Share

121 Skandal, Skandal, Skandal

“Nggak diangkat?”

Miko menoleh dan menggeleng. “HP Cantika mati. Gue cuma mau ngabarin pulang telat, sih. Tadi lupa bilang.” Dia kembali duduk di sebelah Olin.

“Emang kalian nggak chat-an?” tanya Olin menelengkan kepala untuk menatap wajah Miko.

“Kalo kerja? Jarang. Hari ini chat terakhir dari dia cuma ngasih tau dia bakal lembur.”

Olim manggut-manggut. “Mungkin dia lagi sibuk sama kerjaannya. By the way ... jangan bilang Cantika kalo lo nemenin gue ke sini.” Tangannya menggenggam sepotong kertas berisi nomor antrian.

“Kenapa? Kita kan belum tau hasilnya, itu baru dugaan gue aja. Lo tetep harus jalanin pemeriksaan.”

Olin menggeleng pelan dan bersikeras. “Jangan. Gue nggak mau dia khawatir.”

Tidak ada lagi yang diucapkan oleh Miko. Lelaki itu menggenggam ponsel dengan kedua tangan seraya memandanginya. Mereka diam selama beberapa saat. Suara-suara orang yang berseliweran, alarm giliran masuk, serta aroma disinfektan mengisi kekosongan mereka. Sampai Olin kembali bersuara.

“Oh iya, lo y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status