Share

Chapter 65

Redita tersenyum ketika masuk ke tangga darurat itu, air matanya menitik ketika ingat bahwa di tempat ini lah kemudian untuk pertama kalinya ia mengobrol dengan begitu akrab dengan Adnan bukan? Yang kemudian berujung dengan makan siang bersama dan saling bercerita satu sama lain?

Redita duduk di ujung tangga paling atas, tempat di mana dulu Redita dan Adnan pernah duduk berdua di sini. Redita bersandar di tembok, membiarkan air matanya menitik. Hatinya benar-benar pedih hari ini, ia hancur, patah hati dan entah apa lagi. Yang jelas dadanya begitu sesak luar biasa.

Kenapa harus ada pertemuan jika ujunngya hanya sebuah perpisahan? Kenapa kemudian harus tumbuh cinta jika hanya berakhir duka? Namun apakah semua ini salah cinta? Apakah cinta salah dalam hal ini?

“Re, k

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status