Share

Bab 2 Bertemu Kembali

"Silahkan duduk!" Finn mempersilakan Sean untuk duduk.

Sean segera menarik kursi untuk duduk. Namun, baru saja menarik kursi, dia mendapati seorang wanita yang dia kenal.

'Stela.'

Finn yang melihat Sean menatap Stela, mengartikan kalau Sean terpesona akan kecantikan Stela. "Perkenalkan ini sekretaris saya, namanya Auri." Finn mengenalkan Stela pada Sean. "Auri, ini investor baru perusahaan kita." Finn juga mengenalkan Sean pada Stela.

"Selamat siang Pak Sean, saya Auri." Stela mengulurkan tangan dengan tenang.

"Sean." Sean menerima lembut tangan Stela. Tangan yang sudah lama dia tidak sentuh.

Stela dan Sean berpikir pertemuan bisnis Finn mempertemukan kembali mereka yang sudah sebulan tidak bertemu.

Finn dan Sean melanjutkan perencanaan investasi yang akan dilakukan oleh Sean di perusahaan Finn. Finn menjelaskan semua pada Sean, detail kerja sama mereka dan Stela membantu mencatat beberapa poin yang diminta oleh Sean.

Mata Sean sibuk memerhatikan Stela yang begitu tenang saat bekerja. Tak nampak Stela merasa risih atau terbeban duduk bersamanya.

‘Kamu bisa setenang itu melihatku, ternyata penipu sepertimu lihai menutupi keaslianmu’, batin Sean.

"Bagaimana, Pak Sean, apa yang saya jelaskan sudah dimengerti?" Setelah menjelaskan, Finn bertanya pada Sean.

Sean masih sibuk memerhatikan Stela saat Finn bertanya padanya tentang penjelasan yang diberikan.

Finn melihat jika Sean sedang memerhatikan Stela. "Pak Sean?" tanya Finn memanggil Sean kembali.

Mendengar namanya dipanggil, Sean terkesiap. "Saya setuju untuk berinvestasi di perusahaan Anda, Pak Finn." Sean mengulurkan tangan.

"Terimakasih, Pak." Finn menerima uluran tangan Sean.

Kerja sama mereka pun telah disepakati. Sean yang akan membangun hotel di daerah puncak dan menyerahkan pembangunan pada perusahaan Finn.

"Apa sekretaris Anda ini baru Pak Finn?" tanya Sean pada Finn.

"Iya Pak Sean, apa sangat terlihat sekali dia baru?" Finn menduga kecangungan Stela tertangkap oleh Sean.

"Saya sudah lama bekerja, jadi saya tahu mana yang baru bekerja atau yang sudah lama." Sean berkata seraya melirik Stela. "Tapi, saya sarankan untuk mencari karyawan yang benar-benar baik, terkadang penampilan baik di luar, belum tentu baik di dalamnya," ucap Sean dengan nada sinis dan penuh sindiran.

Stela cukup mengerti maksud dari ucapan Sean. Dia hanya menampilkan senyum tipis di wajahnya saat Sean menyindirnya.

"Saya rasa, saya cukup handal untuk memilih karyawan, Pak Sean. Jadi Anda tidak perlu khawatir." Finn sedikit tidak suka akan ucapan Sean yang seolah penuh sindiran.

Finn merasa ucapan Sean bermakna lain. Dia menerka-nerka, untuk siapa ucapannya itu. Apa dia kenal Auri? Dia nampak menujukan ucapannya untuk Auri, batin Finn.

"Baiklah saya permisi dulu, Pak Finn." Sean berdiri dan menjabat tangan Finn.

"Baik, Pak." Finn menerima uluran tangan Sean.

Sean beralih pada Stela, menatap tajam pada wanita yang telah mengecewakan dirinya itu. Namun, dia berusaha tenang di hadapan Finn. Dia mengulurkan tangannya pada Stela. "Senang bertemu Anda, A .... "

"Auri," jawab Stela menerima uluran tangan Sean.

"Iya, Auri." Sean menyebut nama depan Stela.

Setelah bersalaman dengan Stela, Sean pun berlalu meninggalkan Stela dan Finn.

Stela merasa lega saat Sean sudah pergi. Ada rasa sakit bercampur berdebar saat bertemu kembali dengan Sean. Namun, dia berusaha untuk tetap tenang di depan Finn. Dia tidak mau sampai Finn menaruh curiga jika Sean adalah suaminya.

