Share

36. Reaksi Papa

Aku melihat raut kecewa di wajah kedua orang tuaku. Mama yang selama ini gencar membujukku untuk menerima mas Haris, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Mungkin kedua orang tuaku kecewa, karena dari pihak mas Haris belum ada omongan untuk kelanjutan hubungan kami. Belum juga membawa orang tuanya ke rumah untuk melamar, tapi tiba-tiba saja mas Haris sudah menyebut bahwa dia adalah calon suamiku. Tak berbeda dengan kedua orang tuaku, aku pun merasa kecewa dan diremehkan oleh mas Haris. Dia dengan entengnya mengatakan, kalau aku adalah calon istrinya. Padahal belum ada ikatan apa pun di antara kami.

“Haris, duduk dulu di situ! Sebaiknya kita bicara baik-baik dan meluruskan semuanya.” Papaku berkata sambil menunjuk sofa yang kosong, kode agar mas Haris duduk di tempat yang papa tunjuk.

Mas Haris pun menuruti apa yang papaku perintahkan, walaupun aku melihat sorot mata kurang suka karena perintah papaku tadi. Mas Haris sepertinya ingin mendekati dan merebut hati Pasya, yang sedang asyi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status