Safira, dan ini novel pertama saya semoga berkenan dihati pembaca semua

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status