Share

Pembalasan

“Bukan!” sanggah Mas Agus cepat.

Dia segera meraih ponsel yang barusan terlepas dari genggamannya. Mas Agus kemudian memasukkan benda pipih tersebut ke dalam saku celana tanpa memperhatikan apakah panggilan barusan masih tersambung atau sudah terputus.

“Yaelah, sudah tertangkap basah pun masih mengelak,” sindirku sinis.

“Kamu apaan sih? Curiga nggak jelas gitu.” Suara Mas Agus berubah meninggi. Namun gelagatnya kian gelisah. Bukan Mas Agus sekali yang berdiri seperti cacing kepanasan begitu.

“Kenapa, Mas? Ada cacing kremi di pantatmu, ya?”

Mas Agus mendelik marah ke arahku, jelas dia tidak ingin bercanda di saat begini. Tapi aku justru membutuhkan bahan guyonan untuk mendinginkan dada yang membara. Istri mana yang tidak marah mendengar suaminya teleponan dengan wanita lain di sampingnya.

Hilang sudah harga diriku saat Mas Agus memilih wanita lain bahkan ketika berada di sampingku.

“Bergaul aja terus sama ibu-ibu mulut comberan itu. Begini jadinya, kamu tidak bisa menjaga adab pada s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wildatuz Zaqiyyah
next, thor, makin seru..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status