“Kamu sedang berceramah? Aku tidak butuh itu.”
“Tidak aku hanya sedang bicara. Tidak masalah bagiku jika kamu tidak ingin mendengarnya.” Andi lantas menjauh dari Alea ia duduk di lantai sembari menyenderkan punggungnya ke dinding. Ia masih mencoba menghubungi teman-temannya. Sayangnya, tak satu pun yang mengangkatnya. Tentu saja, karena sekarang mereka semua sedan bersenang-senang. Merayakan ulang tahun Syahru hari ini.
Alea masih berusaha minta tolong, sayang ruangan ini di design kedap suara. Jadi percuma saja ia berteriak pada akhirnya tak akan terdengar keluar.
“Kamu punya nomor petugas keamanan?”
“Untuk apa menyimpannya?” kata Alea kesal. Andi juga membenarkan untuk artis sekelas Alea mana peduli dengan hal itu. Andi masih berusaha menelepon seseorang yang sekiranya mampu menolongnya. Sayangnya tak ada. Sekarang baterai ponselnya bahkan tinggal 5%. Sebentar lagi pasti akan mati total.
&l
Reno masih mengikuti Mamahnya sampai ke lantai atas. Meski sejak tadi Ayu hanya diam tanpa ekspresi. Saat tiba di pintu Reno menahan lengannya.“Mah, maafin aku kalau foto itu bikin Mamah sakit hati. Tolong jangan begini, Mah. katakan sesuatu aku benar-benar minta maaf. Jangan bikin aku takut.” Reno mulai mengangkat tangan Ayu lantas menciumnya dengan mata yang sudah basah. Ia tak menyangka jika Ayu akan seperti ini. Sesal kian menyeruak dalam dada pemuda itu. seorang anak yang tega menghancurkan rumah tangganya sendiri. Begitulah dia sekarang.Ayu tak mau menatapnya pandangannya hanya menunduk menatap lantai granit rumahnya yang mengkilap. Reno menyerah ia membasuh wajahnya dengan kasar, saat itu pula menjadi kesempatan bagi Ayu untuk melepaskan diri dan beranjak masuk ke kamarnya.Reno masih tak menyerah, ia mengikuti Ayu sampai ke kamar. Namun, wanitanya itu sama sekali tak acuh ia malah naik ke ranjang dan berbaring di sana. Menarik selimut sampa
Alea begitu picik, menjadikan ibadah sebagai alasan hanya demi bisa berdekatan dengan pria yang ia cintai.“Maaf aku tidak bisa.”“Kenapa?” Wajah Alea langsung memerah, tak menyangka jika usahanya kali ini gagal lagi.“Kamu mau menghadap Allah dengan pakaian seperti ini?” Alea langsung tersentak.‘Benar juga, sekarang bukannya mendapat perhatian darinya. Aku malah semakin terlihat bodoh,’ batin Alea.“Aku lupa.” Andi hanya diam, lalu kembali menyandarkan punggungnya ke dinding. Kali ini ia memejamkan matanya. Tubuhnya sudah lelah sekali. Ia sudah tak peduli jika Alea mungkin akan melakukan hal-hal konyol. Ia hanya ingin mengistirahatkan tubuhnya sebentar saja.“Mas, kamu tidur? Mas Andi?” Alea masih saja mengajaknya bicara. Namun, saat Andi tak merespons apa pun. Ia menyadari kalau pria itu telah tertidur.‘Tidur pun dia masih saja terlihat begitu memesona,’ batin Alea. Ia mengambil ponselnya. Lalu, diam-diam mendekat pada pria itu dan mengambil fotonya. Pikirnya mungkin suatu hari in
“Enggak benar,” jawab Ayu.“Lalu bagaimana dengan anak-anak?”“Mungkin kita bisa kembali sewa asisten rumah tangga.”“Apa kamu enggak mau lagi mengurusku? Jika ada pelayan di rumah itu artinya akan ada wanita lain di rumah kita, kamu yakin enggak masalah dengan hal itu?”“Memangnya kenapa, bukankah tanpa asisten rumah tangga, jika seseorang memang punya keinginan untuk mendua. Di luar pun pasti akan dengan mudah melakukannya.”“Dek, kamu sedang menyindirku.” Ayu hanya menggeleng.“Semalam aku terkunci di gedung itu. Makanya aku tidak bisa pulang tepat waktu.”“Aku tahu,” ucap Ayu yang membuat Andi terheran. Ia tak pernah memberi tahu siapa pun.‘Jangan-jangan orang yang tadi merekamku, sudah menyebarkan beritanya,’ batin Andi.“Siapa yang memberi tahumu?”“Semua orang juga tahu.”
