Share

26. Perceraian

Sehari kemudian, Neini baru sadarkan diri. Sorot mata sayu dan tua mengabsen satu per satu. Semua tampak di pandangan. Anak dan menantunya masih setia menunggu dengan raut wajah lelah juga lesu. Neini menarik napas panjang untuk memberi sedikit ruang di dada yang terasa agak sesak.

"Alby, Ibu mau minum." Mintanya, menyentuh tangan Alby yang paling dekat dengan ranjang.

Suara itu bagai toa yang mengejutkan. Mereka kompak berdiri dan mendekat. Menanyakan kondisi sang Ibu yang masih tampak jelas lemahnya.

"Ibu sudah sadar, syukurlah. Biar Barra panggilkan dokter dulu." Barra berbalik, Alby mengambil minum. Lalu Ervi dan Astrata memijat Neini.

Neini menggeleng, lalu berkata, "Tidak perlu. Ibu hanya ingin minum."

Barra berhenti dan kembali duduk. Menunggu Alby membantu Neini untuk minum.

"Ibu ingin bicara dengan Barra. Hanya dengan Barra." Neini menatap Barra Farzan.

Setelah semua keluar, Neini mulai melempar tanya pada anak sulungnya itu.

"Siapa Hiro?"

Dua kata yang membuat Barra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status