Share

Bab 22

"Gini ya Abang sayang, kontrakan ini tuh kontrakan Ranti, warisan dari nenek pihak bunda. Sebetulnya diwariskan untuk Ranti dan A Hasjun tapi A Hasjun bilang semuanya buat Ranti aja karena A Hasjun cowok dia bisa kerja keras sendiri."

Keningku mengernyit menanggapinya.

"Serius? Kok Abang baru tahu?"

"Ishh ya serius atuh Bang, emang selama ini Ranti pernah bayar kontrakan?"

Waduh, iya juga sih selama kami tinggal di sini emang Ranti gak pernah terlihat bayar kontrakan.

Ouh pantes aja dulu pas pertamakali pindah ke sini ada tetangga nyapa kayak udah kenal banget sama Ranti.

"Pantesan gaji sedikit tapi selalu cukup Ran."

"Itu lah alesannya, karena Ranti gak pernah bayar kontrakan, mau bayar gimana? Ini kontrakan Ranti haha." Ranti terbahak-bahak menertawakanku.

"Eh tapi kenapa semua orang harus bayar ke Pak Sugih? Jadinya kan Abang ngira ini kontrakan milik dia," tanyaku lagi.

"Sejak dikelola sama nenek dan kakek kontrakan ini emang dirawat sama Pak Sugih Bang, dulu nenek dan kakek tingg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status