Melihat kedatangan seorang Chef terkenal dalam acara pernikahan sang putri, Tuan Aji Pradana merasa tersanjung dan pastinya dia memberikan jamuan terbaiknya untuk sang tamu spesial tersebut.Terlebih setelah dirinya mengetahui bahwa Malik Indra Wahyuda adalah Ayah kandung dari Vanessa."Selamat siang Tuan Malik, apa kabar?" Sapa Aji pada Malik yang saat itu baru saja turun dari pelaminan usai memberikan selamat pada kedua pengantin.Lelaki berkepala setengah pelontos itu mengulurkan tangannya ke arah Malik yang disambut hangat oleh sang tamu."Alhamdulillah baik Dokter," sahut Malik yang memang tahu bahwa Profesi Aji sebelum terjun menjadi bisnisman adalah Dokter.Sayangnya usaha yang dirintis Aji seringkali mengalami kesulitan hingga dia harus berulang kali memulai kembali dari titik nol. Dan baru-baru ini sejak Malik mendatanginya dan memberi tahu fakta bahwa lelaki itu adalah Ayah kandung Vanessa, Aji justru memiliki ide lain untuk menjadikan Malik ladang penghasil uang yang memang
Vanilla masih berkutat di kamar mandi usai menuntaskan hajatnya.Dia langsung saja bergegas mandi, lalu keramas karena rambutnya yang super kaku akibat hair spray membuat kepala Vanilla gatal-gatal.Saat itu, Vanilla yang sebelumnya memang tidak pernah mandi di dalam kamar mandi hotel yang memiliki fasilitas kelas atas cukup kebingungan menggunakan fasilitas yang ada hingga kamar mandi itu terlihat sangat berantakan akibat ulahnya.Selesai mandi, Vanilla baru sadar bahwa dirinya tidak membawa handuk saat masuk ke dalam kamar mandi tadi.Untungnya dia menemukan lemari berisi jubah mandi yang bisa dia pakai untuk menutupi tubuhnya yang polos saat ini.Lagian juga, kalau aku keluar nggak pakai apa-apa, Wildan nggak akan lihat juga! Diakan buta? Jadi ngapain aku malu? Iyakan?Ucap Vanilla membatin.Meski setelahnya Vanilla tetap menggunakan jubah mandi itu.Perempuan itu keluar dari kamar mandi dan langsung bergegas mencari pakaiannya. Setelah ini Vanilla ingin lekas tidur karena dia mera
"By the way, memangnya kita mau kemana sih?" Tanya Vanilla saat dirinya dan Wildan kini sedang berada di perjalanan menuju Bandara.Edwin mengantar kepergian mereka saat itu.Setelah melewati malam pertama yang datar tanpa ada keromantisan di antara kedua belah pihak, baik Vanilla mau pun Wildan yang malam tadi tidur saling memunggungi dan sampai detik ini Wildan tak sama sekali mengajak Vanilla bicara untuk sekedar memberi tahu apa yang hendak mereka lakukan. Sebab yang Vanilla tahu, setelah mereka menikah, Wildan akan langsung memboyong Vanilla ke kediaman utama keluarga Adijaya. Rumah yang selama ini ditempati Wildan bersama Almarhum Ayah lelaki itu.Ya, dari keterangan yang tertulis di buku catatan yang diberikan Vanessa padanya, Vanilla tahu kalau Wildan adalah anak yatim piatu.Ibunda Wildan sudah meninggal sejak Wildan kecil sementara sang Ayah meninggal karena kecelakaan lima tahun yang lalu.Dan selama itulah, Wildan tinggal sendirian di rumahnya yang besar. Dia mengambil ali
"Saat Ibu menggantikan posisi Kinara, saudara kembar Ibu yang sudah meninggal,""Apa? Jadi selama ini, Ibu juga memiliki saudara kembar?" Pekik Vanilla terkejut setelah Kenari memberitahukannya sesuatu.Sesuatu yang selama ini selalu dipendam oleh Kenari sendirian.Sejak dirinya menjalani hukuman di balik dinginnya tembok penjara, Kenari memutuskan untuk mengubur dalam-dalam semua kenangan pahit yang pernah dialaminya di masa lalu.Dia tak ingin menceritakan semua itu pada Vanilla atau siapa pun.Terlebih saat status dirinya dan Vanilla kini dianggap telah tiada, karena yang semua orang ketahui tentang Kenari dan Vanilla selama ini bahwa mereka sudah meninggal.Sepuluh tahun yang lalu, saat Kenari masih menjalani hukuman di penjara, Lapas tempat Kenari di tahan kebakaran hingga menyebabkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan saking besarnya kebakaran itu.Saat itu, Kenari berhasil diselamatkan oleh salah satu petugas kepolisian Lapas yang memang sejak awal menaruh hati padanya.Dia
