Share

38. Munajat Cinta

Aku baru saja selesai salat isya, ketika ponselku berdering. Aku buru-buru meraih benda pipih itu, agar bunyinya yang nyaring tak membangunkan Pasya yang sudah tidur pulas. Hatiku berdesir ketika melihat nama mantan suamiku terpampang di layar ponsel. Tak mau menunggu lama, aku angkat panggilan telepon tersebut.

“Assalamualaikum. Halo, Mas,” sapaku.

“Wa’ alaikumsalam. Hai, Manda. Sedang apa? Sibuk, ya? Pasya sudah tidur belum?” sahutnya yang membuatku mengulum senyuman, karena mas Haikal langsung memberondong dengan berbagai pertanyaan.

“Aku baru saja selesai salat isya, Mas. Sedang Pasya, sudah tidur dari selepas magrib. Tidur siangnya cuma sebentar soalnya. Makanya cepat mengantuk. Biasanya kalau tidur siangnya cukup, dia tidur di atas jam tujuh malam. Kamu sendiri sudah salat isya belum, Mas?” ucapku. Aku tiba-tiba menutup bibirku dengan telapak tangan kanan karena baru menyadari, kalau aku terkesan perhatian pada mas Haikal dengan pertanyaanku tadi. Aku pun merutuki diri ini dalam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status