Share

Aturan Ketat

“Mustafa, apakah kau membenciku karena menerapkan aturan terlalu ketat kepada kalian?” ujar pria tua itu sambil melepaskan pelukannya.

Mustafa menggeleng berulangkali. Ia tahu bahwa sikap kerasnya tetua itu adalah untuk kebaikan mereka semua. Jika seandainya mereka tidak disiplin serta bergerak sesuai peunutoh, mungkin sudah lama ia dan rekan-rekannya tewas di medan pertempuran.

“Tidak teungku. Kami yang salah. Kami yang berulangkali melanggar peunutoh dari teungku. Saya merasa bersalah atas kejadian tadi pagi,” ujar Mustafa. Ia benar-benar shock ketika mengetahui Si Cah dan Si Lah meninggal.

“Sudahlah. Ini mungkin kesalahanku juga,” ujar tetua itu.

“Aku tahu ketika kalian turun ke kampung semalam, tapi aku tak mencegahnya. Apalagi ketika aku mengetahui ketika kau hendak melamar gadis pujaan hatimu,” katanya lagi.

Mustafa tertunduk lesu. Tetua di depannya itu begitu arif dan bijaksana. Ia menyesal telah membuat tetua itu berulangkali kecewa.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status