Share

Bab 163

"Sudah, Bang. Ini semua bukan kemauan Abang, saat itu ada sesuatu yang tengah mengendalikan Abang. Sekarang ayo dimakan buburnya."

Hasan dengan tak rela mengurai pelukannya, dia sangat lega, yang berada bersamanya adalah istrinya sendiri, bagaimana jika wanita lain yang tengah bersamanya saat ini? Mungkin kehancuran yang akan dia jalani selama sisa hidupnya.

"Sini, aku suapi ya, Bang ...."

Hasan mengangguk pelan, Aina dengan serius menyuapi suaminya, namun sesekali dia ikut memakannya. Perlahan, energi Hasan mulai terisi, seperti mainan robot yang baru dicas batere-nya.

"Kenapa kau bisa ke sini, Ai?" tanya Hasan akhirnya, tak ayal tentu dia sangat penasaran

"Tadi malam aku ditelpon oleh pak Steven, katanya Abang ada di sini, aku disuruh langsung menuju kamar 102."

Ah, orang itu lagi ... Kenapa orang itu selalu tepat waktu menyelamatkan dia dan Aina? Apakah ini kebetulan ataukan memang dia menguntit kemana kami pergi? Pemikiran itu hanya terlintas di kepala Hasan saja, dia tidak mungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status