Mau tunggu gebrakan Galang berikutnya, baca bab berikutnya ya bestie.
Resort yang disewa Galang langsung menghadap ke pantai, cocok untuk healing. Galang mengambil kamera, mengabadikan spot pantai yang indah, ditingkahi dengan ombak yang berlari mencapai bibir pantai. “ Sayang, mana ponselku?” tanya Galang. “ Mama amankan , kita lagi relaksasi mengumpul tenaga dan pikiran untuk rapat dengan para pemegang saham. Papa tolong ganti bajunya Sinar dan basuh badannya agar segar. Mama mau pesan makanan untuk makan siang. Papa mau makan apa?” tanya Ghea. “ Apapun yang mama pesan, aku ikut saja.” Jawab Galang lalu memanggil Sinar. “ Pa, man…di la…ut.” “ Sinar makan dulu, tidur lalu sorenya bisa mandi di laut.” Bujuk Galang. “ A..di .. su..dah..bo..bo..” “ Hum, bobo lagi biar Sinar kuat berenang?” bujuk Galang. Ghea tersenyum melihat Galang membujuk Sinar. Membiarkan Galang mengeluarkan semua bujukannya agar Sinar paham dan mengikutinya. “ M..am.. Sinar bo..bo..” “ Eh ! Makan siang dulu, mama pesan ayam goreng kesukaan Sinar.” Bujuk Ghea. “ Ho..yeee…”
Setelah menikah dengan Yasmin Galang mengetahui sepak terjang pak Pringgodihardjo , dekat dengan orang-orang pemerintah. Kemampuannya melobi proyek-proyek besar pemerintah, tentunya setelah melobi mereka menang tender, kantor pun sibuk entertainment para pejabat mulai jamuan makan disertai gift terselubung dan plesiren ke luar negeri. Dalam hal ini bonus yang merupakan hak karyawan ditekan. Perlahan-lahan Galang berbalik cara melobi , untuk urusan pemerintah biarlah mertuanya yang menangani. Diam-diam Galang membuat proposal proyek , survey lapangan dan sebagainya untuk kemudian mencari investor untuk kerjasama. Sempat terjadi ketegangan antara mertua dan menantu. Proyek mall di Jayapura dan proyek perkantoran di Surabaya adalah proyek gagasan Galang. Perselingkuhan Yasmin, Galang perlahan-lahan menjauhkan dirinya dengan keluarga Pringgodihardjo. Mereka tahu Galang sangat mencintai Yasmin, mendesak Galang ke Spanyol, mengambil paksa Yasmin , membawa kembali ke Indonesia. Mere
Galang meminta surat perintah, diberikan oleh aparat kepolisan, langsung menghubungi Rio dan pengacaranya. Di kantor polisi, nampak pak Hartono didampingi kuasa hukumnya. Galang diajak masuk ke ruang interogasi, ditanya beberapa hal sehubungan dengan proyek pembangunan perkantoran di Surabaya “ Bapak akan dibawa ke Surabaya untuk mempertangungjawabkan ambruknya gedung perkantoran di Surabaya .” “ Baik, saya akan mengikuti semua prosedur hukum, perkenankan saya pulang sebentar pamit dengan isteri saya. Dia tidak tahu kalau saya diangkut.” Jawab Galang tersenyum sinis. “ Maaf pak, permintaan bapak tidak dapat kami penuhi.” Galang memaki “ Damn it !” langsung bangkit berdiri dengan sorot mata kejam. Galang hanya diperkenankan bertemu dengan kuasa hukumnya. Melalui ponsel kuasa hukumnya, menelpon Rio untuk mengawal isterinya . “ Katakan saja aku ke Surabaya untuk mempertanggungjawabkan proyek perkantoran. Tolong siapkan beberapa pakaian dan alat kebersihan serta beberapa buku. Ist
Manusia adalah makluk yang terbatas , sering dalam kelemahan, keletihan, kelesuan dan berbeban berat. Masalah yang dihadapi Galang membuat Galang akhir-akhir ini semakin tak terkendali.Galang menjadi impulsif, kadang-kadang tanpa memikirkan akibatnya membuat Ghea was-was, belum lagi Sinar yang akhir-akhir semakin minta perhatian lebih pada Ghea dan Galang karena selama ini suster yang selalu mendampinginya telah dipecat Ghea. Sejak kembali dari Surabaya, Galang berubah menjadi sensitif, kesalahan sedikit, salah bicara, meninggalkannya sedetik saja sudah membangkitkan emosinya. Sebagai isteri ,Ghea berusaha memberikan yang terbaik bagi suaminya dan anaknya, Sinar. Salah satu kelemahan Ghea adalah tidak kuasa menolak, apa yang diminta Galang selalu diikutinya. Galang semakin posesif , Ghea harus didekat Galang, tidak boleh jauh dari pandangan mata Galang, begitu Ghea sibuk dengan pekerjaan rumah, menidurkan Sinar, terdengar suara Galang berteriak memenuhi seluruh rumah. “ Ghea..!!”
