Aku tidak merencanakan untuk jatuh cinta padamu. Semua terjadi begitu saja. Cinta datang tanpa kuundang dan mencintaimu mengalihkan sebagian duniaku.(Byan -Aisyah ~ Dicintai Kakak Ipar 2)***Aisyah masih canggung. Berpasang mata melihat ke arahnya. Ada yang tersenyum senang atas pernyataan Bu Raslina, ada juga yang terlihat tersenyum meremehkan. Kebanyakan yang terlihat tidak suka adalah guru muda seumuran dengannya.Arumi tersenyum lembut. Ia tahu gadis di depannya itu bingung menempatkan diri.“Nak Aisyah tinggal di mana?” tanya Arumi lembut.“Sa-saya tinggal di rumah yang disediakan pihak sekolah di samping Markaz Tahfiz, Bu,” ujarnya terbata.“Ustazah Aisyah ini seorang Hafizah 30 juz, Bu. Selain ngajar di SDIT, dia juga ngajar santri Tahfiz, Bu,” ungkap Bu Raslina.“Masyaallah, Tabarokallah. Byan sepertinya tidak salah pilih calon istri ini,” ucap Arumi tersenyum tulus. Wajahnya terlihat senang mendengar Aisyah seorang hafizah. Hal itu semakin membuat Aisyah canggung.“Aku engg
Allah sudah menuliskan nama jodoh kita. Maka, yang perlu kita lakukan adalah mempererat hubungan dengan Allah. Serahkan semuanya pada Allah. (Byan – Aisyah ~ Dicintai Kakak Ipar 2)***Aisyah terbawa perasaan. Ia Sampai tidak menyadari kalau sedang memeluk erat Arumi sambil berderai air mata menceritakan tentang Lucky dan keluarganya. Sedangkan Arumi dengan sabarnya menenangkan gadis itu.Entah ada apa dengan hatinya, gadis itu begitu terbawa suasana sehingga menceritakan keluh kesahnya tentang laki-laki yang sudah mempermainkan hidupnya itu. Selama ini Aisyah selalu tertutup pada siapa pun kecuali sang ibu dan Santi, sang sahabat. Namun, hari ini ia begitu terbuka menceritakan semuanya. Arumi sangat mengerti perasaan gadis itu. Sejak tadi ia berusaha menenangkan dengan membelai lembut kepala yang berbalut hijab itu.Aisyah mengurai pelukannya. Rasanya malu sekali, apalagi ia mengotori gamis Arumi dengan air matanya.“Mohon maaf, Bu. Gara-gara saya gamis Bu Arumi basah,” ujarnya mal
Cinta itu perasaan dalam hati yang tidak bisa dilukiskan lewat kata-kata. Perasaannya lembut merasuk dalam hati. Karena cinta memberikan senyum di balik kesedihan. Memberikan harapan di balik keputusasaan.(Aisyah - Byan – Dicintai Kakak Ipar 2)Tanpa Aisyah dan Byan sadari, Arumi sejak tadi melihat dari jauh. Wanita itu menghela napas panjang sebelum menghampiri Aisyah dan Byan. Ia berharap waktu yang ia berikan bisa digunakan Byan dengan baik.“Maaf, lama menunggu, ya?” ucap Arumi kembali duduk.“Makanannya hampir dingin, Ma. Mama dari mana aja, sih?” tanya Byan sambil memandang wajah sang mama. Ia sedikit curiga, Byan sangat tahu bagaimana sikap sang mama.Byan tahu Arumi selalu bertindak cepat bila menyangkut kehidupan dirinya dan Erland.“Maaf, tadi Mama mau keluar eh, Tante Riana menelepon,” ucapnya berbohong sambil melirik Aisyah yang menjadi pendengar setia percakapan ibu dan anak itu. Tidak mudah memang membohongi Byan yang sudah mengenal karakternya, tapi setidaknya Aisya
Hati wanita mana yang tak tersentuh. Saat melihat cinta suci dari seorang laki-laki idaman yang selalu berkomitmen kepada agama, kehormatan, dan akhlak.Cinta membangkitkan jiwa dan menata perilaku. Mengungkapkannya adalah suatu kewajaran sedangkan memendamnya menjadi beban.(Aisyah Nur Qolby – Dicintai Kakak Ipar 2)***Setelah mimpi itu, Aisyah tidak bisa tidur lagi. Ia menunggu subuh sembari murojaah. Dengan membaca Alquran hatinya menjadi tenang kembali. Namun, tidak dengan debaran jantungnya yang masih bertalu.“Ya Allah ... detak jantungku masih berdetak tak beraturan. Kenapa wajah Dokter Byan selalu ada di pelupuk Mata ini. Padahal aku tidak lagi memikirkannya. Bisa gila aku, Astagfirullah ... Astagfirullah ...,”ucapnya lirih sambil memegangi dada.Selepas salat Subuh Aisyah jalan-jalan pagi sekaligus belanja.“Ustazah Aisyah, tunggu!” panggil Ustazah Mirna. Gadis yang seumuran dengan Aisyah itu juga tinggal di rumah dinas terpaut dua rumah dengannya.“Kamu kenal Mas Byan di m
