Share

Chapter 22

Redita sudah berdiri di depan pintu ruang praktek Dokter Stefan, untuk apa? Tentu untuk menanyakan perihal kelanjutan stase bedahnya ini. Apa hukuman yang ia dapatkan dari betapa buruk presentasi kasusnya tadi? Tambah minggu? Itu pasti! Tapi tenang berapa minggu?

Satu Minggu?

Dua Minggu?

Atau malah mengulang stase ini satu kali lagi?

Redita menghela nafas panjang, ia mengetuk pintu itu, menunggu sang empu ruangan memberinya izin masuk.

"Masuk!" suara itu tampak begitu dingin.

Kembali Redita menghela nafas panjang, dengan mantab ia menekan knop pintu dan melangkah masuk ke dalam ruangan itu. Ia mempersiapkan telinga dan hatinya untuk menerima apapun yang nantinya akan dikatakan Dokter Stefan kepadanya.

"Permisi Dokter, saya ...."

"Duduk!" perintah sosok itu dengan begitu tegas.

Redita mengangguk, ia bergegas duduk di depan dokter bedah senior itu. Berharap-harap cemas perihal 'hadiah' apa yang hendak Dokter Stefan berikan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kalea 123
pingin cepet baca semua ,tp Krn koinnya ga cukup yah harus sabar bsk lagi bacanya.
goodnovel comment avatar
Jauza Lesmono
baca nya enak tapi terhalang koin thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status