Share

Pengkhianat Tetaplah Pengkhianat

Mendekati waktu subuh, kantuk mulai datang kupaksakan untuk tetap terjaga mengingat sebentar lagi azan berkumandang. Sedang lelakiku masih terlelap di ranjang. Kusiapkan sarapan seperti biasa, meski hatiku sakit karena perbuatannya, tetap kutunaikan kewajibanku melayaninya.

“Dek, Mas mau keluar kota kayaknya seminggu.”

“Iya.” Bolehkah sekali saja bersikap acuh padanya? Entah apa yang dia sembunyikan di belakangiku.

“Sayang, kenapa sih dari tadi cuekin Mas terus?” Disentuhnya tanganku dengan lembut.

“Makan dulu Mas, biar kusiapkan pakaian yang harus dibawa.”

“Ga usah di sana juga udah ada pakaian kok.” Sambil memasukkan roti ke mulutnya dia mengatakannya tanpa beban. Kutatap matanya dengan penuh selidik, akhir-akhir ini sejak lahirnya Arya. Dia kerap pergi keluar kota kadang 2 atau 3 hari, tapi kali ini satu minggu rasanya terlampau lama.

“Di mana?” tanyaku.

Mas Bagas sampai terbatuk dibuatnya. Gelagatnya sungguh mengundang curiga.

“Ya di sana, ‘kan banyak yang jual baju, tapi kalau Ad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
selingkuh itu penyakit kambuhan dan susah obatnya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status