Share

Stalking You

ZOLA

Ariq memaksa untuk menyetir sendiri, tapi melihat keadaannya seperti sekarang yang katanya nggak mabuk, aku nggak mungkin tetap membiarkannya.

“Saya bisa sendiri.” Dia menjauhkan kunci mobil dariku.

“Bapak lagi mabuk, saya nggak mau mati sia-sia.” Aku merebut lagi kunci itu darinya.

“Siapa bilang saya mabuk? Harus berapa kali saya katakan? Saya sadar betul dengan apa yang saya lakukan.”

Meski Ariq sudah berkali-kali meyakinkanku, tapi aku tidak percaya begitu saja. Sama halnya dengan orang gila, mana ada orang gila yang mau mengaku. Pun dengan keadaan Ariq saat ini.

“Bapak jangan bandel deh! Kalau selama ini saya yang dengerin Bapak, kali ini saya minta Bapak yang dengerin saya!” Aku berjingkat untuk menjangkau kunci mobil yang berada di tangan Ariq.

Di luar prediksiku, Ariq menurunkan tangannya dengan tiba-tiba. Alhasil bibirku bertemu dengan pipinya. Aku menciumnya tidak sengaja.

Tentu aku kaget, tapi Ariq malah senyum-senyum nggak jelas.

“Ya udah, kalau memang kamu ngotot ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status