Share

[RACHEL] Kesempatan

Aku baru aja jadi pembunuh dan rasanya melegakan.

Jangan salah.

Aku bukan psikopat atau sejenis orang sinting yang bakal menjustifikasi kalau tindakanku beralasan.

Well, meski emang beralasan, sih.

Tapi, apakah aku bener-bener membunuh?

Pada akhirnya, semua kejadian aneh barusan cuma mimpi.

Bagian dari imajinasi yang terlalu liar.

‘Tapi, apa benar begitu?’ Aku seakan masih mendengar suara-Nya berbisik dari kejauhan.

Entah wujud siapa yang Dia pakai.

Kalau gitu, semua yang terjadi barusan itu nyata?

Aku bakal di sini selamanya?

“Nona? Nona? Nona?” Terdengar tiga ketukan di pintu.

Aku menyuruhnya masuk tanpa berpikir.

Untung yang datang ternyata cuma Rose—ada apaan, sih, denganku sejak bangun ini?

Mana kewaspadaan yang kubangga-banggakan itu?

“Nona, Tuan Lucian meminta anda untuk—” Rose memekik. “Oh, demi Yang Maha Tinggi. Nona, anda enggak apa?”

Hah?

Em …

Ya ... setelah ngalamin hal luar biasa seperti tadi, pasti setiap orang bakal kacau, ‘kan.

Otakku panas. Dan akal sehatku dipertanya
Gru

Okay ... Akhirnya act 1 resmi selesai, deh, dengan akhir yang lumayan ... bloody ya, muehehe Tapi, jangan khawatir. Act 2 nanti bakal lebih berdarah-darah :). Ada tiga chapter tersisa yang bakal jadi transisi antara act 1 dengan act 2. Semacam calm before storm lah. Bagi yang heran, kenapa POV Nadia kok kini ditandai dengan nama Rachel? Nah, seperti yang udah dijelasin di isi bab ini, Nadia dan Rachel sudah menyatu jadi seorang pribadi yang berbeda. Nadia sendiri udah mutusin bahwa dia gak bakal ninggalin kehidupan lama dan memfokuskan segala jiwa-raganya di dunia yang dia tempatin sekarang. Intinya, sih begitu. Aku juga agak bingug sih jelasinnya, jadi semoga kalian paham ya See you di chapter selanjutnya~ Pantengin terus ya~

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status