Kekuatan Zayden sangat besar sehingga membuat Audrey merasa sangat kesakitan dan hanya bisa menahan serangan dari Zayden. Sorot mata Zayden tampak memerah dan dia menggigit bibir Audrey dengan ganas. Kemudian, tangannya yang lain juga langsung bergerak ke bawah dan merobek pakaian Audrey.Audrey sontak terkejut dan berusaha berjuang, tetapi dia tidak punya tempat untuk melarikan diri. Serangan Zayden yang kejam itu membuat pakaian Audrey menjadi robek hingga tidak berbentuk, bahkan tidak bisa menutupi tubuhnya dan membuat Audrey gemetar. Meskipun tidak ada siapa pun di sekitar tempat itu, situasinya tetap berada di jalan yang terbuka. Zayden memperlakukannya seperti ini, apakah pria ini menganggapnya sebagai pelacur murahan yang bisa dihina dengan sesuka hati di jalanan?Kebencian melintas di sorot mata Audrey. Tanpa memedulikan apa pun lagi, Audrey langsung menggigit lidah Zayden dengan sangat kuat. Lantaran merasakan rasa sakit yang luar biasa besar, Zayden pun terpaksa menghentikan
Alih-alih membuahkan hasil, tindakan Audrey justru semakin membangkitkan keinginan Zayden untuk menyiksanya."Kenapa? Kamu juga mau memilih tempat? Kalau memang suci, kenapa malah mengandung anak haram saat menikah? Apa mungkin kamu hanya berpura-pura di hadapanku?" tanya Zayden.Perkataan Zayden yang menghina membuat wajah Audrey memerah, lalu dia berteriak, "Pergi! Pergi!"Dari awal hingga sekarang, Audrey hanya pernah melakukannya dengan Zayden. Alih-alih percaya kepadanya, Zayden malah berulang kali menginjak harga dirinya. Audrey berteriak hingga suaranya menjadi serak, bahkan air matanya juga ikut mengalir tanpa sadar dan terlihat sangat menyedihkan.Melihat tampilannya yang seperti itu, Zayden merasa semakin jengkel. Apa wanita ini begitu menolaknya? Akan tetapi, wanita ini tidak bersikap seperti ini di hadapan Christian. Ketika menatap tampilan menyedihkan Audrey, Zayden semakin kesal dan langsung menggendong Audrey yang telah pingsan ke dalam kamar. Setelah menaruh Audrey di
Setelah mobil Zayden pergi, Christian tetap berdiri di tempat untuk waktu yang lama. Kemudian, dia baru berbalik dalam keadaan pincang setelah bayangan mobil itu sudah tidak terlihat. Ini pertama kalinya dia merasa bahwa dirinya begitu tidak berguna. Dia hanya bisa melihat wanita yang dicintainya dibawa pergi oleh orang lain dan tidak bisa melakukan apa pun. Christian merasa sangat sedih saat teringat dengan kejadian yang terjadi barusan. Dia pun membulatkan tekad untuk menolong Audrey dari tangan pamannya. Saat ini, Christian tenggelam dalam pikirannya sendiri dan tidak memperhatikan suara klakson yang keras dari belakangnya. Mobil yang menekan klakson itu tidak lain adalah mobil Vivi.Setelah mengetahui bahwa Christian telah pulang, Vivi langsung bergegas datang. Satu sisi, dia ingin bertemu dengan Christian yang sudah pergi selama bertahun-tahun. Di sisi yang lain, dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk membuat Timothy berbelas kasihan kepada mereka dengan memandang kehadiran c
Saat mendengar perkataan Christian, raut wajah Vivi seketika menjadi sangat buruk. Dia merasa bahwa Christian benar-benar sudah gila. Masalah paman dan keponakan memperebutkan satu wanita ini merupakan hal yang sangat memalukan bagi keluarga besar mana pun, tetapi Christian sama sekali tidak mempertimbangkan dampaknya."Christian! Dengarkan aku, selama aku masih hidup, jangan berharap aku akan membiarkanmu menikahi wanita itu! Kamu harus menjauhinya karena sekarang dia adalah istri Zayden, yang kalian lakukan ini sudah melanggar aturan!" teriak Vivi.Saat mendengar ucapan Vivi, Christian langsung menepis tangan Vivi dengan kuat dan berteriak, "Sekalipun melanggar aturan, aku dan Audrey sudah berpacaran lebih dulu. Om Zayden sama sekali nggak menyukainya, kenapa dia nggak bisa melepaskannya? Aku nggak peduli dengan pandangan orang lain, aku bisa membawa Audrey untuk hidup di luar negeri."Christian baru saja selesai berbicara, lalu Vivi langsung menampar wajahnya dengan keras dan berkat
