Share

Bab 48

“Zoya pulang!”

Zoya memasuki rumahnya yang setiap hari sepi. Entah sampai kapan rumah yang selama ini menjadi tempat singgahnya selalu sepi. Terkadang Zoya jenuh, tapi ia tidak boleh marah karena takdirnya sudah seperti ini.

“Dari mana saja kamu?” seorang lelaki berusia sekitar 60 tahun berjalan kearah Zoya dengan wajah terlihat marah.

“Kenapa telepon dari Papa tidak kamu jawab, Zoya?”

Zoya tetap diam, perempuan itu duduk bersandar pada sofa dengan mata tertutup rapat. Telinga Zoya seakan sudah tuli setiap hari mendengarkan ocehan dan ceramah dari orang tuanya.

“Zoya capek, Pah, mau istirahat dulu,” kata Zoya, masih di posisi yang sama.

“Jawab dulu pertanyaan Papa, kenapa kamu tidak menjawab telepon dari Papa?”

“Tadi ban mobil Zoya pecah, Pah, untung ada Waldi yang bantu,” jelas Zoya.

“Zoya, mau sampai kapan kamu terlihat seperti perempuan murahan, hah? Waldi sudah punya istri dan hidup bahagia, kamu juga harus mencari kebahagiaan kamu sendiri. Sudah cukup membuat malu orang tuamu, ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status