Share

Bab 59

Beberapa hari berlalu. Aku ketakutan. Takut jika Pak Kardun benar-benar melaporkanku ke polisi. Aku hanya berdiam diri di kamar. Setiap hari aku suruh Agus yang belanja ke warung untuk beli sayuran juga beras. Uang yang semakin minim, sisa pinjaman dari bank yang banyaknya sudah kubuang-buang untuk pesta pernikahan yang hanya berumur satu hari.

Kenapa si Agus ini nasibnya buruk sekali? Umur perkawinannya selalu pendek. Cuma satu hari. Padahal pestanya ngabisin duit banyak. Pengen mewek rasanya. Mana ke bank haru tetap dibayar. Gaji Mas Undang tinggal sisa beberapa ratus ribu karena dipotong langsung oleh bank.

“Bu, ada surat,” kata Mas Undang mengetuk-ngetuk pintu kamar.

Surat? Dari mana? Jam segini pula. Oh, mungkin karena jauh, jadi kurirnya baru sampai jam segini.

“Dari mana, Pak?” tanyaku dari atas tempat tidur.

“Dari … polisi. Ini surat panggilan kayaknya,” kata Mas Undang lagi.

Mampus! Ini pasti si Kardun yang udah melapor. Harus gimana ini? aku nggak mau kalau sampe dipenjara.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status