Menarik Fransiska semakin dekat dengan dirinya, Leo tahu jika maminya saat ini melangkah kearahnya dan tidak ingin melihat tubuh Fransiska yang hampir terbuka. Hal ini justru menjadi kesalahan besar, kulit mereka saling bersentuhan membuat Leo harus menahan diri tidak berbuat lebih.
“Lepaskan Fransiska atau mami jewer telinga kamu?” Tania menatap Leo tajam, “tutup mata kamu sekarang.”Leo memilih melakukan apa yang diperintahkan, dapat dirasakan Fransiska menjauh darinya. Leo tidak tahu apa yang terjadi, satu hal yang pasti adalah Fransiska pastinya merapikan penampilannya dan tidak lama tempat disampingnya bergerak membuat Leo membuka matanya mendapati Fransiska duduk disamping dengan jarak yang lumayan.“Ceritakan apa yang terjadi?” suara Tania membuat Leo mengalihkan perhatian dan mendapati maminya menatapnya tajam.“Aku yang menggoda Mas Leo dengan menggunakan pakaian ini,” ucap Fransiska langsung membuat Leo menatap tidak percaya.Leo memandang kedua wanita dihadapannya sedang asyik berbicara, Leo mengakui jika Fransiska sangat sopan dan bisa menempatkan hati orang tua dengan mudah. Memikirkan keputusannya mengenai Fransiska, Leo memang sudah menginginkan hal serius dengan Fransiska hanya saja bayang-bayang Putik masih hadir.“Leo, kalau ada waktu kita main kerumah orang tua Fransiska.” Leo menatap maminya bingung, “kita kan pernah bicara dulu disini, nah...kita bicara dirumahnya untuk membicarakan hal serius.”Leo mengalihkan pandangan kearah Fransiska yang mengangkat bahu, “hal serius apa, mi?”“Melamar.” “MELAMAR!”Leo dan Fransiska teriak bersama membuat Tania menggosok telinga menggunakan tangan, menatap mereka tajam. Fransiska yang dekat dengan Tania langsung meminta maaf, Leo tidak memperhatikan yang terjadi dihadapannya. Tidak bisa dipikirkan dengan kepala dingin, maminya dengan mudah mengatakan hal itu sedangkan mereka berdua belum membicarakan
“Kamu sudah membuat keputusan jadinya?” tembak Tania saat melihat Leo berada dirumah.“Mi, aku baru datang sudah ditanya masalah ini.” Leo mencium kedua pipi Tania saat melihat keadaan aman.“Mami hanya mau tahu, kalau kamu berhubungan badan dengan orang yang sudah pernah mami nggak akan peduli tapi kalau kamu mengambil harta berharga seseorang yang hanya untuk suaminya tanpa ikatan mami nggak suka.” Tania memberikan tatapan tajam pada Leo.“Siap, Mi.” “Siap-siap aja, lagipula kalau mami nggak datang tadi pasti kamu sudah melakukan hal lebih.”“Leo sempat sadar tapi tetap saja nggak kuat.” Leo tersenyum kecil membuat Tania menggelengkan kepalanya, “papi kemana?”“Kamar, punggungnya sakit.” “Kebanyakan itu.” Leo memberikan tatapan menggoda membuatnya mendapatkan pukulan kecil di kepalanya, “mami kenapa minta Fransiska panggil dengan panggilan mami? Putik nggak pernah mendapatkan itu dari mami.”
Leo hanya bisa mengikuti perkataan Tania, mendatangi rumah Fransiska bertemu dengan kedua orang tuanya, meskipun bukan untuk melamar tetap saja jantungnya berdetak kencang. Kedua orang tuanya terutama sang mami sudah menyiapkan semuanya dengan bantuan wanita-wanita yang ada dirumah.“Jangan bilang kalau ini lamaran.” Lucas duduk disamping Leo sambil menatap para wanita.“Mami bilang bukan.” Leo menjawab ragu.“Kaya nggak tahu mami aja yang suka membuat kejutan.” Lucas melanjutkan perkataannya yang hanya dibenarkan Leo dalam hati, “kamu sudah menentukan sama Fransiska? Kalau sudah berarti sudah tahu resikonya.”“Aku bahkan belum memikirkan semuanya.” Leo mengatakan dengan ekspresi sedih.Tepukan pelan di bahunya oleh Lucas menandakan bahwa dirinya harus benar-benar sabar, kedua orang tuanya sudah meyakinkan jika semua ini adalah saling mengenal dan pertemuan mereka di restoran hotel tidak membuat mereka nyaman.“Abang
Suasana mendadak hening, Leo yang tidak menyadari masih menatap Fransiska dalam yang menatap Leo dengan tatapan tidak percaya. Tidak tahu berapa lama mereka saling menatap, seakan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, perkataan tiba-tiba yang keluar dari bibirnya juga membuat Leo terkejut hanya saja mencoba bersikap tenang.“Leo,” panggil Tania dengan menggerakkan lengannya pelan.“Kenapa, Mi?” Leo mengalihkan perhatian pada wanita yang ada disampingnya dan memberikan kode membuat Leo terkejut dan hanya bisa menggarukkan kepalanya menatap mereka semua.“Jadi ini kamu melamar Fransiska?” tanya Wijaya setelah suasana menjadi tenang, “kata kamu jangan dulu, jadi kalian berdua sudah membicarakan hal ini dari jauh-jauh hari?” memberikan tatapan penuh selidik.“Bisa dikatakan begitu.” Leo mencoba bersikap santai.“Kamu membutuhkan jawaban dari Fransiska?” tanya Wijaya dengan nada menggoda.“Kami sudah berbicara sebelum in