Ketika mereka sedang meraih puncak kenikmatan, terdengar suara-suara sekuriti dan jeritan tante Sukma masuk ke kamar tidur mereka. Galang yang mendengarnya langsung emosi karena kenikmatannya yang sudah di ujung puncak, dilibas oleh suara-suara yang mengganggu konsentrasinya. Ghea tahu jika Galang emosi, ledakan emosinya bisa berakibat menjadi beberapa puing kata-kata tidak sopan , lemparan dasyat, apa yang ada di depan matanya dan menghalangi dirinya ditendang, dibanting dan dilemparnya. Ghea menatap Galang, " Jangan dengarkan, kita selesaikan . Sudah hampir mencapai puncaaakk," bisik Ghea memagut tubuh Galang , mengajaknya meneruskan permainan cinta mereka. Mendengar perkataan Ghea, tanpa mengurangi frekwensi goyangannya, Galang terus menggoyangkan tubuhnya, mereka saling menatap seolah mengajak mata mereka bercumbu, bibir mereka saling berpagut, tubuh mereka bersatu, kaki mereka saling melilit tidak ingin melepaskan kenikmatan yang sedang menjalari seluruh tubuh mereka. Akh
Galang kemudian menceritakan kejadian sewaktu keluar dari tahanan kepolisian, sementara pengawalnya membeli kopi di coffe shop, Galang menunggu di depan swalayan . Karena mengantuk sebab sulit tidur di sel tahanan dengan beberapa tahanan, Galang tertidur di kursi yang didudukinya. Dia terbangun ketika seseorang menyentuhnya , dilihatnya ada dua kaleng bir di samping travel bag, langsung diambil, akan diteguknya, tapi dua orang memakai masker dan jaket menghampirinya menyenggol tangannya kaleng bir yang akan diteguknya jatuh. Tidak lama pengawalnya datang membawa kopi pesanan Galang, Galang yang linglung tidak tanggap atas kejadian tadi hanya bingung melihat kaleng bir yang akan diteguknya jatuh ke lantai teras swalayan. Pengawalnya langsung berlari mendekat melihat keadaan yang mencurigakan, mengamankan Galang. Kedua pria misterius itu berbisik,” Jangan sentuh kaleng bir baik yang jatuh maupun yang masih utuh, sudah diracuni, cepat bawa bosmu ke bandara.” “ Jadi mas bukan mab
Galang membuka master plan , konsep rencana pembangunan kantor perusahaan yang menyatu dengan tempat tinggal mereka dan beberapa karyawan. Gedung berlantai tiga beraristerktur gaya Lamin dimana ada kantor bersatu dengan tempat tinggal karyawan serta pemukiman warga.Gedung perkantoran dan pemukiman terletak di tengah hutan kecil . “ Tidak semua area hutan yang kami beli, pohonnya dibabat ,menyisakan sebagian di pinggir hutan untuk kelestarian lingkungan hidup.Menurut pak Jasminto hutannya banyak pohon dan tanaman lindung yang akan kami lestarikan. Kami akan buat kantor dan pemukiman sebagai kawasan konservasi bernilai tinggi , bebas polusi.” Kata Galang dengan nada bangga. " Sayang bagaimana pendapatmu ? " tanya Galang. " Siapa yang membuat semua ini mas?" tanya Ghea membuka lembaran-lembaran “ Mas serahkan seluruhnya kepada jasa konsultan dibantu pak Jasminto dan anaknya. Mereka akan bekerjasama untuk mendirikan perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor.Lokasinya di K
Saat mengalami kegagalan, Galang merasakan kehancuran hati dan hampir menyerah . Dia merasa mustahil untuk bangkit kembali dari keterpurukannya. Tapi Ghea selalu menyemangatinya dari hari ke hari , minggu ke minggu mencuci otak Galang yang dipenuhi dendam dan kebencian agar melepaskan dendam dan benci yang ada di pikiran dan hatinya. " Bebaskan hatimu dari dendam dan benci. Akar kebencian bermula dari dalam hati. Kecenderungan hati yang benci akan membuahkan dendam. Sama sepertiku , benci pada tante Joani dan Frenya membuahkan dendam yang sulit kulepaskan. " Kata Ghea. Kedatangan Gatot ke rumah mereka membuka pikiran Galang, hinaan dan masalah yang dihadapinya telah mengubah Galang menjadi lebih humanis. Galang yang superior berubah, kata maaf dan terima kasih terasa mudah mengalir dari mulutnya. Kehadiran Gatot, disusul dengan kedatangan Galley akhirnya ketiga sahabat kembali berkumpul .Mereka sepakat mengadakan crowndfunding, penggalangan dana dari sejumlah orang untuk memodal