Share

Tidak Datang

Saat bel pulang berbunyi lagi, tak ada yang berubah dari halaman belakang di mana aku dan Sunny menunggu Saira muncul. Anak itu kembali kecewa; kali ini padaku. Dia menangis tersedu-sedu; sebelumnya tidak pernah. Aku berusaha menenangkannya namun tidak sanggup lagi berjanji. Aku tidak bisa menjamin ibunya akan menemuinya; aku bahkan tidak berdaya. Didukung oleh cuaca mendung, kesedihan rasanya makin pekat saja.

Pak Didi terlihat cemas melihat Sunny menangis sampai matanya bengkak. Aku tidak menjelaskan banyak karena ini rahasia kecil kami. Meski pun Pak Didi sepertinya bisa dipercaya karena dia jelas ikut sedih saat melihat Sunnya terisak-isak.

“Dia kangen Mamanya,” aku menjelaskan ke Pak Didi.

“Sunny selalu kangen Mamanya. Kalau saya tahu Non Saira ada di mana pasti saya antar dia ke sana...,” kata Pak Didi. “Walaupun saya bakal dimarahin Nyonya, tapi saya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status