Share

BAB 3 : BERAKHIRNYA SEBUAH KISAH.

Mendengar apa yang baru saja ayahnya katakan, membuat Sarah menatap tak percaya. Bahkan mulutnya terbuka dan membentuk huruf 'O', saking terkejutnya.

"Jadi ayah menentukan mahar yang begitu besar pada Reza tanpa seizin ku?, ayah benar benar keterlaluan!. Apa gara gara ini Reza nekat menjadi... " Sarah menggantung ucapan nya. Hampir saja ia mengatakan yang terjadi sebenarnya di antara ia dan Reza.

"Menjadi apa Sarah?, ayo katakan pada ayah!" tanya sang ayah membuat Sarah gugup dan bingung.

"Tidak ada," jawab Sarah terbata-bata.

"Ternyata namamu Sarah. Sudahlah Sarah, turuti saja apa yang dikatakan ayahmu!. Lagipula yang saya lihat tadi, sepertinya kalian sedang bermasalah. Bahkan kamu mengatakan, bahwa pria itu sudah menjadi mantan," ucap Al membuat Sarah menatap nya tak suka.

Mendengar itu wajah ayah Sarah tampak berbinar. Ia pun beralih menatap Sarah untuk mencari kebenaran nya. Ia pun bertanya, "benarkah begitu, Sarah?"

"Benar ayah," lirih Sarah seraya menunduk.

"Wah ternyata putri ayah sekarang sudah terbuka juga matanya dan menyadari bahwa pria itu tidak pantas untukmu nak," timpal sang ayah.

Mendengar itu Sarah hanya terdiam. Ia tidak punya kata-kata lagi untuk menentang apalagi membela pria yang dicintainya seperti yang biasa Sarah lakukan dihadapan sang ayah sebelumnya.

Kini pak Adit beralih menatap pria muda di hadapannya dan bertanya, "siapa namamu pria muda?"

"Alvaro Alexandra," jawab Al singkat.

"Baiklah tuan Al, sekarang semuanya terserah pada anda, begitu pula waktu untuk pernikahannya," ucap pak Adit dengan wajah berbinar karena sebentar lagi ia akan mendapatkan uang yang banyak.

"Satu Minggu lagi pernikahan akan dilaksanakan. Oleh karena itu pak Adit, anda harus menjaga baik-baik aset berharga saya ini," jawab Al. Ia menatap Sarah dengan tersenyum miring.

"Akhirnya sebentar lagi aku bisa menguasai wanita yang selama ini kucari," batin Al dalam hati. Ia tidak menyangka ternyata akan semudah ini. Bahkan, ia bisa mengambil nya secara baik-baik dengan persetujuan orang tuanya.

Setelah semuanya di sepakati, Alvaro pun berpamitan dan akan kembali lagi satu hari sebelum pernikahan di laksanakan. Tampak dari wajah Alvaro betapa ia sangat bahagia atas pernikahan ini. Ia bahkan tidak berhenti tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai saat meninggalkan rumah Sarah.

Berbanding terbalik dengan Sarah. Sarah terlihat sangat kacau. Ia hanya bisa menatap kepergian Al dengan tatapan kosong. Ia tak percaya, pernikahan impiannya bersama orang yang dicintainya hanya akan menjadi angan semata.

"Tapi ada yang lebih tidak bisa di percaya atas apa yang terjadi dengan hidupku. Ia adalah pria tampan dan mapan. Pasti tidak akan sulit untuk nya mendapatkan wanita manapun yang di inginkan nya. Lalu, mengapa ia ingin menikahiku yang baru saja di temuinya beberapa jam lalu dengan segala latar belakang ku yang bagaikan langit dan bumi dengannya?" batin Sarah. Ia merasa ada yang janggal dengan pernikahan nya.

"Sarah, jangan bengong begitu!" Panggilan dari ayahnya membuat Sarah tersadar dari lamunan. "Iya ayah," jawab Sarah. "Ayo bantu ayah berdiri. Sepertinya ayah kelamaan duduk," terang sang ayah.

"Apa ayah sungguh akan menikahkan aku dengan pria itu?, ayah tega sekali. Jangankan Sarah mencintainya, Sarah bahkan belum mengenalnya Dengan baik," ucap Sarah dengan wajah cemberut. Meskipun begitu, ia tetap memapah ayahnya masuk ke dalam rumah.

"Sudahlah Sarah, ayah sudah memberikan kesempatan kepada mu dan kekasih mu itu, tapi lihat sekarang kenyataannya. Keputusan sudah di ambil. Sudah, ayah lelah, ingin istirahat," jawab sang ayah membuat Sarah terdiam. Ia pun mengantarkan ayahnya menuju kamar tidur.

****

Keesokan harinya, Sarah bekerja seperti biasanya. Mengantarkan makanan ke pungunjung Cafe.

"Sarah?" Panggilan seorang pria yang suaranya sudah tidak asing lagi di telinga Sarah, membuat Sarah terkejut.

"Kenapa ia harus menemuiku lagi?" lirih Sarah.

"Kenapa dia harus menemui ku lagi?" lirih Sarah.

Pria itu semakin mendekat ke arah Sarah dan berkata, "beri aku waktu Sarah, sebentar saja!" Melihat Reza memohon dengan sangat, membuat Sarah tidak tega.

"Sepertinya sekarang aku sudah siap, kasihan sekali Reza harus memohon kepadaku setiap hari. Lagipula, Reza harus tahu kalau aku akan segera menikah," batin Sarah dalam hati.

"Baiklah Reza, Kebetulan sekali sekarang waktunya makan siang. Silahkan apa yang ingin kamu katakan," ucap Sarah. Ia pun mengajak Reza keluar dari area cafe karena takut mengganggu kenyamanan pengunjung cafe.

Reza pun menjelaskan bahwa ia terpaksa melakukannya karena tuntunan mahar dari ayah Sarah yang begitu sangat besar untuknya.

"Aku mohon Sarah, maafkan aku!. Aku melakukan semua ini untuk kita, supaya kita bisa cepat menikah," ucap Reza. Ia begitu sangat berharap Sarah bisa kembali lagi padanya.

Mendengar itu, Sarah memalingkan wajahnya ke arah lain berusaha menyembunyikan air matanya yang perlahan menetes. Ia pun berkata, "Za, aku sudah memaafkan mu. Aku pun tahu, betapa sangat kamu mencintai ku dan kamu pun pasti tahu bagaimana perasaan ku pada mu. Seharusnya kamu jujur pada ku!. Kita bisa mencari solusinya sama sama. Tapi, kamu malah memilih jalan... sepertinya semuanya sudah terlambat Za, satu minggu lagi aku akan menikah, aku tidak punya alasan lagi untuk menentang ayah. Aku benar benar minta maaf Za. Semoga kamu bisa bertemu dengan wanita yang lebih baik dariku!" Setelah Sarah mengatakan semuanya Sarah langsung pergi tanpa menoleh lagi ke arah Reza.

Sungguh!. empat tahun bukanlah waktu yang sebentar. meskipun hubungan yang mereka jalani adalah LDR. Tapi tetap saja, benih cinta dihati mereka tertanam begitu kuat. Karena itu, perpisahan ini begitu sangat berat untuk keduanya.

"Sungguh aku tidak menyangka, bahwa akan berakhir dengan sia-sia, setelah aku menganggap cinta yang kita miliki luar biasa," jerit Sarah dalam hati.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status