Setelah tidur untuk waktu yang lama, Audrey baru kembali sadar dan membuka matanya dengan perlahan. Ketika melihat lingkungan yang sangat asing itu, Audrey baru mengingat kejadian yang terjadi sebelum dirinya pingsan.Begitu bergerak, Audrey seketika merasakan rasa sakit yang luar biasa besar di setiap tubuhnya dan sama sekali tidak bertenaga. Audrey sontak merasa ketakutan dan berpikir apakah hal yang terjadi padanya telah memengaruhi kandungannya. Ketika sedang memikirkan hal ini, Audrey hendak bangkit, tetapi dia justru terjatuh kembali ke tempat tidur karena lemas dan tidak bertenaga.Saat ini, pelayan yang berjaga di luar mendengar gerakan di dalam kamar. Dia pun berjalan masuk dan merasa sangat bahagia saat melihat Audrey telah sadar. Dia lalu berkata, "Nona Audrey, Anda sudah sadar?""Anakku …," seru Audrey."Tubuh Anda baik-baik saja," jawab pelayan itu dengan jujur.Saat mendengar semuanya baik-baik saja, Audrey pun merasa lega. Audrey lalu melihat sekeliling sekilas dan menya
"Mungkin karena dia ingin keluar hari ini dan aku menolaknya, dia menjadi kesal. Bagaimana ini?" jawab pelayan itu.Raut wajah Zayden seketika menjadi suram. Dia pun berpikir bahwa Audrey menjadi semakin berani sekarang. Setelah melakukan hal seperti itu, bisa-bisanya wanita ini masih berpikir untuk pergi. Apa mungkin Audrey khawatir kepada Christian dan buru-buru ingin menemuinya?"Suruh dokter tunggu di sana, aku akan segera datang," kata Zayden dengan ekspresi suram. Kemudian, dia segera memutar kemudi mobilnya dan melaju ke arah vila tempat Audrey tinggal. Lantaran tidak memiliki cara untuk mendapatkan informasi apa pun, Audrey yang berada sendirian di kamar hanya bisa menonton televisi di hadapannya dengan tatapan kosong. Di layar televisi, sebuah drama sekolah yang sangat populer sedang ditayangkan, tetapi Audrey sama sekali tidak tertarik untuk menontonnya. Jika dia masih seorang gadis yang naif seperti dulu, Audrey mungkin akan merasa terharu dengan cerita gadis malang yang b
Saat Zayden berbicara, Audrey merasakan sorotan yang tajam dan dingin tertuju pada dirinya, lalu berhenti pada perutnya yang kecil. Di sana adalah bayi milik Audrey dengan Christian sehingga tatapan Zayden menjadi sangat tajam. Hal itu pun membuat Audrey seketika menjadi bergidik."Karena kamu tidak mau mengobati lukamu, itu artinya kamu tidak peduli dengan tubuhmu. Kalau begitu, anak haram di perutmu juga tidak bisa hidup lebih lama lagi. Aku akan menjadi orang baik untuk membantumu membereskan beban ini," seru Zayden sambil mengeluarkan ponsel dan hendak menelepon dokternya.Melihat hal itu, Audrey langsung bangkit dari tempat tidur dengan panik dan berkata, "Jangan. Kamu pernah janji nggak akan menggugurkannya!"Zayden menggenggam ponselnya dan menatap Audrey dengan dingin sambil berkata, "Sejak kapan kamu berhak bernegosiasi denganku?"Audrey merasa bulu kuduk di tubuhnya seketika bergidik. Nada bicara Zayden tidak seperti sedang ingin memaksa menggugurkan kandungannya, tetapi seol
Audrey berkata dengan suara dingin dan menolak perhatian dari Zayden. Sebab, Audrey tidak tahu, apakah Zayden akan berubah pikiran dalam sekejap nantinya. Di sisi lain, Zayden baru saja merasa sedikit bersalah, tetapi perasaan itu sontak berkurang ketika dirinya melihat ekspresi dingin Audrey. Kelihatannya, Audrey juga tidak berharap mendapatkan obat jika bukan dari orang yang dicintainya. Kalau begitu, untuk apa dia harus ikut campur?"Kalau begitu, tidak perlu urus dia. Pastikan saja dia tetap hidup," ucap Zayden sebelum berbalik dan pergi.…Zayden pun mengemudi dan meninggalkan vila sambil menatap jalanan yang luas. Ini pertama kalinya Zayden merasakan dirinya tidak tahu harus pergi ke mana. Dia sudah terbiasa melihat sosok Audrey yang muncul di hadapannya, tetapi sekarang….Setelah melamun sejenak, akhirnya Zayden mengemudikan mobilnya ke arah perusahaan. Ini juga merupakan salah satu kebiasaan Zayden. Ketika menghadapi masalah yang menyebalkan, dia akan sepenuhnya tenggelam dalam