"Nyonya, anda harus beristirahta dulu. Saya akan simpan bukunya!" ucap Frans yang langsung menutupkan buku besar didepan Jingga setelah menandai halaman terakhir yang dibaca wanita tersebut.
"Aku masih mau membaca." ucap Jingga menolak bukunya diambil.
"Nyonya, sudah cukup. Ingat dengan kehamilan anda. Ini sudah waktunya makan siang." ucap Frans kepada Jingga.
Tak berselang kemudian, dua staff helpher Prahara Group datang dengan sebuah troli makanan yang berisi penuh.
"Duma? Kenapa disini?" tanya Frans kemudian karena sangat terkejut melihat pelayan tersebut datang dibelakang dua staff helpher yang diperintahkan Frans menyiapkan makan siang Jingga tersebut.
"AKu diminta Nyonya datang pada jam makan siang tuan sekretaris Frans." ucap DUma menjawab dengan sangat gugup sekali.
Wanita itu jelas tak ingin terlibat maslaah dengan pria tersebut appaun alasannya.
"Duma, kemarilah. AKu sangat ingin melihat Frans menikah. Please, Frans n
Duch, Jingga ada-ada aja yaa. Nyuruh Frans nikah seenaknya. Kaishan sama Duma dong Jingga, dia kan jadi baper. Nah,
Jingga tengah melahap makan siangnya yang disodorkan Frans. Wanita ini sangat kesal dengan semua peraturan yang mengurungnya. Setiap melewati jalanan dimana banyak pedagang kaki lima menjajakan jualannya, Jingga hanya bisa menelan ludahnya saja. Karena tak akan pernah diijinkan oleh sekretaris keluarganya itu untuk jajan sembarangan. "Frans, aku mau bakpao ayam dan batagor kuah yang ada di depan balai kota. Terserah! Aku tak mau makan jika kau tak membelikanku bakpao dan juga batagor kuah di sana." ucap Jingga yang mendadak punya ide cemerlang untuk menekan pria tersebut supaya mengabulkan permintaannya. "Nyonya, kita sudah membahasanya. Anda tak diijinkan jajan di tempat itu." ucap Frans dengan sangat lantang. Jingga yang kesal, mencoba menghubungi pelayannya yang bernama Duma itu untuk membelikan makanan tersebut. Diluar pintu ruangannya ini, Badai tengah berdiri dan baru saja akan masuk ketika mendengar keinginan Jingga tersebut. Inisiatif
Jingga sedang membaca majalah ibu dan bayi yang baru dibelinya, ketika seseorang menelpon Frans. Awalnya, Jingga tak terusik sedikitpun oleh bunyi dering tersebut. Namun karena Frans tak kunjung menjawab dan hanya membiarkannya membuat Jingga snagat risih. "Frans! Angkat telponnya atau kau matikan saja ponselmu itu!" ucap Jingga kepada pria tersebut yang langsung mematikkan ponselnya saat itu juga. Alih-alih marah, Frans justru sangat tenang meski Jingga mendelik membesarkan dua bola mata menatapnya. Malam mulai mengayunkan kantuk, membawa Jingga untuk terlelap. Setelah meneguk susu dan menghabiskan camilan malamnya. Jingga pun tak berdaya oleh luapan kantuk yang menyerangnya. Kehadiran Frans sudah mulai membuat Jingga terbiasa, kedekatan keduanya sebelum saat ini terkadang menjadi benteng pemisah yang membuat deburan emosi meluap-luap. Namun kedekatan itu juga membuat Frans lebih tenang melayaninya sebagi seorang majikan. Selesai menyelimuti
Hari berganti bulan, kehamilan Jingga semakin besar. Semua berjalan sangat baik selama kehamilannya ini, janin di kandungannya tumbuh dengan sehat demikian juga ibunya. Meski berat badannya membengkak, namun kecantikan Jingga tak luntur karenanya. Semakin besar perutnya, Jingga kian seksi dimata semua orang. Wanita ini bahkan masih sangat sanggup bekerja meski sudah memasuki trimester ketiganya. Kehebatan Jingga dalam memimpin Prahara Group dalam satu kwartal pertamanya layak diacungi jempol. Perusahan yang kini kian mandiri tanpa pengaruh dari banyaknya anak perusahaan yang mendompleng mmebuat Prahara Group kian meroket di belantika bisnis negara ini. Acara rapat keluarga besar Prahara yang sebelumnya sudah matang direncanakan akhirnya diundur mengingat pertimbangan keamanan dan kesehatan Jingga yang tengah berbadan dua. Kehadiran Badai di Prahara Group, sukses membuat trio pria hebat di belakang layar Prahara Group dikenal publik. Nama F
