Share

Bab 21

Ibu menoleh.

"Loh ini emas Ibu," kata beliau kemudian seraya mengambil emas itu dari tanganku.

"Kurang ajar si Kania, selain nyuri sertifikat ternyata dia juga nyuri emasku. Apa jangan-jangan dia ambil semuanya? Gawat." Ibu bergegas masuk ke dalam kamarnya.

Aku dan Ranti mengekor setengah kepo.

Di kamarnya ibu buru-buru membuka lemari dan mengeluarkan semua tempat perhiasan miliknya.

Gila kupikir ibu hanya punya satu tempat perhiasan, tahunya ada banyak tempat perhiasan sampai bertumpuk beliau keluarkan.

Aku dan Ranti sampai melongo dengan alis terangkat.

"Hah kemana emasku? Kemana ini? Kemana yang ini? Kemana yang di sini?" Ibu mulai panik, dibukanya satu persatu tempat perhiasan yang sudah kosong melompong itu di atas kasurnya.

"Kania ... kamu bener-bener ular, ular berkepala manusia yang sudah nyuri di rumahku, awas saja kau Kania." Wajah Ibu tampak murka. Merah seperti bara api.

Sementara aku berusaha menahan tawa, kuingat dengan bangganya ibu pamerkan semua emas saat akan tahlil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status