Share

Berita Mengejutkan

Aku merasakan sentuhan lembut di kepala, tapi mata ini masih enggan terbuka. Lelah di perjalanan tadi membuatku tidur sangat nyenyak. Telinga ini terasa seperti ditiup-tiup berulang kali, tapi masih tak kuhiraukan. Aku sedang dalam posisi tidak mau diganggu.

"Ada kecoa!"

Kecoa? Aku gelagapan saat mendengar nama hewan kecil itu disebut. Bulu-bulu halus di tangan langsung berdiri semua. Namun, saat bangkit dengan buru-buru dari tidur, aku disambut dengan pelukan dari Mas Arsya. Dia sudah duduk manis di tepian tempat tidur.

"Cepet usir kecoanya, Mas! Aku geli," ucapku cepat sambil menenggelamkan wajah pada dada Mas Arsya.

"Kecoanya banyak, Nda. Aku juga geli. Ini pasti Bi Narti bersihin kamarnya asal, deh," gerutu Mas Arsya. Pelukannya justru makin kencang.

Aku pun lantas berteriak, memanggil Bi Narti dan menyuruhnya mengusir hewan pengganggu itu. Rasanya enggan menarik diri dari pelukan Mas Arsya jika masih ada kecoa yang berkeliaran. Hewan kecil itu sebenarnya tidak menakutkan, ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status