Share

Bab 100

Priya hanya bisa berkata dengan tak berdaya, "Baiklah. Aku hanya tahu marganya Mawardi saja, nggak tahu namanya. Nomor kontaknya seharusnya ada ditulis di bungkusan obat yang dibawa Lillia, coba kamu lihat saja."

"Bahkan namanya saja Nenek nggak tahu, tapi Nenek membawanya untuk akupunktur?" Amarah Claude meledak. Setelah mengatakan itu, dia menutup teleponnya, lalu kembali ke dalam kamar tamu hotel dan mencari tas Lillia. Selain tablet, KTP, dan kunci, sama sekali tidak ada obat yang dikatakan Priya di dalam tasnya. Ekspresinya menjadi sangat dingin. Dia kembali duduk di samping Lillia dan menelepon Priya.

Setelah Priya menerima teleponnya, Claude bertanya dengan sabar, "Apa nama kliniknya?"

"Yah Klinik Setia. Bagaimana dengannya? Padahal dia hanya menjalani akupunktur, sungguh lemah," gumam Priya dengan nada yang tidak puas terhadap Lillia.

Claude mendengus dan menutup teleponnya lagi. Dia menggenggam tangan Lillia dan menyadari pergelangan tangannya dingin. Para dokter itu memeriksa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status