Kabar kelahiran bayi mungil pewaris utama keluarga Prahara dengan segera tersiar. Rumah sakit tempat Jingga melahirkan bayinya mendadak dipenuhi pengunjung dari kalangan elite bisnis hingga elite pemerintahan negara ini. Bukan hanya itu saja, ratusan awak media kini menjadikan rumah sakit ini sebagai basecamp dadakan karena munculnya banyak sekali public figure di tempat ini. Frans, melipat gandakan pengamanan di ruangan bersalin VVIP tempat Jingga berada. Pria ini juga meminta perawat yang bekerja di ruangan ini melewati sejumlah protokol khusus. Bayi mungil yang lahir setinggi 52cm dengan berat badannya 4,2kg itu nyatanya snagat sanggup membuat kegaduhan di kota ini di awal kelahirannya. "Dia lahir! dan kita belum berhasil menyingkirkannya!" uap Elisa dengan mata menyipit menatap Jasmin. "Ini salahmu Tan, sudah kubilang supaya kau menghabisi Frans juga, karena pria itu adalah tongkat utama di Prahara Group setelah Arshan!" ucap Jasmin sambil melipat
"Frans, bisakah kita pulang?" tanya Santi kepada sekretaris puterinya itu. Mata dingin Frans mengangguk mengiyakannya. "Tunggu sebentar Nyonya Tua, karena Nyonya Arshan dan Tuan Muda masih menunggu pakaian yang akan mereka kenakan saat keluar dari rumah sakit ini." ucap Frans kepada Santi. Jingga sudah menebaknya, sebuah ritual khusus yang menjadi tradisi mendarah daging dalam keluarga Prahara adalah pakaian couple turun temurunnya di publikasi pertama Tuan Muda mereka. Jingga membaca setiap buku yang dituliskna mendiang suaminya di dalam laptop sang suami sejak beberapa waktu lalu. Disana Arshan benar-benar menuntun Jingga untuk menjadikan putera mereka seorang Tuan Muda terbaik di keluarga ini. Setngah jam kemudian, seorang pelayan datang dengan jaket yang serba hitam. Pelayan wanita itu datang berdua dengan sebuha keresek besar di tangannya. "Apa ada yang menguntit kalian?" tanya Frans penuh selidik. "Tidak Tuan Sekretaris,
Jingga baru hendak terlelap, ketika langkah Frans dengan terburu-buru meninggalkan kamarnya. Melihat ketergesa-gesaan pria tersebut Jingga memastikkan jika ada yang tak beres tengah terjadi. Sayangnya, Jingga tak bisa turun dari ranjangnya mengingat masa nifas yang membutuhkan banyak sekali pemulihan dengan ketat terus dijalananiya. Mata Jingga melirik ke sebelah kanan, di sana sebuah kasur angin produk terbaik sudah ditempati ibundanya yang terlelap tepat di sebelah kasur Alkala. Mata Jingga tak terasa mendadak membasah, ketika wajahnya melihat raut tampan mendiang suaminya yang berada di meja tempat tidurnya itu. "Mas, puteramu telah lahir." ucap Jingga dengan jantung berdegup semakin kencang. Entah kapan perasaan ini menghinggapinya, jika dulu pertemuannya dengan Arshan adalah disebabkan syahwat dan juga nafsu yang begitu menggebu. Setelah masa kehamilan panjang dan juga persalinannya yang sangat berat membuat Jingga tak bisa lagi mengabaik
Sekitar pukul empat pagi, Frans akhirnya kembali dan Jingga melihat Darma kembali bertukar posisi dengan pria itu. Lega dan sangat tenang, Jingga yang sejak tengah malam tak bisa terlelap karena bayinya terjaga itu akhirnya bisa ke kamar kecil untuk melepaskan cairan di kandung kemihnya yang sudah ditahannya sejak beberapa jam yang lalu. Selesai dengan aktifitas pribadinya itu, Jingga kemudian memberikan ASI kepada baby Alkala yang sudah mulai mengantuk. Sekitar pukul lima, mata Jingga akhirnya bisa kembali terpejam. Wanita ini meringkuk sambil memeluk erat Alkala. Dan hingga besok siangnya, Jingga tak menyadari bergulirnya waktu. Pukul sebelas, Jingga dibangunkan oleh Duma. Pelayannya itu sudah menyiapkan air hangat untuk Jingga mandi sementara dua baby sitter juga sudah menyiapkan segala keperluan baby Al. Sementara itu, Jingga sudah tak bsia menemukan Santi dan Violet yang memang sudah berpamitan sejak semalam karena pagi ini harus
Hari ini, gedung aula Prahara Group yang sangat megah sudah dipenuhi puluhan obil mewah yang berderet hendak masuk ke dalam aula tersebut. Sebagai salah satu keluarga paling terpandang di negara ini, Prahara adalah nama belakang elite dan juga sakral bagi setiap anggota keluarganya. Hadir dalam acara ini adalah semua garis darah Prahara dari berbagai generasi. Dan sisa dua tertua adalah Bibi Elisa juga Paman Erik. Kedua orang itu akan memberikan suaranya terkait posisi Jingga sebagai Kepala Keluarga saat ini dimana Alkala Arshan Prahara dipastikkan akan menjadi penerus posisi tersebut secara sah kemudian. Desas desus terus terdengar, bukan hanya beredar di kalangan publik saja karena Jingga pun sudah mengetahuinya. Paman Erik dan Bibi Elisa yang akan menggerakkan semua anggota keluarga untuk membuat petisi anggota keluarga dalam hal ini. Untuk semua itu, Jingga sudah sangat siap. "Hallo sayangku. Jagoan mama, kamu adalah anak yang hebat.