Share

Bukan Ikhlas

Malam hari ternyata Alif tak kunjung pulang, bahkan aku sekarang bangun kesiangan karena semalaman menunggu kedatangannya.

Aku menyiapkan sarapan terlebih dahulu, lalu mandi dan sarapan sendiri di meja makan.

Berjam-jam aku memikirkan cara, agar Alif menyesal meninggalkanku.

Dan ... fix, ide gila muncul di kepalaku.

"Kenapa tak kukirimkan saja gambar yang kuambil dengan sedikit cara kotor pada Laura. Dia akan melihatnya, lalu ... DOR! Habis kau Alif." Aku berbicara sendiri, lalu tertawa setelannya.

"Kuhancurkan kau Alif!" Tawaku menggema memenuhi ruangan.

Aku langsung mengirim foto ini pada Laura, nomornya tentu saja kuambil secara diam-diam di handphone Alif. Karena aku juga diam-diam mengintip apa sandi miliknya.

"Rasakan kau, Alif! Jika aku tak bisa memilikimu seutuhnya, berarti Laura juga tak akan bisa kembali padamu," ucapku. Lalu menghidupkan sebatang rokok.

***

Alif terdiam merenung di pinggir jalan, tak ada lagi harapan untuknya kembali memperbaiki segalanya.

Perasaannya campur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status