"Jingga, Jingga..." terdengar suara seseorang memanggilnya.
Namun Jingga tak berhenti, dia memilih terus memacu kudanya menjauhi istal utama dimana Badai memanggilnya tadi.
Hari kedua Badai di peternakan berakhir dengan cepat, Jingga memilih menghabiskan waktu sejak pagi buta ke peternakan anakan kuda di seberang perkebunan untuk mengecek kuda-kuda yang masih sangat muda disana.
Yang terpenting adalah menghabiskan waktu di tempat yang jauh supaya Madam Bee tak meminta bantuannya untuk melayani tamu khusus mereka.
Keesokan harinya, Jingga sudah bersiap hendak berangkat ke peternakan anakan kuda saat hari masih terang tanah.
Dengan langkah tegap, Jingga juga melihat kamar diseberangnya masih menyalakan lampunya.
Wanita ini langsung mengehntakkan kudanya pelan supaya tak membuat kegaduhan untuk pergi ke peternakan diseberang.
Namun ditengah jalan, seseorang menghadangnya hingga mmebuat Jingga terlempar berguling-guling di ta
Oalah, ketemu juga akhirnya. Lanjut yuuk.
Jingga, akhirnya mengangguk menyetujui pernikahannya dengan Arshan yang akna dilakukan secara siri. Bukan tanpa alasan, namun Arshan memang tak mau membuat kaget kedua orangtuanya dengan rencana pernikahan mereka. Jingga sejujurnya masih sangat belum siap, namun terus menyendiri pun tak baik untuk wanita berstatus janda sepertinya. Terlebih setelah Badai akhirnya menemukan keberadaannya. Menerima tawaran Arshan, nampaknya menjadi hal terbaik yang bisa dipilihnya saat ini. "Jingga, kau mendapatkan jackppout besar dengan menjadi pengantin Tuan Muda Arshan, selamat sayang, selamat." ucap Madame Bee kepada Jingga. "Ha.ha.haa, tak kusangka aku akan menyaksikan lagi pesta pernikahan setelah sekian lama." ucap Kakek Tora sambil tertawa bahagia mengetahui niat Tuan Mudanya yang baru saja menyampaikan kabar bahagia kepada mereka. Menggunakan sebuah Mercedes Maybach, Arshan membawa Jingga ke kota Helida dimana keluarga besarnya berada. Jingga ma
Jingga, akhirnya mengangguk menyetujui pernikahannya dengan Arshan yang akna dilakukan secara siri. Bukan tanpa alasan, namun Arshan memang tak mau membuat kaget kedua orangtuanya dengan rencana pernikahan mereka. Jingga sejujurnya masih sangat belum siap, namun terus menyendiri pun tak baik untuk wanita berstatus janda sepertinya. Terlebih setelah Badai akhirnya menemukan keberadaannya. Menerima tawaran Arshan, nampaknya menjadi hal terbaik yang bisa dipilihnya saat ini. "Jingga, kau mendapatkan jackppout besar dengan menjadi pengantin Tuan Muda Arshan, selamat sayang, selamat." ucap Madame Bee kepada Jingga. "Ha.ha.haa, tak kusangka aku akan menyaksikan lagi pesta pernikahan setelah sekian lama." ucap Kakek Tora sambil tertawa bahagia mengetahui niat Tuan Mudanya yang baru saja menyampaikan kabar bahagia kepada mereka. Menggunakan sebuah Mercedes Maybach, Arshan membawa Jingga ke kota Helida dimana keluarga besarnya berada. Jingga ma
Pagi harinya, Jingga sudah bersiap di dalam kamar Arshan. Sejumlah perias datang dan langsung membuatnya menjadi patung hidup hingga lebih dari dua jam. Dengan sangat singkat, Jingga melangsungkan pernikahannya dengan Arshan dengan disaksikan oleh semua keluarga Arshan dan diwalikan oleh pamannya. "Jingga, paman pamit yaa. Kabarin paman selalu ya nak Arshan. Titip Jingga." ucap pamannya itu sambil segera berlalu. Seketika dada Jingga bergolak. Ada rasa ingin menahan paman dan bibinya pergi, namun Jingga tak bisa melakukannya. "AYoo ke kamar." ucap Arshan sangat dingin. "Tapi, semua orang masih berada disini?" tanya Jingga kepada pria yang kini sudah menjadi suaminya itu. Namun, sepertinya Arshan tak mendengarnya, karena pria ini tetap berjalan dengans etengah menyeret Jingga ke dalam kamarnya. "Buka semua bajumu! Layani aku dan berikan bayi untukku!" ucap Arshan dengan suara lantang yang sangat dingin. Seketika jiwa Jin
Pagi harinya, Jingga sudah bersiap di dalam kamar Arshan. Sejumlah perias datang dan langsung membuatnya menjadi patung hidup hingga lebih dari dua jam. Dengan sangat singkat, Jingga melangsungkan pernikahannya dengan Arshan dengan disaksikan oleh semua keluarga Arshan dan diwalikan oleh pamannya. "Jingga, paman pamit yaa. Kabarin paman selalu ya nak Arshan. Titip Jingga." ucap pamannya itu sambil segera berlalu. Seketika dada Jingga bergolak. Ada rasa ingin menahan paman dan bibinya pergi, namun Jingga tak bisa melakukannya. "AYoo ke kamar." ucap Arshan sangat dingin. "Tapi, semua orang masih berada disini?" tanya Jingga kepada pria yang kini sudah menjadi suaminya itu. Namun, sepertinya Arshan tak mendengarnya, karena pria ini tetap berjalan dengans etengah menyeret Jingga ke dalam kamarnya. "Buka semua bajumu! Layani aku dan berikan bayi untukku!" ucap Arshan dengan suara lantang yang sangat dingin. Seketika jiwa Jin
