Share

Selalu Menunggu

Sudah tiga hari Saira tidak datang. Aku dan Sunny selalu menunggu di halaman belakang. Mencapai hari ketiga ini, Sunny semakin murung dan tak kalah muram dengan hari-hari sebelumnya. Seandainya saja aku tahu Saira berada di mana, aku akan membawanya ke sana. Bodohnya aku tidak bertanya di mana dia tinggal. Aku juga tidak meminta nomor telepon; aku sendiri juga ragu Saira punya telepon genggam. Dia benar-benar kelihatan seperti orang yang tak punya apa-apa. Ya, sepertinya harta berharga satu-satunya bagi Saira adalah Sunny. Tapi, kenapa dia menghilang lagi setelah dia berjanji padaku akan kembali lagi? Paling tidak demi putranya.

“Mama pasti sakit...,” kata Sunny. Suaranya yang pelan terdengar merengek. “Mama nggak bisa datang....”

Sunny seolah mengatakan bahwa sakit adalah satu-satunya hal yang menghentikan Saira. Selain itu tak ada lagi yang bisa menghalanginya untuk datang menemui Sunny.<

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status