"Saya mohon izin untuk ikut salat Subuh,"ucap Faisal."Mari!"ajak pria tua. Langkah kakinya begitu kilat dan Faisal masih tertinggal beberapa langkah."Masyaallah! Semoga ini pertolongan dari Allah,"ucap Faisal penuh rasa syukur."Silakan ambil wudhu!"pinta si pria tua. Faisal langsung mengangguk dan bergegas menuju bilik mata air. Segarnya air pegunungan saat menyentuh kulit, seketika membuat perasaan tenang dan nyaman dalam hati.Usai ambil wudu, pria muda tersebut melangkah masuk masjid. Hanya ada mereka berdua yang melakukan salat berjamaah. Setelah mereka selesai salat lalu membaca zikir dan selawat. Tepat bacaan terakhir Selawat Jibril lolos dari bibir, kedua pria dikejutkan oleh suara dentuman amat keras."Astaghfirullah! Suara apa itu?"tanya Pak Tua langsung menoleh ke arah luar.Faisal yang merasa suara tersebut berkaitan dengan dirinya, dengan spontan buka suara."Biar saya yang lihat, Pak."Pria tua tersenyum lalu membalas,"Gak perlu kita keluar. Dia kemari karena cari tawan
"Masih, Pak,"jawab Faisal dengan masih diliputi rasa penasaran."Kita tunaikan sholat ghaib."Faisal pun mengikuti ajakan Pak Tua. Kedua pria berjamaah dalam melaksanakan sholat. Tepat pada saat Faisal melakukan gerakan takbiratul ihram, bersamaan dengan itu, ekor matanya melihat penampakan sosok pria di sampingnya sedang melakukan gerakan yang sama."Allahu Akbar!" Suara lantang Pak Tua mulai mengimami salat. Faisal melirik pria yang berdiri di sebelah. Eko? Tanyanya dengan hati kaget. Namun, dia kesampingkan rasa penasaran dan harus fokus melakukan salat.Usia sholat dan berzikir, Faisal langsung menoleh ke sebelah dan benar dugaannya. Eko masih diam dengan ekspresi wajar datar. Kulit wajahnya pucat pasi seperti tak berdarah. Namun, si teman yang duduk di samping hanya bayangan. Dia hanya ruh tanpa raga."Sal, tolong amankan Salimah dan temukan tubuhku!"pinta Eko dengan tatapan mata kosong."Apa maksudmu, Ko?"tanya Faisal dengan pikiran bingung."Salimah akan dijadikan korban persem
"Insyaallah, kita akan lepaskan dia. Lahaula walaquwata illabillah hil aliyil adzim. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan dari Allah SWT yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.""Baik, Pak."Mereka dengan jantung berdebar-debar menanti dimulainya proses ritual pengantin untuk persembahan. Suara gamelan mulai berhenti, lamat-lamat terdengar suara kaki dari arah belakangnya mereka. Pak Rasyid mengajak Faisal untuk bergeser agar tidak ketahuan rombongan pengantin pria.Tampak Pak Atmo berbalut dengan kain warna hijau juga. Kepalanya memakai mahkota yang terbuat dari tengkorak kepala manusia. Bahu Faisal bergidik melihat hal tersebut. Pria tua itu berjalan menuju ke altar dengan didampingi beberapa pria berjubah hitam.Mata para pengiring pengiring pengantin pria bewarna merah darah dengan gigi bertaring. Bertepatan dengan semua gerbang dimensi lain dibuka untuk mengundang semua iblis ke tempat ritual persembahan.Pak Rasyid berbicara lirih ke Faisal. "Kita terus lantunkan zikir sam
Rasa hangat menyentuh tajuk-tajuk dada. Dia merasakan kewanitaannya telah siap menerima serangan. Tiba-tiba terdengar bunyi gelegar menggetarkan seluruh areal ritual. Suara lengkingan memanjang diiringi lolongan suara serigala bergema seantero hutan belantara.Angin berembus keras meluruhkan apa pun yang ada di area ritual. Pasangan pengantin seketika tersadar dan langsung menjerit saat mengetahui keadaan mereka."Astaghfirullah!"Baik Faisal maupun Salimah cekatan mencari kain untuk menutupi tubuh masing-masing. Tiba-tiba mereka merasa pusing dan lalu seketika jatuh tidak sadarkan diri. ***"Ada apa denganku?"tanya Faisal yang baru saja siuman."Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga,"sahut Eko sambil membantu temannya duduk."Ko, badanku sakit semua,"balas Faisal sambil menatap sekeliling. Pria ini telah berada dalam surau. Dia langsung teringat dengan peristiwa miris yang terjadi terhadap dia dan ...."Ko, aku minta maaf,"lanjut Faisal lalu meraih tangan Eko. Penyesalan teramat d