"Aku pulang." ucap Arshan saat membuka pintu kamarnya. Jingga melirik jam di dinding kamar, sudah pukul dua pagi. Wanita itu bergegas melayani suaminya berganti pakaian hingga setengah jam kemudian Arshan sduah bersih dan mengenakan piyamanya. "Tuan, anda mau makan dulu?" tanya Jingga kepada suaminya. "Tuan? Ayolah, aku suamimu. Mana ada seorang isteri memanggil suaminya dengan sebutan seperti itu." ucap Arshan sambil langsung menarik isterinya ke dalam pelukannya. "Baiklah, aku harus memanggilmu apa?" tanya Jingga dengan sangat mendesah karena Arshan sudah mencumbunya. Seperti inilah kehidupan Jingga terus berjalan selama dua bulan ini. Jingga menjadi boneka pemuas yang harus selalu siap saat suaminya datang kerumah. Tak jarang, Arshan datang di siang bolong hanya untuk melabuhkan hasratnya di peraduan dan setelah itu Arshan kembali berangkat ke kantornya. Bagi Arshan, Jingga adalah mesin pembuat bayi yang harus segera mencetak
Kematian petinggi di Prahara Group yang merupakan raksasa bisnis di kota Thyrus ini membuat geger semua orang. Terlebih, kematian tragis ini akhirnya mencuatkan sebuah fakta yang mengejutkan publik dimana akhirnya muncul nama Jingga sebagai isteri sah dan sekaligus penerus utama Prahara Group sebagaimana diumumkan oleh pihak lawyer keluarga utama di Thyrus ini yaitu Thompson and Co. "Tidak mungkin! Bagaimana bisa wanita yang baru saja dinikahinya beberapa hari mendadak menjadi bangsawan dan milyarder?" ucap Rhani yang merupakan adik sepupu Arshan dari ibunya. Suara sumbang seperti itu terus terdengar ditelinga Jingga di sepanjang pemakman hingga acara fatwa waris digelar malam harinya. "Dia hamil anak Arshan? Sangat aneh? bukankah kita sudah membuat pria itu impoten." ucap Putri kepada anaknya yang bernama Lili dengan suara sangat pelan. Sayangnya, kedua wanita itu ceroboh karena dibelakangnya ada seseorang yang mendnegarnya yaitu Jingga.
Konferensi pers resmi lawyer senior di Thmpson and Co yang berkantor di Paris itu menyedot perhatian publik dengan sangat cepat. Terlebih, saat kabar tersebut menjadi sebuah kabar sensasional di Negara Bagian Helosinia ini. Apalagi, kabar tersebut menyangkut penerus sebuah raksasa bisnis di Helosinia yang berpusat di kota Thyrus ini. Kabar semakin membuat mata publik melongo, dimana Arshan Prahara yang dikenal smeua orang sebagai Tuan Muda arogant dan tukang gonta ganti pasangan ini ternyata sudah menikah secara resmi dimana isterinya sudah mengandung 2 bulan. Sosok Jingga Lestari Maharani adalah nama paling dicari saat ini. Sederet tag pencarian di situs situs news nyaris dipenuhi kata kunci tersebut. Fakta-fakta mengenai Jingga yang juga pernah diperisteri oleh Badai Hankaara itu. Sosok wnaita sederhana ini seketika menjadi buah bibir tak hanya di kalangan masyarakat namun juga dalam kalangan keluarga kelas atas di negara ini. Kaum sosialita yang se
"Sekretaris Frans! Apakah Tuan Tiedo sudah mengaturkan jam kerja anda disini?" ucap Jingga sambil terus sibuk membuka lembaran majalah ditangannya. "Benar Nyonya, Tuan Tiedo mempekerjakan saya dengan aturan jam kerja 24jam dengan gaji 150juta yang dibayarkan setiap tanggal 20 di setiap bulannya." ucap Frasn dengan sangat teratus menyampaikannya. "Baiklah, aku akan menggajimu 200juta hanya dengan delapan jam kerja saja. Artinya, hanya pukul delapan pagi hingga pukul empat sore saja anda berada di kediamanku." ucap Jingga dengan lugas dan tegas. "Maaf Nyonya, saya tidak akan menerimanya. Kontrak kerja saya sudah disegel resmi dalam hukum internasional." ucap Frans dengan tetap tenang. "Aku tak peduli dengan hukum tersebut! Aku tak mau kau menguntit dan mengurusiku selama 24 jam." ucap Jingga sambil menutupkan majalahnya dan menatap Frans dengan mata terbelalak setelahnya. Namun pria didepannya tak bergeming sedikitpun. Pria itu tetap saja diam d