“Tidak usah kaget begitu, sayang. Aku serius dengan ucapanku, ini bukan sebuah candaan. Kalau kau mau, aku bisa menghubungi pengacaraku sekarang juga.”Zayn hendak bangkit namun Mila menahannya.“Jangan, tidak usah.”“Aku ingin membuktikan padamu agar kau percaya aku tidak main-main. Meski pernikahan ini tidak direncanakan tapi aku tidak ingin pernikahan kita berakhir.” Zayn menatap dalam, seolah menegaskan perasaan cintanya yang besar untuk sang istri.“Aku tidak butuh pembuktian dengan hartamu. Kalau memang kau ingin membuatku yakin, buktikan dengan hal lain saja. Contohnya menjadi suami dan ayah yang baik. Hanya itu yang kumau, tidak ada yang lain,” tutur Mila.Zayn mengusap lembut pipi san istri, “Kau memang beda membuatku semakin cinta.” Lelaki itu semakin mendekatkan wajahnya.Tangan Mila dengan cepat menahan pundak lelaki itu, “Bisa tidak kalau malam ini tidur saja. Aku merasa sangat lelah,” cicitnya.Mila tidak bohong, ia memang lelah selain karena melakukan malam pertama yang
Jauh-jauh Livia datang hanya untuk bicara langsung pada Tito mengenai rencananya.“Maaf, Anda siapa ya?” tanya Tito, ia sama sekali tidak mengenal Livia.“Suamiku menikahi mantan istrimu.”Tito terbelalak, “A-apa?”“Bisa kita bicara di dalam?” Meski enggan, Livia tidak mungkin bicara di luar karena pasti ada saja orang yang berlalu-lalang dan mendengar. Ia masih berdiri, enggan untuk duduk.“Silahkan duduk.”“Tidak perlu. Langsung saja pada intinya, aku ingin mengajakmu untuk bekerjasama.”Tito mengernyit, “Bekerjasama apa maksudnya?”“Kau kejar mantan istrimu itu agar dia kembali padamu dan meninggalkan suamiku.”“Kalau bisa dari dulu juga sudah kulakukan tapi Mila menolak,” ucap Tito seadanya, “apa dia tahu kalau suaminya itu suamimu?”Livia menggeleng, “Aku mau kau yang memberitahu padanya. Aku tidak mau namaku ikut terseret, nanti akan kubuat skenario senatural mungkin. Kau harus siap kapanpun aku butuhkan.”Wanita itu melemparkan amplop coklat ke atas meja, “Kalau kurang bisa hu
“Aku akan cari tahu, Bos.”“Jangan merusak moodku. Kalau masih bisa kau tangani sendiri jangan berkata apa-apa padaku.”“Siap, Bos.”Zayn kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Ia sedang diliputi kebahagiaan dan tidak mau ada sedikit saja yang merusaknya meski itu berhubungan dengan istri tuanya.Saat ini yang menjadi prioritas hanya Mila dan anak-anaknya.“Anak-anak mana?” Mila yang baru datang terlihat mengedarkan pandangannya mencari Devan dan Davin.“Mereka ganti pakaian. Sini duduk.” Zayn menarik tangan sang istri untuk duduk di sampingnya.Mila melirik Zayn sekilas, “Masih sakit?”“Jelas. Ini harus diobati nanti malam, ini masa depan kita, sayang,” bisiknya.“Jangan terus bicara begitu.”Wajar Mila risih karena dulu ia dan Tito tidak pernah bicara apalagi melakukan hal intim di depan umum seperti yang Zayn lakukan. Zayn dan Tito memang dua orang yang berbeda dan lebih jelasnya tidak bisa disamakan.“Baiklah. Aku akan diam.” Zayn menahan tawa melihat wajah istrinya yan
“Pelan-pelan, sayang. Aku tidak akan memintanya.” Zayn terkekeh geli sambil menepuk-nepuk punggung Mila.Bagaimana mungkin Mila tersedak jika Zayn tiba-tiba membicarakan soal bayi. Bahkan mereka sebelumnya tidak pernah melakukan pembicaraan sejauh itu.Untuk berhubungan lagi saja Mila masih berpikir ulang.“Tidak usah bicara yang macam-macam,” ujar Mila lalu menaruh gelas di tempatnya lagi.Ia mencoba menutupi rasa gugupnya karena Zayn tiba-tiba membicarakan soal momongan sedangkan mereka saja baru dekat akhir-akhir ini. Menurut Mila itu terlalu cepat, ia belum bisa benar-benar mengenal Zayn.Namanya Zayn, sifat jahiliyahnya masih saja terbawa. Ia lupa tidak memikirkan soal Mila malah memikirkan dirinya sendiri.“Oke. Kita bicarakan lain kali. Bagaimana kalau sekarang kau tanggung jawab.”Kening Mila berkerut, “Tanggung jawab apa? Aku merasa tidak melakukan kesalahan apapun.”Mila tidak ingat insiden tadi yang menyebabkan Zayn meringis kesakitan karena masa depannya ditendang oleh Mil
