Part42. Akira Dirawat Mendengar kabar bahwa Sari dan Akrom akan datang menemui, seketika itu juga Akira terkejut . Bagaimana tidak, gadis itu belum pernah sekalipun menceritakan soal perjodohan yang direncanakan orang tuanya kepada Ramdan.Ia khawatir terjadi salah paham antara keduanya. Ia bahkan belum sempat menyampaikan hal itu kepada Ibu dan Akrom. "Apa? Kak Sari dan akan Akrom datang!" teriak Akira. "Lho dari mana mereka bisa tahu? Mbak yang cerita yah?" tanyanya. "Yah mau bagaimana lagi. Habisnya kak Sari tidak bisa menghubungi nomor kamu. Jadi dia telepon aku, lalu aku jelaskan musibah yang menimpamu. Katanya dia mau datang kesini," tutur Meta. "Sama Akrom?" tanya Akira memastikan. "Iya,
Part46. Harus Jujur Meski Ramdan sudah menyiapkan rumah baru untuk Akira, namun gadis itu tetap saja memilih untuk tinggal di kos. Alasannya, karena permintaan untuk pindah itu terlalu mendadak. Sementara, dirinya juga belum berpamitan dengan Romlah yang bukan hanya dianggapnya sebagai ibu kos saja, tapi sudah seperti orang tuanya juga. "Mungkin saya belum bisa tinggal di rumah yang sudah bapak siapkan," ucap Akira disela-sela perjalanan pulang usai acara kejutan yang disiapkaan Ramdan. "Lho kenapa Ra. Kamu tidak suka yah?" tanya Ramdan. "Bukan begitu pak. Saya suka kok. Hanya kesannya tidak elok. Karena hubungan kita belum resmi secara agama dan hukum. Jadi untuk menghindari fitnah, sebaiknya saya tinggal di kos saja dulu," jelasnya. &
Part 43. Pemulihan Trauma Tiba di rumah sakit, Ramdan berjalan menyusuri lorong yang masih sepi menuju ruangan VIP Anyelir 05, tempat Akira dirawat. Ia sendiri yang memilihkan ruangan elite itu, dengan tujuan agar Akira dapat pulih dengan cepat. Sebelum ke ruangan, pria itu menyempatkan diri untuk mampir ke kantin rumah sakit. Ia berniat untuk membelikan camilan kesukaan Akira. "Hmmm ... tadi Akira minta dibelikan apa, yah?" gumam Ramdan sambil melihat-lihat isi rak. "Ah ini dia, kripik kentang," pikir Ramdan. Namun saat hendak mengambil makanan tersebut, ada pria lain yang lebih dulu mengambilnya. Kebetulan, stok kripik kentang tersebut sisa satu. "Eh maaf, Mas nya mau ambil kripik kentang itu yah?" tanya Ramdan.
Part 44. Dusta Sesaat setelah Ramdan keluar dari ruangan Akira. Meta pun mulai menanyakan kondisi Akira. Gadis itu perlahan menceritakan kejadian awal dirinya dijebak dan akhirnya bisa ditemukan oleh anggota kepolisian bersama Ramdan. "Oh jadi kamu menerima pesan dari kolom warga lalu mencari alamat itu sendirian?" tanya Meta. "Betul, Mbak. Biasanya kan memang seperti itu. Ini hanya kebetulan orang itu berniat menjebak, makanya kena," sahut Akira pelan. Sari dan Akrom hanya mendengar penuturan kedua wanita itu. "Itulah resiko menjadi wartawan ya, Ra. Apa sebaiknya kamu berhenti saja dari pekerjaan ini?" ucap Akrom sambil menatap Akira serius. Akira dan Meta saling menatap. Menyadari permintaan Akrom yang te
Part 45. Kejutan Untuk Akira Setelah dinyatakan pulih 100 persen, Akira kini diperbolehkan oleh dokter untuk pulang. Lantas hal itu menjadi kabar gembira buat Ramdan. Pria itu langsung mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk pesta kejutan untuk Akira. "Alhamdulillah hari ini Akira pulang. Aku harus memberi kejutan yang manis buatnya," batin Ramdan. Pria itu lantas menghubungi Meta dan Bimo, dua sahabat karib Akira untuk membuat pesta kejutan. Dalam pesta kejutan itu, Ramdan juga berencana untuk memberikan hadiah spesial untuk Akira. "Halo Meta, Akira sudah diperbolehkan pulang, tolong rencana kita kemarin segera jalankan yah. Kamu hubungi Bimo dan anak-anak lain. Ingat, ini acara spesial jangan ada masalah sekecil apapun," pinta Ramdan.
Part 46. Harus Jujur Meski Ramdan sudah menyiapkan rumah baru untuk Akira, namun gadis itu tetap saja memilih untuk tinggal di kos. Alasannya, karena permintaan untuk pindah itu terlalu mendadak. Sementara, dirinya juga belum berpamitan dengan Romlah yang bukan hanya dianggapnya sebagai ibu kos saja, tapi sudah seperti orang tuanya juga. "Mungkin saya belum bisa tinggal di rumah yang sudah bapak siapkan," ucap Akira disela-sela perjalanan pulang usai acara kejutan yang disiapkaan Ramdan. "Lho kenapa Ra. Kamu tidak suka yah?" tanya Ramdan. "Bukan begitu pak. Saya suka kok. Hanya kesannya tidak elok. Karena hubungan kita belum resmi secara agama dan hukum. Jadi untuk menghindari fitnah, sebaiknya saya tinggal di kos saja dulu," jelasnya. &
Part47. Kecelakaan Pagi itu, sehari sebelum berangkat ke Makassar, Ramdan memanfaatkan waktunya untuk mengawasi kinerja para karyawan di kantor. Meski banyak pekerjaan yang ingin ia selesaikan. Ia terpaksa menyampaikan kepada beberapa orang kepercayaannya untuk menghandel kantor selama ia pergi. "Saya akan pergi ke Makasar besok pagi, tolong kirimkan saja laporan harian ke email saya atau group kantor ya. Akan saya pantau dari sana," ucapnya pada Arya dan Andre. Kedua nya adalah pimpinan Redaksi dan Marketing. Ramdan lalu keluar dari kantor, ia sempat berpapasan dengan Gita di lobi kantor. Gadis itu tampak semakin cantik dan modis. Masih tersenyum ramah meski Ramdan tampak tak peduli dengannya, terlebih sejak peristiwa di hotel beberapa waktu lalu. &nbs
Part 48. Duka Akira dan Sari berjalan tergesa menyusuri koridor rumah sakit yang tengah ramai pengunjung. Tiba di depan meja petugas, gadis itu bertanya tentang korban kecelakaan lalu lintas yang baru saja masuk. "Silahkan ke ruang IGD, Mbak. Korban masih dalam penanganan darurat," ucap petugas wanita berseragam putih. Setelah mengucapkan terimakasih, Akira dan Sari bergegas menuju ruang IGD yang terletak di halaman samping rumah sakit. Saat keduanya tiba di depan ruang IGD sudah terlihat beberapa orang berseragam polisi. Termasuk Agus Suseno sahabat Ramdan. Perlahan Akira mendekati pria yang sedang serius berbicara dengan seorang dokter. "Pagi, Pak Agus," sapa Akira dengan mata sembab. "Eh Akira. Maaf saya tidak sempat mengabari kamu. Tadi hanya