Seperti apa yang telah diperintahkan Wildan kepadanya untuk membersihkan diri dan mengenakan lingerie super seksi dan transparan di kamar mandi, Vanilla pun melakukan semua itu, tanpa harus dia merasa malu di hadapan orang buta seperti Wildan.Jika memang lelaki itu menginginkan Vanilla melayani dirinya malam ini, maka Vanilla akan melayaninya dengan senang hati.Vanilla keluar dari kamar mandi, melangkah pelan meski dalam hati dia setengah ragu, tapi Vanilla mencoba rileks dan meyakinkan diri bahwa tak akan terjadi apapun antara dirinya dengan Wildan malam ini.Meski dia sudah dibayar mahal oleh Vanessa, tapi jika harus melepaskan kesuciannya untuk lelaki angkuh macam Wildan, Vanilla jelas tidak rela.Oleh sebab itulah, Vanilla akan menghalalkan segala cara demi mempertahankan segel keperawanannya tanpa harus Wildan merusaknya meski mereka sudah menikah.Vanila tahu, ini hal yang mustahil jika dia mengingat bagaimana watak lelaki itu yang sepertinya maniak.Tapi, dengan keterbatasan
"Ini Bos," ucap seorang lelaki bertato dengan penampilannya yang seperti preman. Dia menyodorkan beberapa gambar hasil jepretan kamera ponsel yang dia ambil beberapa hari yang lalu di sebuah pasar tradisional."Jadi benar Kenari masih hidup?" Tanya lelaki lain yang mengenakan seragam narapidana."Benar Bos, bukan hanya Kenari saja tapi anaknya yang bernama Vanilla juga masih hidup," ucap lelaki bertato itu.Lelaki yang dipanggil Bos itu terlihat menghela napas berat. Dia menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi di taman sebuah rumah sakit jiwa yang khusus menampung para narapidana dengan gangguan mental. Dia mengusap wajahnya gusar."Syukurlah kalau memang Vanilla masih hidup. Setidaknya, perasaan bersalahku pada Malik bisa sedikit berkurang. Kirimkan foto-foto ini ke kediaman Malik dengan sebuah catatan kecil namaku di dalamnya, aku ingin Malik datang menemuiku di sini. Ada sesuatu yang harus Malik ketahui tentang Kenari...""Baik Bos,"*****Wildan sedang duduk termenung di taman bel
"To-tolong... Wil... Dan... To-tolong..."Wildan masih di sana, berdiri di balik kaca besar kamar yang menghadap langsung ke arah kolam renang di belakang rumahnya, menyaksikan dengan jelas bagaimana Vanilla berteriak meminta pertolongan.Awalnya, lelaki itu tak menghiraukan teriakan Vanilla karena Wildan berpikir Vanilla hanya akting saja seperti yang tadi perempuan itu lakukan.Meski setelahnya, semakin Wildan perhatikan, semakin jelas terlihat bahwa saat itu Vanilla benar-benar membutuhkan pertolongan betulan.Sial!Tak ingin membuang waktu, Wildan langsung bergegas keluar kamar, menuruni tangga dengan setengah berlari. Lelaki itu melepas kausnya dan melemparnya begitu saja sebelum dia menceburkan diri ke kolam renang untuk menyelamatkan Vanilla.Vanilla yang saat itu sudah hampir pingsan dan tak lagi berteriak. Bahkan tubuh gadis itu sudah hampir setengah tenggelam.Setelah susah payah berusaha membawa tubuh Vanilla yang ternyata sangat berat itu, akhirnya Wildan pun berhasil samp
Hari ini pengunjung resto ramai.Malik selaku cheff sekaligus pemilik resto baru saja bisa mengecek ke sana seusai dirinya syuting seharian.Malam hari Malik masih harus wara-wiri di resto mengurus beberapa hal yang memang biasa dia tangani tanpa bantuan karyawannya.Sekitar pukul delapan malam, Malik baru saja selesai dengan pekerjaannya di dapur. Dia melepas apronnya dan masuk ke dalam ruangan kantor pribadinya.Dia hendak menelepon sang istri di rumah sekadar bertanya apakah Isna sudah makan atau belum, sebab biasanya Isna sering meminta dibawakan makanan jika Malik bekerja lembur seperti hari ini."Halo sayang, kamu lagi apa?" Tanya Malik sumringah. Lelaki itu menjatuhkan dirinya ke sofa empuk seraya merebahkan tubuhnya yang letih."Baru aja habis nemenin Jhio tidur," jawab suara Isna di seberang. "Kamu kapan pulang? Tumben malem banget?" Tambah sang bumil."Iya, tadi syuting kelarnya ngaret terus aku mampir ke resto dulu. Nih baru kelar, aku istirahat sebentar nanti habis itu bar