Share

Deg-degan

“Makanlah sedikit setelah ini Abang akan keluar!” Pria itu mulai menyendok nasi lalu mendekatkannya ke mulutku. Jangan harap Bang aku bisa luluh dengan manisnya sikapmu.

“Taruh saja di nakas Bang, aku belum lapar!”

“Abang enggak akan pergi sebelum kamu makan.”

“Dan aku enggak akan makan sebelum Abang pergi.”

“Dek.” Dengan nada memohon lagi wajahnya yang cemas dan penuh harap dia menatapku dalam-dalam, sayangnya hatiku telah membeku seiring dengannya yang lebih memilih menyerah pada takdir.

Di tengah keheningan, terdengar deru kendaraan memasuki halaman, anak-anak mungkin sudah pulang.

Aku segera bangkit dari pembaringan, mengabaikan Bang Andre yang masih menatap cemas padaku. Sayangnya, karena terlalu bersemangat aku malah sedikit kehilangan keseimbangan, mungkin karena tak makan hampir seharian. Bang Andre lekas bangkit dari tempatnya bersiap membantuku untuk berjalan.

“Ga perlu Bang, jangan sentuh aku!”

“Bagaimana bisa Abang membiarkanmu jalan sempoyongan begini,” ujarnya dia khawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status