Share

Bab 61

Mulut Rani mengangga menatap pada kepergian Ibu Fatimah yang kembali masuk ke dalam kamar. Suara pintu yang dibanting cukup keras, membuat Rani terkejut. Rasa nyeri terasa menghantam dadanya.

"Apa maksud ibu? Aku harus sadar diri? Sadar diri apa, Bu?" cetus Rani kesal. Rahangnya mengeras menahan gemuruh di dalam dadanya. Ia berjalan cepat menghampiri pintu kamar yang sudah tertutup. Ia ingin mendengar langsung apa maksud dari kalimat yang terlontar dari bibir Ibu Fatimah.

Bruk ... Bruk ...

Rani menghujani pukulan pada pintu kamar Ibu Fatimah.

"Maksud ibu apa? Katakan yang jelas, Bu?" teriak Rani lantang. Tapi sayangnya, tidak ada sahutan sama sekali dari dalam kamar Ibu Fatimah.

"Sialan!" hardik Rani meradang.

____

"Sudah Nyonya biar saya saja," ucap Bik Tum pada Asma yang sibuk berkutat di dapur. Asisten rumah tangga itu takut jika Wisnu marah kepadanya, karena Asma sudah membantunya memasak di dapur.

"Tidak apa-apa, Bik, di kampung aku sudah biasa seperti ini. Lagi pula aku ingin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status