Ayu segera membawa Rania dalam gendongan, tanpa ada keraguan sedikit pun wanita itu membuka pintu mobil. Mengabaikan wartawan yang sudah mengerumuni kendaraan roda empat itu, tak ubahnya seperti semut yang mengerumuni gula. Melihat seseorang yang keluar dari sana. Orang-orang ramai, berbondong-bondong, mengangkat kamera dan menyodorkan microfon dan sejenis alat perekam lain ke hadapan Ayu. berbagai pertanyaan yang menohok mulia mereka lontarkan.“Bagaimana pendapat Ibu menanggapi isu perselingkuhan yang dilakukan suami Anda?” Salah seorang wartawan perempuan itu mengeraskan suaranya. Hanya agar pertanyaannya di dengar Ayu.“Apa kalian akan bercerai?”“Apa nantinya kalian akan melakukan poligami?”Ayu masih diam menatapi mereka yang terus saja bicara tanpa henti. Tangannya mengepal erat, seiring dengan Rania yang semakin menjerit histeris. Ia ingin melangkah maju, tetapi bebe
“Kamu bilang apa tadi? Aku pantas mendapatkannya? Jangan sembarangan Ayu. Harusnya kamu berkaca. Kenapa suamimu berpaling darimu sampai dua kali.” Dari pada membalas kemarahannya Ayu justru tersenyum menanggapi patah demi patah kat yang terlontar dari bibir ranum Alea yang berhiaskan lipstick nude yang glossy. Dari luar terlihat cantik sekali, sayangnya berbanding terbalik dengan ucapannya yang begitu kasar dan setengah berteriak itu.“Memangnya menurutmu kenapa?” tanya Ayu.“Ya jelas karena kamu yang tidak bisa mengurusnya dengan baik. Lihatlah sebagai seorang istri kamu hanya pintar menghabiskan uang suami. Aku tahu kamu pasti menghabiskan banyak uang untuk perawatan wajahmu. Percuma saja jika kamu merawat wajah, tetapi pakaianmu tidak diperhatikan. Pada akhirnya suamimu tetap akan berpaling dan meninggalkanmu lagi.”“Kalau dia memang ingin pergi, ya tinggal pergi. Sejak dulu saya tidak pe
“Alea sebaiknya kita pergi saja, untuk apa masih mengejarnya? Kamu tidak lihat, Andi sudah semarah itu?” Untuk sekian kali Rana mencoba mengingatkan Alea, akan tetapi wanita itu justru tetap kukuh pada pendiriannya. Ia masih saja membuntuti mobil Andi menuju rumah sakit. Ia bahkan sengaja duduk di bangku kemudi.“Aku ingin tahu, apakah dia masih bisa terus berakting pura-pura pingsan di depan dokter?” Alea masih saja mengira jika Ayu hanya pura-pura. Padahal Rana sendiri melihat bagaimana perubahan Ayu saat ia lama terdiam setelah didorong Alea, hingga punggungnya membentur pagar pembatas tangga. Andai saja posisi dia bukan manager. Rasanya ingin sekali menampar wajah Alea untuk membuatnya sadar jika yang dia lakukan salah.Tiba di rumah sakit. Nyatanya Alea hanya menyakiti dirinya sendiri. Pemandangan di depannya benar-benar cukup menjelaskan betapa berartinya wanita yang kini terbaring lemah di ranjang IGD bagi Andi. Lelaki itu selain tak berhenti mengecup punggung tangan istrinya.
Pagi itu Rana terbangun oleh teriakan Alea yang menggema. Ini masih jam 4 subuh, tetapi wanita itu sudah sangat histeris, dengan mata yang masih enggan terbuka, Rana segera berlari, khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk.“Ada apa, kenapa teriak-teriak sepagi ini?”“Rana coba lihat, berapa like yang kudapat dari postinganku semalam? Sudah 1,3 juta like. Ini benar-benar gila, Rana.”“Oh, ya? Kau berteriak hanya karena itu?” Rana hanya bisa menggeleng sembari mengelus dadanya. Seharusnya ia tak perlu buru-buru hanya karena berita yang tak penting. Alea memang tak tidur sejak semalam, sibuk mengotak-atik layar ponselnya. Semalam suntuk ia terus saja memilah beberapa pakaian muslim dan juga kerudung. Ia benar-benar ingin mengubah penampilan atas nama cinta.“Mereka memujiku. Katanya, aku cantik dan anggun. Apakah aku terlihat lebih cantik dengan penutup kepala ini, Rana?”“Setiap wanita yang berhijab memang akan terlihat lebih cantik. Mereka seperti memancarkan aura tersendiri.” Alea la
“Itu baru namanya temanku. Jangan takut istri, untuk apa tunduk sama satu perempuan.” Syahru yang melihat dari kejauhan hanya bisa meliriknya. Ia tahu keteguhan Andi pada pernikahannya sangat kuat. Tak mungkin ia setuju menghabiskan malam dengan wanita lain jika tak ada alasan yang sama kuatnya. Kebetulan saat itu Syahru habis dari toilet jadi, ia tak sengaja mendengar percakapan dua orang itu, yang berada di depan pintu keluar. Andi kembali masuk, kali ini ia diboyong ke lantai atas. Ada tempat karoke dan kamar-kamar yang biasa disewakan untuk praktik prostitusi. Jangan tertipu dengan wajah depannya yang berupa rumah makan jepang, karena saat malam hari tempat ini memiliki fasilitas lain, yang membuatnya tak pernah sepi pengunjung. Khususnya para pria hidung belang. Pakaian pelayan yang berjaga di depan, bahkan sangat jauh berbeda dengan pelayan yang mengantar makanan saat berada di dalam. Rok span panjang super ketat dengan sobekan sampai di atas lutut, menajadi pe