"Sudah kuduga dia mencoba kabur dari pulau tanpa persiapan." Ucap Fioren melihat Derrick yang berdiam diri dan mematung diatas sebuah papan tipis yang dijadikan alat menyeberangi laut. "Kalian bawa dia ke kapal." Perintah Fioren tegas kepada awak kapalnya. "Baik!" Balas awak kapal dengan hormat, lalu dua diantara mereka turun untuk membawa Derrick ke kapal mereka. Tidak butuh waktu lama Derrick dapat dibawa ke kapal, terlihat tatapan mata Derrick kosong dengan pola bergelombang layaknya sebuah lolipop. Nafas Derrick tidak beraturan seperti sedang bertarung melawan seseorang. Di sisi lain. Derrick yang sudah masuk mode tahap tiga berhasil menumpas semua monster hiu, namun tidak disangka monster hiu malah semakin banyak dengan level yang sama. Bahkan ada hiu yang sudah langkah 11 yang merupakan langkah tertinggi yang dicapai oleh monster. "Ini aneh, kenapa monster hiu langkah 10 bisa sebanyak ini dalam satu wilayah." Gumam Derrick menghindar semua terkaman hiu yang mencoba m
Pulau Kambangan Darah Bagian Kanan. "Sepertinya ada beberapa rakyatku yang kabur dan berhasil menerobos ilusi tak berujung milik Xin." Gumam Joshua yang baru mendapatkan kabar tentang kaburnya Derrick dan Fioren. Xin adalah nama binatang iblis peliharaan raja Joshua yang memiliki kemampuan ilusi. "Selain itu, aku sangat penasaran bagaimana cara mereka melepaskan borgol di leher mereka?" Gumam Raja Joshua berpikir tentang borgol yang seharusnya sangat sulit dilepaskan dan mempertaruhkan nyawa. Trap! Trap! Trap! Joshua memandang pintu masuk aula istana dengan tatapan dingin ketika mendengar langkah kaki terburu-buru memasuki aula istana, tak butuh waktu lama terlihat seorang prajurit tergesa-gesa menghadapi Joshua yang duduk di singgasananya, prajurit itu langsung jatuh bersujud dengan keringat dingin. "Yang mulia..." Ucap prajurit berniat melapor. "Aku mengerti, kamu pergilah!" Potong raja Joshua yang memang tahu apa yang ingin dilaporkan sang prajurit. Prajurit itu pergi denga
Laut lepas, pulau Kambangan darah. Terlihat sebuah kapal perang mendekati pulau dan kapal lain berbendera bajak laut yang berjarak sedikit jauh dari kapal perang tersebut, diatas dek kapal terlihat kapten kapal perang sedang meneropong pulau. "Sebentar lagi kita akan berlabuh, gulung layar!" Pekik kapten kepada awak kapal."Siap kapten!" Teriak awak kapal serentak dan mulai bergerak untuk menggulung layar. Di dalam kapal, bagian bawah terlihat 20 lebih kurungan yang mengurung para penjahat yang akan menjalani hukuman di pulau Kambangan darah, dimana salah satunya adalah Derrick yang terlihat diikat dengan rantai yang menempel di dinding kapal. "Hei." Seorang pria berusia 40an tiba-tiba memanggil Derrick."Hei nak." Panggil pria itu lagi. "Hei nak, apa yang membuatmu dikirim ke pulau eksekusi?" Tanya pria itu langsung karena Derrick tidak menjawab panggilannya. Derrick menoleh sedikit melihat pria tersebut dengan tatapan sayu, lalu kembali menoleh ke depan tanpa mengatakan sepata
Pesisir pantai. Huangdi menyeret Derrick yang pingsan dan terluka bakar parah menuju tepi pantai dengan susah payah dengan nafas yang tersengal-sengal, terlihat Huangdi begitu kelelahan dan kehausan. Ketika sampai dibawah rerumputan rindang Huangdi langsung terduduk lemah. "Huh... akhirnya... sampai juga." Ucap Huangdi lega sembari mengelap keringat di keningnya. Huangdi yang kelelahan itu terkejut ketika sebuah botol air muncul di depannya dengan sebuah tangan seorang pemuda yang memegang botol tersebut, Huangdi tersenyum kecil dan mengambil botol tersebut sembari melihat siapa yang memberikannya. "Terimakasih tuan muda." Ucap Huangdi dengan tersenyum dan menenggak air di botol itu hingga setengahnya. Pemuda yang memberikan botol minuman itu hanya tersenyum sembari melirik Derrick yang pingsan. "Siapa bocah itu, paman?" Tanya bocah itu dengan mata fokus melirik Derrick. "Ahaha, dia Derrick yang merupakan tahanan baru pulau Kambangan darah ini sama seperti paman." Ucap Huangdi