Finn yang masih memiliki janji dengan tunangannya, akhirnya duduk kembali. "Apa kamu mengenal Pak Sean sebelumnya?" tanya Finn pada Stela membuka pembicaraan saat mereka seraya menunggu tunangannya.

"Apa Anda terpengaruh dengan ucapannya tentang karyawan yang baik?" Stela justru balik bertanya.

"Untuk terpengaruh, saya rasa tidak."

"Apa Anda merasa saya tidak baik?"

Finn melirik Stela yang nampak tenang saat bertanya. "Saya rasa kamu baik."

"Kalau Anda mengatakan saya baik, saya masih punya alasan untuk bertahan di perusahaan Anda."

Melihat Stela, Finn benar-benar di buat penasaran. Ketenangan Stela tak bisa dia artikan sedikitpun. Dia mengingat bagaimana tenangnya Stela saat tadi pagi sedang membacakan jadwalnya. Bagi sebagian wanita yang melihat dirinya, pasti akan bersikap berlebihan memuja ketampanannya.

Namun, berbeda dengan Stela, dia seolah tidak memandang Finn seperti itu.

Beberapa saat kemudian seorang wanita datang, menghampiri Finn.

"Sayang, apa kamu sudah lama?" tanya tunangan saat sampai di meja Finn.

"Sudah."

"Iya maaf," ucap tunangan Finn seraya menautkan pipinya pada pipi Finn.

"Oh ya, Vania, kenalkan ini sekretaris baruku." Finn memperkenalkan Stela pada tunangannya.

Wanita itu memerhatikan Stela dengan seksama. Dipandangnya lekat wajah Stela yang begitu cantik dengan kulit putih dan mata coklat bak kacang kenari.

"Hai aku Vania, tunangan Finn." Vania memperkenalkan diri dan menekankan bahwa dia adalah tunangan dari Finn.

"Saya Auristela, Nona, sekretaris baru dari Pak Finn," ucap Stela dengan sopan.

Vania hanya mengangguk mengiyakan perkenalan dengan Stela. Dia menahan gemuruh di hatinya saat tahu sekretaris Finn adalah seorang wanita cantik.

"Auri, kamu buka meja lagi, saya akan makan dengan tunangan saya," perintah Finn pada Stela.

"Baik, Pak."

Finn menikmati mengobrol dengan tunangannya. Membahas rencana pernikahan mereka. Saat sedang mengobrol dengan Finn, ponsel Vania tiba-tiba  berdering. Vania segera mengangkat sambungan teleponnya agar tidak menganggu orang-orang.

"Halo. Oke, aku ke sana." Vania segera mematikan sambungan teleponnya.  "Sayang sepertinya aku tidak jadi makan siang denganmu, managerku memajukan jadwal pemotretanku. Maafkan aku tidak bisa menemanimu makan siang," jelas Vania.

Finn menghela nafas kasarnya. Hal seperti ini sudah sering terjadi. Kesibukan Vania membuat waktu untuk mereka berkurang.

"Baiklah pergilah."

"Baiklah aku pergi dulu, kamu lanjutkan makannya ya," ucap Vania seraya menautkan pipinya pada pipi Finn.

Finn hanya menahan dirinya untuk tidak marah karena memang mereka sepakat memahami satu dengan yang lain.

Namun, sejenak kemudian dia melihat makanan di depannya. Siapa yang akan makan ini semua?  Finn memilih untuk memanggil Stela dengan isyarat tangan. Dia berniat mengajak Stela menghabiskan makanan yang sudah dipesan.

Stela yang menyadari Finn memanggilnya, berdiri dan melangkah mendekat. "Ada apa, Pak?" tanya Stela setelah menghampiri Finn.

"Temani saya makan, tadi Vania sudah memesan makanan tapi dia ada perkerjaan."

Stela yang mendapat perintah untuk makan bersama Finn, hanya mengiyakan dan duduk di depan Finn dengan tenang.

"Makanlah!" Finn mempersilahkan Stela untuk makan.

"Baik."

Stela makan dengan tenang, tak tampak dia salah tingkah saat berada di depan pria tampan di depannya.

Finn yang menyadari Stela yang tenang bisa menikmati makan dengan nyaman, menarik senyum di ujung bibirnya. "Apa sudah lama kamu menikah?" tanya Finn memecah keheningan makan mereka.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Mengenang kembali Sean Stella ....kangen loh sama mrk
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
mulut sean nyiyir banget sih
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
waaah.. ternyata sean mengagumi sikap tenang ste saat bersama dengan dirinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status