Share

Bab 6

‘Ya Tuhan, benar tebakan aku, di aitu Niko Ramona, ketua Genk paling ditakuti di Ibu Kota!’

‘Ternyata ini yang Namanya Niko Ramona! Masih muda, dan tidak terlihat seperti anak jalanan,’

‘Pantas saja keberaniannya pool, enam orang macam mereka tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan Niko Ramona. Kalian lihat sendiri kan, baru satu tendangan saja, tiga orang udah sekarat,’

Semua berseru kaget saat mengetahui siapa pria yang berdiri di hadapan mereka semua. Tidak terkecuali dengan Nadya. 

Dia pun sangat mengenal nama besar Niko Ramona. Seorang Preman besar yang memiliki ribuan anak buah yang tersebar di seluruh pelosok Negeri.

Sepak terjangnya di dunia hitam dan keras sudah tidak bisa diragukan lagi. Tidak ada satu kelompok preman pun yang berani mengangkat kepalanya jika berhadapan dengan Niko Ramona.

Tapi, ada apa Niko di Rumah Sakit? Apakah ini sebuah kebetulan saja?

  

Baik Nadya maupun Vinna dan juga yang lainnya tidak bisa memastikan hal itu. Yang jelas, saat ini situasinya berbalik. Para bodyguard Margareta pun mulai ketakutan, hingga salah seorangnya langsung menghampiri Margareta dan berbisik.

"Maaf bos, situasinya tidak memungkinkan untuk kita bertahan terus disini, sebaiknya kita segera pergi dari sini, sebelum situasinya semakin memburuk,"bujuk salah seorang bodyguard Margareta.

"Dasar tidak berguna! Percuma saja kalian aku bayar mahal untuk menjadi pelindungku kalau mengurus satu orang saja tidak becus!"bentak Margareta geram.

"Maaf bos, tapi yang kita hadapi saat ini adalah rajanya jalanan. Bahkan bos Rustom saja akan membungkuk di depannya. Kalau bos bersikeras, kami akan menghubungi bos Rustom dan meminta untuk berhenti menjadi pengawal bos," ucapnya kembali dengan nada sedikit meninggi seperti tersinggung oleh perkataan Margareta.

Margareta terdiam mendengar penjelasan bodyguard itu. Kini situasinya malah berbalik, Margareta seperti diujung tanduk, setelah mengetahui kalau ternyata Rustom kepala bodyguardnya itu sama sekali tidak sebanding dengan Niko Ramona.

"Kita pergi!" ajak Margareta yang langsung diikuti oleh bodyguardnya memasuki mobilnya masing – masing.

Margareta melambaikan tangan pada Niko sambil mengedipkan mata untuk menarik perhatian pemuda itu. Tapi Niko sama sekali tidak merespon, dia malah melirik kearah Nadya yang sejak tadi tidak berpaling terus memandanginya.

"Apa ada yang salah dengan wajahku?" 

Pertanyaan Niko Ramona tentu saja membuat Nadya jadi salah tingkah. Wajahnya terlihat seperti kepiting rebus karena malu, kepergok yang punya saat dirinya memandang Niko dengan rasa kagum.

"Eh…Itu…Anu…aku mau mengucapkan terima kasih, karena kamu sudah menolongku," ucap Nadya gelagapan karena malu.

"Tidak masalah, tapi kamu harus hati – hati, aku sangat yakin, kalau ibu tirimu itu akan kembali untuk menyakitimu," jawab Niko sambil tersenyum tipis yang membuat jantung Nadya bergetar hebat.

"Ya sudah, karena situasinya sudah aman, aku permisi dulu. masih ada urusan yang harus aku selesaikan." Niko Ramona membalikan badan lalu pergi menuju Rumah Sakit.

"Eh…tunggu!" 

Nadya mengulurkan tangannya hendak mencegah Niko untuk pergi, namun panggilannya sama sekali tidak digubris oleh Niko yang terus melangkah sambil melambaikan tangan membelakangi Nadya dan Vinna.

"Ah…Sial!" ucap Nadya kesal.

"Kamu kenapa, Nad?" tanya Vinna.

"Aku belum sempat minta no WAnya dia," sesal Nadya.

"Kamu Naksir ya sama cowok tadi?"goda Vinna sambil menyikutkan bahunya ke bahu Nadya

"Ah, nggak, aku hanya ingin berteman saja, kok," bantah Nadya mengelak.