Penjara kota awal, pesisir pantai.Derrick menghela nafas pelan, lalu menceritakan apa yang terjadi di kapal perang yang membawanya ke pulau Kambangan darah, mulai dari serangan bajak laut hati jahat, pertempuran kapten Rudi melawan kapten bajak laut hati jahat, serangan yang membelah dan meledakkan kapal, hingga dirinya kabur dari kapal (tanpa menyebut Huangdi). "Hm begitukah?" Agnus tidak percaya, lalu menoleh ke belakang. "Bagaimana menurut kalian?" Tanya kapten Agnus kepada bawahannya. "Benar kapten, salah satu kapal patroli melihat bajak laut hati yang berkeliaran di sekitar pulau, tepat berada 200 meter dimana kapal perang aliansi hancur." Ucap salah satu bawahan membenarkan bahwa ada bajak laut hati disekitar pulau yang tidak jauh dari kapal perang yang hancur. "Apa yang diincar bajak laut hati hingga nekat menyerang kapal perang milik aliansi perbatasan barat benua naga hitam?" Tanya kapten Agnus dengan serius. "Entahlah, aku tidak tahu apa-apa, karena aku hanyalah tahana
Hutan kota awal. Derrick membantai lebih dari 30 orang itu dengan sangat brutal layaknya seekor binatang buas yang haus darah dan pertempuran, tidak ada yang selamat dari cakar naga langit Derrick yang sangat kuat dan mematikan. Bush! Duar! Serangan sihir berskala besar menyerang Derrick yang mencekik wanita kelinci, hasilnya Derrick menghindar dan melepaskan wanita kelinci tersebut. "Serangan sihir yang kuat." Ucap Derrick melirik tajam si penyerang yang merupakan seorang wanita penyihir dengan topi besar khas seorang penyihir beserta jubah panjang yang menutupi seluruh tubuhnya. "Reren kamu baik-baik saja?" Tanya wanita penyihir itu kepada wanita kelinci. Reren ngos-ngosan dan susah payah mengontrol nafas dan ketakutannya. "Fioren, aku baik-baik saja." Balas Reren dengan yakin dan seluruh tubuhnya berubah menjadi sesosok manusia yang menyerupai kelinci, bedanya jika kelinci jalan menggunakan empat kaki maka Reren layaknya kelinci dalam bentuk manusia. "Mode hybrid, kelinci
Jembatan yang memisahkan kota dan hutan. Derrick yang hendak melewati jembatan dikejutkan dengan sesuatu yang bergerak di bawah tanah dan membuat gempa kecil, seakan-akan ada sesosok makhluk yang berada di bawah tanah. Derrick dengan sigap melompat mundur, disaat yang bersamaan sesosok kepala berniat menerkam Derrick. "Ular?" Gumam Derrick terkejut.Derrick melakukan salto kebelakang beberapa kali dan menyeimbangkan diri, sementara ular itu meraung dan menyabet Derrick dengan ekornya. Bash! Bang! Sabetan ekor ular itu ditahan oleh Derrick dengan tangan kosong, lalu mendorongnya sejauh mungkin dan bersiap menyerang balik. "Argh..." Derrick tiba-tiba kesetrum akibat kalung borgol yang memborgol dirinya. "Sialan apa ini, argh!" Pekik Derrick kesakitan dan kejang-kejang, Derrick disabet hingga terhempas dan muntah darah. "Ugh... sudah kuduga, pulau ini tidak sesederhana yang aku pikirkan." Gumam Derrick yang merasakan setrum dari borgol itu mereda, namun sakitnya masih terasa dan
Dalam kota. Meskipun raungan harimau itu mampu membuat suasana kota hancur, namun tetap saja para banteng baik-baik saja, mereka hanya berhenti karena terkejut dengan raungan harimau yang memecahkan gendang telinga. "Mpish!" Dengus banteng-banteng sembari menggosokkan kaki bersiap menyeruduk orang dengan tanduk besar mereka. "Teman banteng-banteng itu masih berdiri kokoh, aku berterimakasih karena kamu membantuku, tapi selamat tinggal." Ucap Derrick berterimakasih dan lari menjauh. "Eh..." Derrick terkejut kerah bajunya dipegang dan ditarik oleh Tiger Long. "Kamu tidak bisa lari dari tanggung jawab, jika mereka tidak mau pergi, maka mereka hanya bisa mati." Ucap Tiger Long. Bum... bum... bum! Para banteng berlari kencang menyeruduk Derrick dan Tiger Long, melihat itu Huangdi menghampiri dua orang itu dan membantu. "Bocah kita bertemu lagi." Ucap Huangdi tersenyum dan memamerkan pedang tajamnya menebas udara kosong. Sling! Tebasan energi yang sangat besar langsung menghantam