Share

Pertolongan

Mungkin, sedikit keberuntungan masih berpihak padaku. Dengan beralasan baru selesai mandi dan belum memakai apa-apa, aku berhasil meyakinkan Kak Yuni menunggu di depan agar Kak Ijul bisa keluar tanpa ketahuan.

Namun, aku yang tak bisa memuntahkan kembali obat itu pada akhirnya tetap mendapatkan efek. Tak hanya butiran dan warna, sensasi yang ditimbulkan pun sedikit berbeda sekarang. Di samping rasa pusing serta mual, kepala dipenuhi fantasi-fantasi liar.

[Kak, tolong ….] Gemetaran aku memaksakan jari mengetik pesan untuk Kak Makmur. Walau tak sepenuhnya menulis dengan benar, aku berharap dia masih bisa memahami.

“Nay, waktunya makan malam,” panggil Kak Yuni dari depan pintu kamar. Aku yang terkesiap tergesa melepaskan ponsel dari genggaman.

Aku berbalik menatapnya, kemudian menggeleng sebagai jawaban. Selain tak adanya keinginan menyentuh atau menelan makanan apa pun, perut terasa seperti dililit dengan keras. Aku meringkuk memegangi pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status