Hidup adalah sebuah seni menggambar tanpa penghapus. Maka berhati-hatilah dalam mengambil keputusan di setiap lembaran berharga dalam hidupmu. Kamu hanya perlu meyakinkan hati dan menghilangkan keraguan itu. Berharap keputusan yang diambil adalah baik.(Aisyah – Byan ~ Dicintai Kakak Ipar season 2)Byan mengajak Aisyah ke restoran mewah favoritnya. Restoran itu terlihat sedikit sepi, di tempat parkir hanya terlihat beberapa mobil sport dan mobil mewah lainnya. Byan sengaja membawa Aisyah ke restoran yang tidak terlalu ramai karena ingin Aisyah lebih tenang dalam berbicara.Aisyah terlihat canggung saat mobil Byan masuk ke dalam restoran mewah, lebih mewah dari restoran kemarin yang ia datangi bersama Arumi.“Kenapa harus restoran mewah, Dok. Jujur aku malu menempatkan diri ini,” gumam Aisyah.“Kita turun, yuk!” ajak Byan membuyarkan lamunan Aisyah. Ia melihat Aisyah yang hanya diam saja melihat ke arah restoran. Gadis itu tidak beranjak sama sekali dari duduknya.“Eee, i-iya, Dok.” A
Bahagia itu sederhana, ketika kenyataan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sesederhana, saat kita bisa melihat senyuman orang yang kita cintai.(Abyan Bagus Anggara -- Dicintai Kakak Ipar season 2)***Aisyah kembali canggung saat Byan tidak berhenti menatapnya sambil tersenyum manis. Jantungnya semakin berdetak kencang.“Ya Allah, lama-lama bisa jantungan ini. Jantungku enggak kuat dan akhirnya aku pingsan,” gumamnya gelisah.“Ma-maaf, aku harus segera kembali untuk mengajar,” ujarnya jujur, berusaha tetap tersenyum.“Kenapa cepat sekali, Sya,” ucap Byan kecewa.“Maaf, Dok. Aku harus mengajar santri Tahfiz. Enggak enak kalau mereka menunggu lama,” ujarnya.“Syah, kalau bisa jangan panggil aku Pak Dokter. Panggil Abang, Mas, atau Kakak saja!” pinta Byan.Aisyah yang sejak tadi menundukkan pandangan, mengangguk menanggapi permintaan Byan.“Kamu mau panggil aku apa?” tanya Byan menelisik. Sejak tadi dokter tampan itu tidak berhenti tersenyum.“Dokter Byan mau aku panggil apa?” ta
Namamu yang selalu kusebut dalam doa, izinkan aku menjadi bagian dari hidupmu.(Byan Bagus Anggara – Dicintai Kakak Ipar 2)***Setelah menyuruh Byan mengundang Aisyah untuk makan malam. Wanita cantik yang usianya sudah hampir memasuki 50 tahun itu menggendong Rendra. Sudah saatnya sang cucu mandi sore.“Biar Mama yang mandiin Rendra, Sayang!” pinta Arumi yang diangguki Aida.Aida masih duduk di sofa panjang ruang keluarga sambil makan puding cokelat.Byan merasa canggung. Ia takut bila lama-lama berada di ruangan yang sama dengan Aida, hatinya kembali bergejolak. Ia sudah susah payah mengeluarkan Aida dan menghadirkan Aisyah di hatinya. Meskipun tidak bisa dipungkiri Aida masih ada, tapi ia yakin lama-kelamaan rasa itu akan hilang, seiring berjalannya waktu dan menetapkan Aisyah di hatinya. Ya, hanya Aisyah.“Aku enggak sabar bertemu dengan calon Kak Byan besok,” ujar Aida.“Besok pasti bertemu, Da. Insyaallah kalian berdua akan cocok. Kalian berdua sama-sama wanita hebat dan tanggu
Insyaallah ... sekuat kemampuanku untuk menunggu, seabadi itu pula harapanku padamu.(Byan Bagas Anggara – Dicintai Kakak Ipar 2)***Aisyah masih tercengang mendengar penuturan Byan di depan keluarga dokter tampan itu. Baru kemarin ia mengiyakan untuk proses taaruf. Namun, hari ini dokter tampan itu melamarnya secara langsung. Meskipun ia tahu ini hanya sebuah simbolis untuk melamarnya. Byan pasti akan menemui sang ibu di Bandung untuk meminta restu, tapi tetap saja setelah ini Aisyah akan semakin terikat.Aisyah dilema antara menerima atau menolaknya. Jujur, hatinya sudah terpaut nama dokter tampan itu. Namun, ia juga ingin mengetahui tentang Byan lebih jauh. Byan mungkin saja sudah tahu semua tentang Aisyah lewat detektif rahasia atau agen rahasia lainnya. Secara Byan orang kaya, tapi dirinya? Bagaimana ia bisa tahu tentang Byan kalau tidak melalui proses taaruf satu hingga dua bulan?Hatinya memang sudah mantap memilih Byan. Bahkan hasil istikharahnya pun condong pada dokter tampa