Share

Duka kematian

Myla nyaris terhempas ketika dokter Wilma menyatakan hari dan jam kematian mamanya, lalu dokter sahabat mamanya  menarik selimut Tante Katrin hingga menutup wajah cantik yang tak bernyawa itu lagi. Seakan seperti mimpi buruk Myla menampar-nampar pipinya sendiri agar bisa terbangun, sayangnya ini bukan mimpi, mamanya memang sudah pergi untuk selamanya. Om Rudy berjalan perlahan mendekati jasad istrinya, disibak selimut yang menutupi Tante Katrin, diamatinya wajah yang cantik seakan sedang tertidur.

“Kat, kamu kok gak pamit sih mau pergi jauh seperti ini, Sayang? Kenapa kamu gak tunggu aku dan anak-anak kamu ada? Kenapa kamu pergi diam-diam, Kat?” suara parau Om Rudy terdengar sesak. Dokter Wilma membuka kacamatanya dan mengusap air mata yang tak bisa dibendungnya, Tante Katrin bukan hanya pasiennya tetapi sahabatnya untuk berbagi suka dan duka, kehilangannya begitu cepat bukan hal yang bisa diduganya.

“Rud, tabahkan hati kamu, ikhlaskan kepergiann

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status