Share

Part 72 Khawatir 1

"Dilihat dulu siapa yang telepon, Mas. Mungkin ada yang penting," ujar Marisa sambil membenahi duduk dan mengikat rambutnya.

Aksara meraih ponsel di nakas. Ternyata sang mama yang menelepon.

"Coba Mas call balik, sampai tiga kali nelepon. Mungkin ada sesuatu." Marisa ikut cemas. Khawatir saja sesuatu terjadi pada mertuanya. Aksara tak kalah khawatir. Mamanya flu saja, Aksara kepikiran. Terlebih kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Halo, Ma. Ada apa?" Tanpa mengucap salam, Aksara langsung bertanya ketika panggilan di terima sang mama. Suaranya penuh kepanikan. "Mama, nggak apa-apa 'kan?"

"Assalamu'alaikum. Kamu sampai lupa ngucap salam dulu, Nak. Mama nggak apa-apa."

"Wa'alaikumsalam. Maaf, Ma. Nggak biasanya mama nelepon malam-malam begini. Makanya aku cemas tadi."

"Kamu pulang ke Surabaya kapan?"

"Aku sudah pulang tadi pagi. Maaf, belum sempat nelepon mama."

"Alhamdulillah, kalau kamu sudah pulang. Kamu sudah dengar kecelakaan kereta api tadi pagi?"

"Belum. Seharian ini aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
jangan ikut nganter, ntr mlah nyampe sana disuruh nikahin karena iba.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status