Share

InginTenggelam di Segitiga Bermuda

ZOLA

Memandang ke sekeliling, aku nggak menemukan apa pun selain kesunyian.

Hanya ada satu-satu kendaraan yang melintas, dan itu pun melaju dengan kencang.

Aku nyaris putus asa ketika menelepon Mas Javas dan Mbak Zoi, tapi keduanya seakan kompak untuk tidak menjawab.

Tenang, Zola, kamu masih punya Ariq.

Aku hampir saja menelepon Ariq. Namun ingatan seketika memberi peringatan. Ariq sedang berada di rumah orang tuanya yang sedang sakit. Dan aku nggak mau merepotkannya. Akhirnya aku mengurungkan niat itu.

Bermenit-menit aku bengong sambil jongkok di dekat ban mobil yang kempes tanpa tahu harus melakukan apa-apa. Rasanya pengen nangis, tapi air mataku nggak mau keluar. Air mataku sudah kering di Canary.

Dari jauh aku melihat sebuah taksi melintas. Lampu jauhnya menyorot mukaku, membuatku silau. Aku sontak menutup wajah. Sialan, benar-benar nggak punya etika.

Umpatanku terhenti. Taksi tersebut menepi di dekatku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status