Share

139. Rasa Sakit

Begitu mengetahui siapa yang mengatakan hal itu, jantungku terasa berdegup semakin kencang saja. Napas yang memburu juga seolah mengatakan, dia orang yang tak boleh berada di depanku. Atau, aku akan kehilangan jati diri, lalu beralih pada musnahnya aku.

“Kau anak kemarin sore yang tak seharusnya mengambil tempatku, Delta! Yang harus memiliki kewenangan untuk mengatur para werewolf bukan kamu atau ibumu, melainkan aku.”

Aku mendecih sinis. Kudekap tubuh ibu yang sudah melemas dengan kedua tangan terkulai. Omong kosong apa yang dia katakan? Werewolf cacat yang di setiap katanya terdengar begitu arogan, seolah raja yang menguasai segalanya itu dia. Selama aku mengingat, belum pernah ada orang searogan dia. Bahkan jika itu Alpha yang pernah membuatku celaka.

“Kau hanya werewolf jelek, tua, dan bau. Ah, jangan lupakan juga tubuhmu yang cacat itu! Mana mungkin kau cocok untuk memimpin para serigala yang lebih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status