*** 

“Aku akan membuat janji ketemu dengan Om Bastian, dan menceritakan semuanya, serta meminta agar Om Bahtiar tidak memberikan proyek itu pada Margareta, walau pun aku harus membayar dengan tidur bersamanya selama dia mau, yang penting proyek itu jangan sampai jatuh ketangan Margareta.”

Keinginan Nadya untuk menghancurkan Margareta memang sangat besar. Dia pun tidak lagi memikirkan masa depannya. Keinginannya Cuma satu, yaitu membuat Margareta jatuh sejatuh – jatuhnya, dan merebut kembali harta kekayaan peninggalan Gandi Wijaya walau pun dia harus menebusnya dengan mengobral tubuhnya pada Bastian.

"Kalau memang Om Bahtiar mau menuruti keinginan kamu, terus, apa yang akan kamu lakukan? Tidak mungkin dong kamu tidak dapat apa – apa dari Om Bastian?" tanya Vinna masih belum mengerti jalan rencana Nadya.

"Aku akan minta proyek itu untuk aku, sebagai bayaran kalau Om Bahtiar mengajak aku tidur dengannya lagi.”

"Tunggu…Tunggu…" Vinna menghentikan langkahnya diikuti oleh Nadya. "Kamu mau meminta proyek tersebut untuk kamu kerjakan sendiri? Apa aku gak salah dengar? Bagaimana bisa kamu menggarap proyek ratusan miliyar, sementara modal pun tidak punya?”

"Begini." Nadya kembali melangkahkan kakinya dan diikuti oleh Vinna. "Bukannya kamu banyak kenalan bos? Dan aku minta tolong kamu untuk mencarikan bos perusahaan yang besar dan memiliki modal banyak, agar bisa mengerjakan proyek itu.”

"Oh…paham aku sekarang." Vinna mengangguk anggukan kepalanya. "Jadi, kamu akan jual proyek tersebut ke pihak lain yang disebut pihak ketiga?”

"Nah, itu kamu ngerti maksud aku." Nadya tersenyum lalu kembali berkata. "Yang penting sekarang, kita dapatkan dulu proyek itu. lalu setelah dapat, kita cari bos yang punya modal. Kita buat kesepakatan dengannya, berapa kita dapat dari Proyek tersebut. aku yakin, banyak perusahaan yang mengincar proyek tersebut termasuk perusahaan bos Daniel,"tegas Nadya.

"Yang bener? kamu tahu dari siapa kalau bos Daniel juga mengincar proyek itu?" tanya Vinna.

"Om Bastian pernah cerita sama aku waktu di hotel tadi. Dia mengataan, kalau banyak perusahaan yang juga mengincar proyek pembangunan milik perusahaan PERMANA GROUP, karena mereka akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar.”

"Asal kau tahu, PERMANA GROUP adalah perusahaan terbesar kedua setelah SANJAYA CORP. Tentu saja semua sangat menginginkan menjalin hubungan kerjasama dengan PERMANA GROUP namun belum mendapatkan kesempatan, karena tidak tahu cara melobi Om Bahtiar. Kalah dengan Margareta yang langsung tahu kesukaan laki – laki tua itu. Makanya dia langsung mendapatkan lampu hijau dari Om Bahtiar untuk menggarap salah satu Proyeknya yang bernilai lebih dari setengah triliun itu.”

"Apa! Setengah triliun lebih!"

Vinna terkejut saat mendengar kalau ternyata proyek yang dikasihkan pada Margareta dari hasil menual kegadisan anak tirinya sendiri.

"Gak usah kaget berlebihan deh, itu tidak seberapa dibandingkan dengan Proyek yang akan dibangun oleh SANJAYA CORP, yang nilainya tiga kali lipat dari Proyek PERMANA GROUP.”

"Wow…aku baru tahu, ternyata masih banyak orang yang lebih kaya dari Bos Daniel. aku pikir hanya bos Daniel yang memiliki harta tidak terhitung yang katanya deretan angka nolnya bisa berbaris. Dan kalau menghitung duitnya bos Daniel, orang mengatakan tidak akan selesai dalam waktu tiga hari.”

“Sekarang yang pertama harus kita lakukan adalah membawa jenazah mama pulang dan memakamkannya besok. Setelah itu, baru aku akan mengatur rencana membuat janji dengan Om Bastian. aku masih ingat, Om Bastian pernah bilang, kalau aku perlu bantuan dia tinggal telepon saja, kapan pun dia siap.”

"Bagus kalau begitu, berarti tidak akan ada kendala dalam pertemuan kamu dengan Om Bastian.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
iwanr7673
semoga Nadya jadian dengan Niko
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status