Eko dengan tersenyum geli beranjak menuju etalase warung untuk memesan makanan dan kopi. Pria ini lalu menuju bangku bagian belakang sambil menunggu pesanan datang. Tepat pada saat pelayan datang untuk mengantar pesanan Eko, Faisal pun tiba dari toilet."Kebetulan, kamu pesan makan apa? Tadi aku pesankan kopi saja,"ucap Eko."Pesan nasi rawon, Mbak,"kata Faisal kepada si pelayan sembari duduk di sebelah Eko."Baik, silakan ditunggu,"balas pelayan. Wanita tersebut beranjak meninggalkan mereka.Kini kedua pria sedang menyesap kopi masing-masing. Setelah perut terasa hangat, Eko mengawali pembicaraan."Sal, ini atas saran dari Kiai Masruhat dan Pak Rasyid. Menurut aku memang jalan terbaik buat kalian,"ucap Eko dengan ekspresi serius. Lebih tepatnya seraut wajah tegang dan di mata Faisal mengerikan. Selama mereka berteman akrab, baru kali ini Faisal menemui wajah Eko dengan sorot mata tajam."Sebenarnya soal apa? Otakku benar-benar kacau. Semua serba membingungkan,"keluh Faisal sambil mem
"Mas?" Salimah langsung kaget melihat Faisal yang berdiri di hadapannya."Kita harus melakukan ini sebagai cara untuk bertobat,"ucap Faisal pelan.Tanpa disangka-sangka, tubuh Salimah mengejang dengan kedua mata melotot. Kedua bibir mendesis lalu berucap,"Kau harus menikahiku juga. Kami adalah satu dalam tubuh yang sama."Terang saja, ucapan yang terlontar dari bibir Salimah mengejutkan semua yang ada dalam ruangan. Faisal cekatan memegang tubuh istrinya sambil baca doa. Kemudian telapak tangannya mengusap lembut wajah Salimah."lahaula walaquwata illabillah hil aliyil adzim." (Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan dari Allah SWT yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.)Pak Irsyad dan Kiai Masruhat membantu dengan zikir. Mereka berdiri di belakang Faisal. Sementara Eko yang merasa panik pun ikut berdoa dalam hati. Dalam hatinya ada duka karena harus menyaksikan orang terkasih terpaksa bersanding dengan pria lain, lebih parah lagi itu adalah sahabat karibnya.Tubuh Salimah pelan-p
Ada energi tidak wajar yang membuat aliran darah sekujur tubuh berdesir. Kedua mata pria ini tidak berkedip memandang tubuh molek si jelita. Eko terhipnotis karenanya."Kemarilah! Aku tahu yang kau inginkan,"ucap lembut manja mendayu keluar dari bibir ranum si jelita.Eko tanpa sadar mendekat ke arah si wanita. Senyum manis si jelita semakin membuatnya terbuai. Angan Eko melambung tinggi. Pria berbadan kekar ini telah lupa daratan pada siapa yang sedang dihadapi dan niat sedari awal.Nyi Dhiwot-Ratu Ular, si penguasa Bukit Bajul menjulurkan lidah. Itu di mata Eko bagai sebuah selendang. Lidah panjang berwarna hijau berujung merah tersebut melekat ke leher pria tersebut.Tiba-tiba tubuh Eko dalam sekejap telah berada di sebuah ruangan gua yang sangat luas dan terang benderang oleh benda-benda yang berkilauan. Kedua mata Eko terbelalak tanpa kedip menatapnya."Ini permata ...?""Ya, semua akan menjadi milikmu, Eko. Asal kamu mau jadi suamiku." Eko tidak bisa mempercayai penglihatannya.
“Uang memang manis, Jenderal! Namun, aku lebih tertarik dengan tetesan darah dari daging tubuhmu yang tersayat.”“Siapa kamu? Apa yang kau inginkan? Di mana gadis itu?”Pria berjubah hitam dengan balaclava full wajah yang hanya menyisakan lubang di kedua mata tertawa terbahak-bahak.Langkah kaki bersepatu boots penuh lumpur mendekat ke arah tubuh pria tergantung dengan kedua kaki terikat tali ke plafon. Dalam posisi terbalik, beberapa kali ia meludah dengan emosi.Sang pria meronta sekuat tenaga dengan kedua tangan terikat menjuntai hampir menggapai lantai. Ia bisa pastikan, tubuhnya akan jadi sasaran cambuk dan torehan belati si jubah hitam kembali.Namun, apa daya perwira polisi bertubuh tegap bertelanjang dada tersebut, kini tergantung lemah mulai kehabisan darah.Beberapa bagian tubuh tampak penuh bekas sabetan dan luka sayatan yang menganga. Dari urat nadi kedua tangan yang sengaja dilubangi, tetesan darah sudah mulai tersendat-sendat.“Ha ha ha ... darahmu hanya segini doang, Je