Tidak ingin ketahuan, nyonya Diva buru-buru pergi. Ia sudah memberikan pesan pada satpam untuk tutup mulut.Sengaja tidak langsung melabrak karena pasti nantinya kedua orang itu pasti akan mengelak. Dada wanita paruh baya itu bergemuruh, tidak percaya jika Livia sampai merencanakan hal selicik ini.“Aku tidak akan tinggal diam.”Nyonya Diva langsung menyuruh orang kepercayaannya menyelidiki Livia dan ibunya. Setelah bukti ada di tangan baru nyonya Diva akan menendang Livia jauh-jauh. Zayn akan diberitahu setelah semuanya jelas.Ibu mana yang tidak akan marah jika tahu anaknya dipermainkan begini.Selain meminta orangnya menyelidiki Livia, nyonya Diva juga ingin tahu soal Mila dan juga anak-anaknya yang Zayn bilang adalah anak kandungnya.Tidak sulit bagi orang kaya sepertinya untuk mengetahui informasi. Hanya tinggal menunggu, informasi akan langsung ada di tangan.“Baru sekarang aku bertemu menantu licik seperti Livia.”Menantu-menantu nyonya Diva sebelumnya tidak pernah ada yang ber
Hari ini Zayn sudah kembali bekerja. Rencananya kemarin gagal, ingin berduaan malah menjagai istrinya di warung agar tidak ada yang menggoda.Sekarang banyak orang yang tahu jika janda kembang itu sudah dinikahi pemilik pabrik. Meski tidak jarang gosip miring beredar yang mengatakan jika Mila menggoda Zayn sampai bisa dinikahi. Ada saja yang tidak suka, wajar karena memang manusia seperti itu.Kita tidak akan bisa membuat semua orang menyukai kita.“Tidak usah diantar, Pa. Kami itu sudah besar, bukan anak sd lagi.” Davin protes saat Zayn akan mengantarnya.“Aku bilang juga apa. Biarkan mereka berangkat jalan kaki bersama dengan teman-temannya,” ucap Mila. Dari awal pun ia sudah mengatakan itu tapi memang dasar Zayn keras kepala.Zayn tidak akan membiarkan pewarisnya berjalan kelelahan dan kepanasan tapi cara ia dan Mila mendidik sudah jelas sangat jauh berbeda. Zayn hanya bisa mengikuti cara Mila karena itu sudah jelas berdampak baik karena memang kedua anak itu tumbuh menjadi sosok y
Kebahagiaan membuncah dalam dada Zayn saat tahu istrinya hamil. Pernikahan mereka baru seumur jagung dan sekarang Mila sudah diberi kepercayaan untuk mengandung buah cinta mereka. Hati siapa yang tidak akan senang dengan kabar seperti ini.Nyonya Diva bahkan merasa beruntung belum sempat bicara macam-macam pada Mila tadi. Mendengar istri dari anaknya mengandung jelas ia ikut bahagia. Mungkin jika belum tahu soal kebusukan Livia yang ada Mila yang akan disudutkan nantinya.“Mami dengar, aku akan punya anak lagi.” Mata Zayn berbinar, terlihat ia begitu bahagia.“Apa iya itu anakmu?”Senyum di wajah Zayn luntur seketika, “Lebih baik Mami pulang, tidak usah di sini,” usirnya.Mood Zayn langsung hancur karena perkataan sang ibu. Jelas Zayn marah karena ia tahu betul istrinya seperti apa. Tidak akan mungkin tidur dengan lelaki lain, selama ini bahkan Mila selalu ada di bawah pantauan sang suami.Tanpa memperdulikan keberadaan ibunya, Zayn masuk ke dalam ruangan. Terlihat Mila sudah sadar, w
Perkataan Livia terngiang di telinga Mila. Perasaannya campur aduk, ia tidak akan mungkin bisa menyangkal fakta apalagi setelah tadi Livia memperlihatkan foto pernikahannya dengan Zayn karena Mila sempat tidak percaya namun Mila sendiri tidak mengatakan kalau dirinya juga istrinya Zayn, ia hanya diam tanpa kata.Satu hari Mila masih diam, mencerna semuanya. Ia tidak bisa langsung bicara karena ingin mendinginkan kepalanya tapi kenyataannya itu tidak berdampak apa-apa karena tetap saja hatinya sakit.Siapa yang tidak akan sakit dan terluka jika dibohongi seperti ini. Apalagi Mila yang awalnya menolak rasanya pada Zayn, kini sudah mengakui malah diterpa badai sebesar ini dalam pernikahan mereka yang baru saja seumur jagung.“Sayang, kenapa menyuruhku cepat pulang? Apa ada yang sakit, atau mau sesuatu?” tanya Zayn yang baru saja datang.Hati Mila langsung perih, sebisa mungkin ia menahan air mata yang akan tumpah. Baru saja beberapa hari merasakan kebahagiaan sekarang ia malah terluka se