Share

Intan

Di atas awan melanju tanpa arah, begitu rupa dengan beberapa anak jalanan yang tengah melangkah menembus kegelapan menghindari terpaan embun Tuhan. Rumah mereka roboh, tak lagi mampu melindungi mimpi mereka dalam kelamnya kegelapan. Tubuh yang letih itu, kini ditatih menyusuri bermeter-meternya jalan yang masih terpeciki airmata langit. Badan mereka bermandikan air. Intan menggendong Caca, Ovan memapah Enggar yang semakin melemah, sementara Agus menggendong karung-karung berisi bantal dan baju-baju mereka. Mereka terus melaju tanpa tahu kemanakah mereka akan menepi. 

 Tuhan menciptakan langit berhiaskan keindahan dan kesedihan. Jika bintang dan rembulan datang, tentunya pesolek wajah jubah biru di atas sangatlah menakjubkan, tapi kala kabut, petir, hujan menghantam, apalagi kalau bukan ketakutan dan kedengkian yang menjelang. Tuhan maha adil, tentunya Ia menciptakan sesuatu itu dengan saling berpasang-pasangan. Hal itu diyakini oleh para anak jalanan tersebut. Mungk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status