Share

Chapter 29

"Makanlah dulu!"

Seporsi nasi liwet itu sudah terhidang di depan Redita, ia hanya tersenyum kemudian mulai meraih sendoknya. Mereka akhirnya berhenti di sebuah warung lesehan yang menjual nasi liwet khas Solo. Makanan wajib yang harus dicoba kalau berkunjung ke Kota Bengawan ini.

"Harusnya jangan langsung makan yang bersantan, Re. Perut kamu kosong dan kamu ...," Adnan tidak melanjutkan kalimatnya ketika Redita tidak jadi menyuapkan nasinya dan malah menyimak ucapan Adnan.

"Makanlah dulu," Adnan tersenyum, ditatapnya gadis dengan mata sembab itu.

"Dokter tidak makan?" Redita menatap Adnan yang hanya tersenyum melihat dia makan.

"Makanlah, jangan pikirkan aku, Re."

Redita kembali tersenyum, ia mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Jantungnya berdegub kencang, terlebih ketika menatap wajah Adnan yang tampak segar dan santai tanpa pakaian dinas dan snelli itu.

"Dokter sangat baik, entah apa yang akan terjadi pada saya kalau tidak ada

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status