Memasuki hotel, tempatnya bekerja dengan suasana yang selalu sama setiap harinya. Keadaan hotel tidak akan pernah berubah, berbeda dengan perasaan yang saat ini dirasakan Leo setelah pertemuan kemarin.“Cerah sekali.” Agus menyapa Leo yang sudah berada di lantainya.“Hari baru harus cerah, kita akan melaksanakan rapat mingguan kan?” Leo mengalihkan pandangan ke Agus yang mengangguk pelan. “Semoga mereka sudah siap.”“Kenapa rapatnya harus senin sih, Pak? Kemarin mereka semua pasti sibuk mengatur hotel.” Agus memberikan pendapatnya.“Besok ada rapat di pusat, mau nggak mau harus rapat sekarang.” Leo menjawab pertanyaan Agus yang hanya diangguki “Dadakan juga kemarin Pak Lucas bicaranya.”“Memang nggak bisa ditunda?” tanya Agus yang dijawab dengan gelengan kepala. “Mereka akan siap nanti setelah makan siang.”“Bilang sama Irwan untuk menyiapkan snack selama rapat.” Leo menatap Agus yang hanya bisa mengangguk. “Kamu bisa
Suasana menjadi aneh diantara mereka berdua, perkataan Leo membuat mereka berdua terdiam. Leo sendiri merutuki dirinya yang dengan mudah berkata hal itu, padahal kemarin dirinya sudah melamar dan bertemu dengan keluarga Fransiska dan perkataan tadi bisa membuat semuanya menjadi kacau.“Putik.”“Leo.”Mereka mengucapkannya bersama dan membuatnya saling memandang satu sama lain, secepat kilat Leo langsung mengalihkan pandangan tidak mau terjadi hal-hal yang diluar pikiran dan kendalinya.“Kamu duluan,” ucap Leo membuka suara tanpa menatap Putik.“Hubungan kita tidak akan baik-baik saja kalaupun kembali, lagipula kamu juga dekat dengan penyanyi itu. Aku nggak mau menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian berdua, kalaupun kita kembali itu artinya kamu sudah benar-benar menentukan pilihan ke aku bukan wanita lain,” ucap Putik membuat Leo terdiam dengan mendengarkannya.“Kamu yang membuat semuanya rumit, kedatangan pria it
Mendengar pengakuan Fransiska membuat hati Leo seakan penuh dengan bunga-bunga, tidak tahu harus menanggapi apa tapi tangannya tidak melepaskan genggaman tangan Fransiska sampai masuk kedalam mobil.“Malu ya?” Fransiska langsung menggodanya.Leo menatap Fransiska yang saat ini memberikan tatapan menggoda pada dirinya, menarik Fransiska membuat mereka semakin dekat. Tidak menunggu lama Leo melumat bibir Fransiska lembut, tangan Fransiska berada di lehernya membuat ciuman mereka semakin dalam.“Aku rasa kita harus keluar dari sini, kamu mau kemana?” Leo membelai pipi Fransiska pelan.“Tempat yang kita datangi kemarin, pinggir pantai.” Fransiska menjawab singkat.“Ada masalah?” Leo memandang penuh selidik.“Orang hidup pasti ada masalah.” Fransiska menjawabnya dengan memberikan senyuman lembut.Leo menatap Fransiska yang tidak seperti sebelumnya, membelai wajah Fransiska yang menatap lurus kedepan dan seakan p
Menemani dan membantu seluruh proses pemakaman ayah Fransiska membuat Leo berkenalan dengan saudara-saudaranya yang lain, setidaknya dirinya bukan lelaki satu-satunya ada tunangan Chika yang menemani. Tidak hanya itu keluarganya juga membantu semuanya, mulai dari rumah sakit sampai acara di malam hari. Fransiska hanya duduk dengan tatapan kosong, ditemani oleh teman-teman dari groupnya. Leo dan tunangan Chika menyambut beberapa tamu dan membantu semua proses berjalan lancar, mereka berdua belum memiliki waktu untuk berbicara dengan kedua wanita yang dicintai. Mama Fransiska sendiri lebih banyak diam, ditemani Tania dan juga calon mertua Chika selama proses berlangsung.“Mas, makasih banyak.” Yena membuka suara saat berada dihadapan Leo.“Bukan masalah, kalian akan tidur disini?” Yena mengangguk menjawab pertanyaan Leo “Kalau begitu aku pulang saja.”“Fransiska belum bicara sama sekali,” ucap Yena dengan perasaan bersalah dan tatapan sedih